Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 10 Oktober 2022, Kita Adalah Tanda Imago Dei
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Kita Adalah Tanda Imago Dei (Gambar Allah).
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Kita Adalah Tanda Imago Dei (Gambar Allah).
Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan Injil Lukas 11:29-32.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Senin 10 Oktober 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Ibu Bapak/Saudari/a yang terkasih dalam Yesus,
Dalam hidup dan menjalani kehidupan ini, kita selalu dipenuhi dengan Tanda atau Simbol. Dan setiap Tanda atau simbol itu selalu mewakili sesuatu yang lain.
Maka Tanda atau simbol itu sebenarnya sedang menggambarkan sesuatu di balik tanda itu.
Contoh, kalau matahari mulai terbit itu tanda hari baru dimulai, begitu juga saat terbenam itu tanda hari akan berakhir.
Seorang anak adalah tanda atau simbol dari orangtuanya atau mewakili orangtuanya.
Injil Lukas hari ini juga berbicara tentang Tanda yaitu Tanda Nabi Yunus.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 10 Oktober 2022, Apakah Kita Termasuk Angkatan yang Jahat?
St. Lukas menggambarkan pengajaran Yesus dengan mengambil Nabi Yunus sebagai tanda bagi bangsa Niniwe yang pada saat itu terkenal sebagai bangsa yang tak mengenal Tuhan dan berlaku jahat di hadapan Tuhan.
Kisah Nabi Yunus yang diangkat oleh Yesus itu juga sekaligus dikonfrontasikan dengan DiriNya di hadapan Bangsa-Nya sendiri yang disebutNya sebagai “Angkatan yang Jahat”.
Yesus mengecam mereka sebagai Angkatan yang jahat karena mereka terlalu memikirkan egoisme mereka sebagai bangsa pilihan Yahwe sampai-sampai tak mengenal “Siapakah yang sedang berbicara kepada mereka”.
Karena mata hati mereka tertutup oleh kesombongan spiritual sebagai bangsa pilihan Yahwe dan meminta tanda dari Yesus untuk menunjukkan bahwa mereka adalah bangsa pilihan Allah.
Namun mereka lupa bahwa Yesus sendiri adalah Gambar Wajah Allah sendiri, “Imago Dei”.
Kesombongan spiritual inilah yang menutupi kesadaran mereka akan kehadiran Yesus yang adalah Allah itu sendiri.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Oktober 2022, Kunci Kebahagiaan Seorang Ibu
Ibu bapak saudari/saudara terkasih
Kita semua yang menyebut diri sebagai orang Katolik adalah juga pengikut Kristus Yesus Tuhan kita.
Karena oleh pembaptisan kita masuk dalam kalangan “Anak-anak Allah”. Oleh pembaptisan itu kita juga pada saat yang
sama menjadi ciptaan baru “Imago Dei”, Gambar wajah Allah, seperti dalam kitab Kejadian 2: 27: “Maka
Allah menciptakan manusia itu menurut GambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia, laki-laki dan
perempuan diciptakanNya mereka”.
Maka oleh pembaptisan itu kita menjadi Tanda atau Gambar Allah yang berbelas kasih dan penuh cinta.
Predikat Gambar Allah itu sebenarnya secara legal maupun moral melekat dalam diri kita yang menyebut diri Kristen Katolik oleh pembaptisan kita.
Namun kadang dalam hidup harian kita, kesadaran diri sebagai Gambar Wajah Allah atau Tanda kehadiran Allah ini menurun bahkan bisa dikatakan ke titik nol.
Ini terlihat dalam hidup harian kita, Orangtua maki anaknya, anaknya maki balas orangtua.
Guru pukul atau maki murid dan murid juga pukul atau maki balik gurunya. Suami pukul atau maki istri begitu juga
istri balik pukul atau maki suami.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 7 Oktober 2022, Tekun dalam Doa
Lebih buruk lagi tidak hanya sampai pukul atau maki tapi sampai membunuh orang lain yang dianggap sebagai lawan atau musuh kita.
Dan masih ada banyak contoh lain yang bisa kita jadikan bukti bahwa kita sendiri mengkhianati “wajah Allah” dalam diri kita sekaligus wajah Allah dalam diri orang lain yang adalah juga ciptaan Tuhan sendiri.
Kita tidak mampu menghadirkan Wajah Allalh bagi orang lain. Gambar Wajah Allah itu bukan hanya dalam diri manusia tapi juga dalam seluruh ciptaanNya.
Dewasa ini, ada begitu banyak bentuk penjajahan atau kolonialisme modern yang mencederai Wajah Allah dalam alam
ciptaanNya hanya untuk kepentingan orang-orang kaya yang berduit dan menggunakan uang hanya untuk
merusak alam ciptaan ini.
Termasuk di dalamnya kesombongan spiritual orang beragama yang dibalut dengan Fundamentalisme dan Fanatisme menghasilkan fatalisme bagi orang lain yang tak sepaham.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 10 Oktober 2022, Tanda Nabi Yunus
Maka pada hari ini, kita diajak untuk kembali sadar akan citra kita sebagai “Tanda atau Gambar Wajah Allah agar kita mampu berlaku sebagai orang yang membawa wajah Allah bagi orang lain atau sebagai tanda kehadiran Allah bagi orang lain dan ciptaanNya sekaligus juga melihat orang lain atau alam ciptaan lain sebagai Gambar Wajah Allah atau Tanda kehadiran Allah di tengah-tengah dunia.
Jika kita semua mampu melihat diri dan orang lain serta alam ciptaan itu sebagai Tanda Kehadiran Allah, maka kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah kita. Semoga. *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Senin 10 Oktober 2022

Bacaan Pertama: Galatia 4:22-24.26-27.31-5:1
Kita ini bukanlah anak dari wanita hamba, melainkan dari wanita merdeka.
Saudara-saudara, ada tertulis bahwa Abraham mempunyai dua orang anak, seorang dari wanita yang menjadi hambanya dan seorang dari wanita yang merdeka.
Tetapi anak dari wanita yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging, dan anak dari wanita yang merdeka itu oleh karena janji. Ini adalah suatu kiasan.
Sebab kedua wanita itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari Gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, yaitu Hagar.
Tetapi yang lain adalah Yerusalem surgawi, yaitu wanita yang merdeka, ibu kita. Karena ada tertulis, "Bersukacitalah, hai wanita mandul yang tidak pernah melahirkan!
Bergembira dan bersorak-sorailah, hai wanita yang tidak pernah menderita sakit bersalin!
Sebab wanita yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai anak lebih banyak daripada yang bersuami."
Karena itu, Saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak dari wanita hamba melainkan anak-anak dari wanita yang merdeka. Sebab Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita benar-benar merdeka.
Karena itu berdirilah teguh dan jangan tunduk lagi di bawah perhambaan.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 113:1-2.3-4.5a.6-7
Refr. Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi? Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur.
Bait Pengantar Injil
Refr. Alleluya, alleluya.
Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, dan janganlah bertegar hati.
Bacaan Injil: Lukas 11:29-32
Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus.
Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat.
Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus.
Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini.
Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka.
Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih besar daripada Salomo!
Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya.
Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih besar daripada Yunus!"
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS