Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 10 Oktober 2022, Apakah Kita Termasuk Angkatan yang Jahat?
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan Apakah Kita Termasuk Angkatan yang Jahat?
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan Apakah Kita Termasuk Angkatan yang Jahat?
RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk Galatia 4:22-24 26-27 315:1, dan bacaan Injil Lukas 11:29-32.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Senin 10 Oktober 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Ketika kita ingat bahwa Sara mengandung dan melahirkan anaknya Ishak pada usia yang sudah sangat tua, usia yang secara biologis dan psikologis yang tidak mungkin akan terjadi, tapi justru terjadi.
Inilah sesungguhnya terjadinya peristiwa iman dalam hidup kita. Bahwa Allah tak pernah mengingkari janjiNya.
Sesuatu yang tidak mungkin lagi terjadi tapi ternyata telah terjadi. Betapa dahsyat misteri Allah ini dinyatakan.
Kini janji Allah itu sudah terpenuhi. Ishak telah dilahirkan dari perut Sara, seorang perempuan yang merdeka.
Seorang perempuan yang telah sangat lanjut usianya, tapi mengandung dan melahirkan Ishak bukan karena keinginan daging.
Tapi mukjizat Allah atau daya kekuatan rahmat Allah yang bekerja. Sekaligus juga merupakan simbol kesetiaan dan kepenuhan iman Abraham akan Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 9 Oktober 2022, Pergilah, Imanmu Telah Menyelamatkan Engkau
Bagaimana dengan sikap kita kaum beriman yang hidup di zaman sekarang? Apakah kita termasuk dari bagian yang menurut Yesus disebut dengan angkatan yang jahat itu?
Karena mata batin kita sering kali telah menjadi buta. Di mana kita sering mendengar pewartaan Injil dan ajaran iman tapi hati kita masih bebal, bodoh dan lamban mengerti.
Meskipun berbagai peristiwa iman tetjadi, namun kita tetap tidak bisa melihatnya dan percaya. Bahkan kita masih menuntut tanda dari Yesus.
Mengapa kita masih menjadi sombong? Mengapa mata batin kita tidak langsung mengakui, bahwa tanda yang dituntut itu adalah penderitaan dan penyaliban, wafat dan kebangkitan Kristus.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 9 Oktober 2022, Rela Menderita demi Sesama
Itulah tanda kepenuhan iman. Tanda hidup yang membebaskan dan yang memerdekakan kita.