Doa Harian Katolik

Doa Harian Katolik, Ibadah Sabda Minggu Biasa XXVIII 9 Oktober 2022, Susunan dan Teks Lengkap

Untuk ibadah tanpa imam, berikut ini disediakan teks lengkap Ibadah Sabda Hari Minggu Biasa XXVIII Tahun Tahun C, Minggu 9 Oktober 2022.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/KOMISI KOMSOS K. PADANG
MAMON - Ilustrasi Yesus dan murid-murid-Nya mengadakan perjamuan bersama. Perayaan ekaristi dan atau ibadah sabda merupakan momen mengenangkan dan menghadirkan kembali perjamuan bersama Yesus Kristus yang telah menyediakan tubuh dan darahnya sebagai santapan jiwa. 

07. BACAAN PERTAMA (2Raj. 5:14-17)

L : Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja.

Maka turunlah Naaman membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!" Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan, sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa." Dan walaupun Naaman mendesaknya supaya menerima sesuatu, ia tetap menolak. Akhirnya berkatalah Naaman: "Jikalau demikian, biarlah diberikan kepada hambamu ini tanah sebanyak muatan sepasang bagal, sebab hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan kepada allah lain kecuali kepada TUHAN.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U : Syukur kepada Allah.

08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN

Refren (Mzm. 98:2b)

Tuhan telah menyatakan keselamatan yang dari padaNya, di hadapan para bangsa.

Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4

Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. (Refren)

TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa. Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel. (Refren)

Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah! (Refren)

09. BACAAN KEDUA (2Tim. 2:8-13)

L : Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius.

Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."

Demikianlah Sabda Tuhan.

U : Syukur kepada Allah.

10. ALLELUIA (1Tes. 5:18)

P : Alleluia

U : Alleluia

P : Bersyukurlah dalam segala hal, * sebab itulah yang dikehendaki Allah bagimu dalam Kristus Yesus.

U : Alleluia

11. INJIL (Luk. 17:11-19)

P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Lukas.

Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!" Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."

P : Demikianlah Injil Tuhan.

U : Terpujilah Kristus.

[Bisa menyanyikan sebuah lagu singkat yang cocok]

12. RENUNGAN SINGKAT

Saudara-saudari terkasih, kita baru saja mendengarkan kisah penyembuhan sepuluh orang kusta. Ada banyak sekali hal yang bisa kita pelajari dari kisah ini. Salah satunya adalah kita mesti tahu berterima kasih kepada Tuhan atas segala hal baik yang kita terima dari kemurahan-Nya.

Kali ini kita fokuskan satu poin lain yang juga ingin disampaikan oleh Injil ini kepada kita, yaitu tentang pengalaman iman secara pribadi.

Disebutkan bahwa kesepuluh orang kusta itu berdiri jauh dan memohon kepada Yesus agar mereka dikasihani. “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Yesus kemudian menjawab agar masing-masing mereka pergi kepada imam. Dalam dunia Perjanjian Lama, sebagaimana tertulis dalam kitab Ulangan bab 12, tertulis bahwa kalau orang disembuhkan dari kusta, ia wajib memperlihatkan dirinya kepada imam. Imam akan memeriksanya, dan jika ia sudah sembuh total, imam akan mengatakannya. Proses selanjutnya adalah mereka harus mempersembahkan korban syukur atas kesembuhan dan korban pengudusan karena mereka dikuduskan dari penyakit yang menajiskan mereka. Itulah sebabnya mereka diminta Yesus untuk menunjukkan diri mereka kepada imam, karena mereka pasti disembuhkan.

Dalam perjalanan seorang dari mereka yang disembuhkan, pulang dan berjumpa Yesus. Ia tersungkur dan berbicara secara pribadi dengan Yesus. Yesus pun menyapanya dengan ungkapan sangat pribadi, “pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau”. Sebuah dialog pribadi yang sangat mendalam.

Dari kisah ini kita belajar untuk mendekatkan diri kita secara pribadi kepada Tuhan. Hidup iman kita tidaklah bergantung dari orang lain atau bergantung dari kelompok. Kita hidup bersama tetapi kita jalani iman kita secara pribadi. Kita berusaha untuk mendekati Yesus Tuhan secara pribadi. Itulah yang baik, sebab kadangkala kita temukan kenyataan bahwa ada orang yang mengikuti kegiatan rohani atau melakukan kebaikan, hanya karena dorongan orang lain, sedangkan ia sendiri tidaklah terlalu berminat.

Pengalaman penyembuhan sakit kusta pada hari ini mengajarkan kita untuk membina relasi yang baik dan personal dengan Tuhan. Jika ini terjadi, maka kita akan mengalami percakapan yang lebih pribadi atau personal dengan Tuhan. Dalam kisah injil sendiri dilukiskan bahwa sebelum disembuhkan dari kusta, mereka hanya bisa memandang Yesus dari jauh.

Namun, ketika sudah sembuh, orang Samaria itu datang dan jatuh tersungkur di depan kaki Yesus. Pengalaman iman pribadi yang hidup akan mendekatkan kita kepada Tuhan. Jika ada orang yang tidak berdoa, tidak ke Gereja, atau tidak berbuat baik, kita tidak bisa menjadikannya sebagai upaya pembenaran diri kita untuk juga tidak berdoa, tidak ke Gereja atau tidak berbuat baik. Jika itu yang terjadi, maka kita sebenarnya termasuk dalam kelompok sembilan orang kusta, yang makin jauh dari Tuhan.

Semoga kita rajin datang kepada Tuhan dan diteguhkan untuk terus melakukan hal-hal baik, terus berdoa, dan terus mendekatkan diri kepada Tuhan. Pada akhirnya, kita menghadap Tuhan secara pribadi, bukan dalam kelompok. Tuhan memberkati.

13. HENING

14. SYAHADAT

P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..

15. DOA UMAT

P : Saudara-saudari terkasih, kita Bahagia bukan karena usaha dan kekuatan kita sendiri, melainkan berkat rahmat Allah. Dengan dasar iman itu marilah kita berdoa.

P : Bagi Gereja. Semoga Allah Bapa mendampingi kegiatan-kegiatan Gereja-Nya dalam berbagai bidang pelayanan masyarakat, agar supaya lebih banyak orang mengalami kesembuhan dan kemajuan dalam meraih cita-cita kehidupan ini. Semoga semua orang semakin melihat karya Allah melalui Gereja-Nya sehingga senantiasa bersyukur kepada-Nya. Marilah kita mohon….

P : Bagi negara kita. Semoga para pemimpin yang telah mendapat kepercayaan dari seluruh masyarakat menjalankan tugas-tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab dan pengabdian diri. Marilah kita mohon….

P : Bagi para penderita. Kita berdoa semoga para penderita baik fisik maupun mental, baik yang dirawat maupun di rumah sakit maupun yang tertekan batin di rumah atau di tempat kerja, semoga mereka semuanya dihibur dan dikuatkan oleh kehadiran sesama yang baik hati dan penuh pengertian. Marilah kita mohon….

P : Bagi kita semua. Semoga kita terus memupuk penghayatan iman dengan rajin berdoa dan giat dalam hidup berparoki serta berusaha mengajak dan menyemangati sesama kita yang sering kali menjauhkan diri dari kebersamaan sebagai anggota Gereja yang kudus. Marilah kita mohon….

P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing. [hening sejenak lalu lanjut].

P : Ya Bapa, masih banyak yang ingin kami sampaikan ke hadirat-Mu, namun kami yakin, Engkau sudah mengetahui semuanya. Semoga Engkau berkenan mengabulkan doa-doa kami ini, sebab semua ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

U : Amin

[Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte ini dikumpulkan usai doa umat dan dihantar ke depan altar. Namun, dalam situasi wabah virus corona, kebijakan kolekte diatur oleh masing-masing Keuskupan].

16. DOA PUJIAN

P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah itu mahabaik dan mahasetia. Dalam kesetiaan-Nya Ia telah memenuhi janji-Nya. Maka marilah kita bersukacita dalam Dia, dan memuji nama-Nya dengan berseru: Sungguh besarlah karya Tuhan.

U : Sungguh besarlah karya Tuhan.

P : Aku mengagungkan Tuhan, hatiku bersukaria karena Allah, Penyelamatku. Sebab ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini. Maka marilah kita memuji Dia:

U : Sungguh besarlah karya Tuhan.

P : Mulai sekarang aku disebut yang bahagia oleh sekalian bangsa, sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa kuduslah nama-Nya. Kasih sayang-Nya turun temurun, kepada orang yang takwa. Maka marilah kita memuji Dia:

U : Sungguh besarlah karya Tuhan.

P : Perkasalah perbuatan tangan-Nya: dicerai-beraikanNya orang yang angkuh hatinya. Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta, yang hina dina diangkat-Nya. Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan, orang yang diusir-Nya pergi dengan tangan kosong. Maka marilah kita memuji Dia:

U : Sungguh besarlah karya Tuhan.

P : Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel, hamba-Nya. Demi kasih sayangnya kepada Abraham serta keturunannya untuk selamalamanya. Maka marilah kita memuji Dia:

U : Sungguh besarlah karya Tuhan.

P : Atas kebaikan dan kesetiaan-Mu, ya Bapa, kami bergembira-ria, dan bersama semua orang yang percaya akan janji-Mu, bersama seluruh umat beriman, dalam kesatuan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu sambil bernyanyi: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]

Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).

17A. Cara A: DENGAN KOMUNI

Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri.

P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]

18A. BAPA KAMI Berdiri

P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.

U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.

19A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI

Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut:

P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:

P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat: Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya. Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.

U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh. Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:

P : Tubuh Kristus.

U : Amin.

Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni. --------------------------------------------------------------------------------------------

17B. Cara B. TANPA KOMUNI

P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing.

18B. BAPA KAMI Berdiri

P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.

U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Dapat dilaksanakan Salam Damai.

P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat saja.

19B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri

Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut:

P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita.

P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4). [hening sejenak]

P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]

P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di sini bersama kita. Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan:

P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.

U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.

▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.

▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.

▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu Masa Biasa.

20. MENDOAKAN MADAH PUJIAN DANIEL [TAMB. DANIEL 1:62-71, 73-74]

Pujilah Tuhan, hai matahari dan bulan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai segala bintang di langit, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai segala hujan dan embun, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai segala angin, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai api dan panas terik, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai kedinginan dan pembekuan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai embun dan salju yang membadai, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai es dan kedinginan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai embun beku dan salju, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai siang dan malam, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai halilintar dan awan-kemawan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya. Biarlah bumi memuji Tuhan, nyanyikan dan meninggikan Dia selama-lamanya. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.

21. AMANAT PENGUTUSAN

P : Saudara-saudari, kesepuluh orang kusta dalam bacaan Injil itu disembuhkan. Mereka sudah pasti menantikan saat penyembuhan dan pembebasan mereka. Hanya karena perjumpaan mereka dengan Tuhan, maka mereka sembuh. Semoga kita selalu menjaga perjumpaan dan kedekatan kita dengan Tuhan agar kita selalu menikmati rahmat penyembuhan lahir batin di dalam hidup kita.

22. DOA PENUTUP

P : Marilah kita berdoa, Ya Tuhan, kami sudah merenungkan kasih-Mu yang luar biasa kepada sepuluh orang kusta. Semoga kami tahu berterima kasih atas penyelenggaran-Mu dalam hidup kami. Semoga kami juga selalu mendekatkan diri kepada-Mu, Sumber Kehidupan kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.

U : Amin

23. MOHON BERKAT TUHAN

P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan. [hening sejenak]

P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal. [sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]

DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.

U : Amin. P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.

U : Syukur kepada Allah.

24. PENGUTUSAN

P : Marilah pergi, kita diutus

U : Amin.

25. LAGU PENUTUP

 Ledalero, 6 Oktober 2022 

 

Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved