Mayat Terbakar di Liliba
Mayat Terbakar di Liliba, Cerita Orang Tua Sebastian Bokol, Putus Komunikasi dengan Pacar Sang Anak
Pasangan suami istri ini mengaku telah hilang kontak dengan Sebastian Bokol (22), terduga Mayat Terbakar di Liliba sejak tanggal 2 Agustus 2022.
Penulis: Petrus Piter | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter
POS-KUPANG.COM, TAMBOLAKA - Maria Muda Kaka dan Bertolomeus Radu Bani, orang tua Sebastian Bokol (22), terduga Mayat Terbakar di Liliba merupakan warga Kampung Homba Karipit, Dusun IV, Desa Homba Karipit, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Pasangan suami istri ini mengaku telah hilang kontak dengan Sebastian Bokol (22), terduga Mayat Terbakar di Liliba sejak tanggal 2 Agustus 2022 sejak pukul 1.18 dini hari.
Sebastian Bokol, terduga Mayat Terbakar di Liliba merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Ia menempuh pendidikan di perguruan tinggi itu sejak tahun 2019.
Didampingi suami Bertolomeus Radu Bani dan sejumlah anggota keluarga, mama Maria dengan suara terbata-bata menahan tangis menceritakan tentang anaknya, Sebastian Bokol yang putus kontak dengan keluarga sejak tanggal 2 Agustus 2022.
Sesekali kedua tangannya mengusap bola mata yang.nampak menahan bulir-bulir air mata yang mulai menetes dari pipinya.
Baca juga: Mayat Terbakar di Liliba, Orang Tua Sebastian Bokol dari Sumba Barat Daya Tes DNA di Polda NTT
Meski demikian, mama Maria nampak kuat dan tegar menceritakan perkembangan pencarian anaknya.
Sedangkan Bapa Bertolomeus Radu Bani dengan raut wajah sedih nampak serius mendengarkan penuturan mama Maria tentang anaknya yang hilang itu. Tak ada satu katapun keluar dari mulut bapa Bertolomeus karena semenjak awal keduanya bersepakat mama Maria yang memberikan keterangan.
Justru tambahan penjelasan datang dari Rovin Tengnge dan Lambertus Toghe Ende, dua anggota keluarga yang hadir pada saat itu. Tambahan itu untuk meluruskan jalan cerita ketika keduanya melihat mama Maria Muda Maka mulai bingung melanjutkan ceritanya.
Menurut mama Maria, selama ini, komunikasi dengan anaknya berjalan baik-baiknya saja. Tak ada tanda-tanda aneh setiap kali teleponan. Semua berjalan biasa-biasa saja.
Namun, hati ini mulai tak tenang ketika pada tanggal 2 Agustus 2022 sekitar pukul 1.18 dini hari, Rival anak ketiganya, mendapat telepon dari kakaknya, Sebastian Bokol sebanyak 3 kali.
Namun, ketika telepon tersebut diterima, tak dengar suaranya. Handphone langsung mati. Panggilan Itu berlangsung selama 3 kali dan selama 3 kali pula Rival memencet tombol menerima panggilan tetapi tetap juga tak ada suaranya.
Semenjak itu sampai saat ini, handphone milik anaknya, Sebastian Bokol, tidak aktif. Saya dan bapa serta keluarga berusaha menelepon tetapi nomor handphone milik anaknya tak aktif lagi.
Hati ini terasa berat sekali. Saya bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Keseharian, kami berdua adalah petani dengan pendapatan pas-pasan.
Baca juga: Ryan Tefa, Anak Penemu Mayat Pria Hangus Terbakar di Liliba Masih Trauma dan Takut
Selain memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari juga harus mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membiayai kuliah anak pertamanya, Sebastian Bokol di Yogyakarta dan anak keduanya, Arnoldus Aldi Kii di Denpasar, Bali. Belum lagi biaya sekolah bagi anak- anak lainnya di Kodi Utara, Sumba Barat Daya. Semua terasa berat sekali.