Sekda NTT Meninggal
Sekda NTT Meninggal, Jenazah Domu Warandoy Akan Dimakamkan di Desa Heikatapu Sumba Timur
Jenazah Sekda NTT Domu Warandoy akan dimakamkan di kampung halamannya, Desa Heikatupu, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur.
Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Gerardus Manyela
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Gerardus Manyela
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Jenazah Sekda NTT Domu Warandoy akan diterbangkan ke Waingapu, Ibukota Kabupaten Sumba Timur, Selasa, 4 Oktober 2022 pukul 10.00 Wita.
Jenazah Sekda NTT Domu Warandoy akan diantar langsung oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat, itu akan diterima secara protokol pemerintahan di Bandara Umbu Mehang Kunda kemudian disemayamkan di Kantor Bupati Sumba Timur.
Gubernur NTT atas nama Pemerintah Provinsi NTT menyerahkan jenazah Sekda NTT Domu Warandoy kepada Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing untuk selanjutnya diserahkan kepada keluarga di rumah duka Praihowar.

Nanga Ranja Ruwa,SE, adik Sekda NTT Domu Warandoy, saat ditemui di rumah duka, Jalan RA Kartini, Kelapa Lima, Kupang, Senin, 3 Oktober 2022, menuturkan pemerintah dan keluarga sudah berembug untuk proses pemulangan dan pemakaman.
Disepakati prosesi pengantaran, penjemputan secara protokoler pemerintahan lalu diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan secara Kristen dengan tata upacara adat Sumba.
Menurut rencana, jenazah diberangkatkan dari Kupang melalaui Bandara El Tari pada Selasa, 4 Oktober 2022 pukul 10.00 Wita, diantar oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bersama keluarga almarhum.
Sebelumnya, jenazah disemayamkan di Kantor Gubernur sebagai penghargaan karena almarhum meninggal dalam kapasitas sekda aktif dan memberikan kesempatan kepada pegawai lingkup Pemerintah Provinsi NTT memberikan penghormatan terakhir.
Lanjut Nanga Ranja Ruwa, setelah menerima jenazah dari pemerintah yang diserahkan oleh Bupati Sumba Timur, jenazah akan disemayamkan di rumah pribadi almarhum di Praihowar, Waingapu sambil menunggu keluarga berunding usai pemakaman jenazah Raja Umbu Yadar. Pada 10 Oktober 2022, keluarga akan berunding dan menetapkan tanggal pemakaman.
Untuk lokasi pemakaman, kata Nanga Ranja Ruwa , sudah disepakati di pemakaman keluarga , Desa Heikatupu, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur, kurang lebih 83,5 km arah selatan Kota Waingapu yang akan ditempuh 1, 5 jam. Hari dan tanggalnya, akan disepakati saat pertemuan keluarga pada 10 Oktober.
Baca juga: Sekda NTT Meninggal, Pemprov NTT Gladi Acara Pelepasan Jenazah Domu Warandoy
Ditanya soal pengawetan jenazah, Nanga Ranja Ruwa mengatakan, selain formalin yang telah disuntikan tim medis dari RS Bhayangkara Kupang, juga dibantu pengawet alamiah khas Sumba Timur. Dirinya bersama keluarga yakin jenazah almarhum akan bertahan sampai hari pemakaman.
Soal reaksi keluarga mendapat kabar duka almarhum, Ranja Ruwa menuturkan pukul 02.00 Wita, Minggu, 2 Oktober dirinya masih mengobrol dengan Umbu Yadar, lalu mendapat telepon dari suadara yang kerja di Bank NTT Kupang bahwa kakak Sekda ada kecelakaan.
“Kami pantau terus perkembangannya dan dapat informasi sudah dibawa ke RS Bhayangkara dan tidak ada harapan lagi. Kami hampir tak percaya dengan kabar duka itu, lalu paginya kami terbang ke Kupang untuk melihat langsung. Kami datang untuk membawa pulang kakak ke Sumba. Bapak Gubernur yang bantu pesawat . Kami ketemu Bapak Gubernur secara adat memberitahukan duka yang kami alami dan beliau bilang kapan saja keluarga mau bawa ke Sumba , beliau siap,” tutur Ranja Ruwa.
Camat Melolo ini mengaku sangat terpukul atas peristiwa duka ini. Sebagai adik bungsu, dirinya belum dapat menerima kepergian sang kakak.
Baca juga: Sekda NTT Meninggal, Gubernur Viktor Laiskodat Sebut NTT Kehilangan Tokoh Terbaik
“Kakak Domu pengganti bapa. Kakak ini jadi kami punya orang tua. Sejak bapa meninggal saat saya masih kecil, kakak Domu jadi kami punya orang tua. Dia penyayang, tidak pernah masalah dengan kami. Dia marah ya, marah kalau kami tidak melakukan apa yang dikehendaki, dan itu sifatnya mendidik, setelah marah ya habis, tidak pernah dendam. Dan, kakak ini sifatnya tidak mau tinggal diam sendiri jika tidak ada kesibukan. Dia akan kumpulkan kami adik-adik untuk ngobrol sambil nyanyi-nyanyi. Pada Sabtu malam juga karena kakak sudah habis kerja dan di rumah jabatan tidak ada adik atau teman ngobrol dan nyanyi-nyanyi maka kakak ke bapak kecil di Kemuning . Di sana ada adik-adik yang bisa main gitar dan kakak bernyanyi dan beliau sendiri yang minta adik-adik rekam dan posting di facebook. Rupanya ini lagu terakhir dari kaka,” tutur Ranja Ruwa. (*)
Ikuti Berita os-Kupang.com di GOOGLE NEWS