Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 3 Oktober 2022, Kasih Orang Samaria
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Kasih Orang Samaria.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Kasih Orang Samaria.
RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk Galatia 1:6-12, dan bacaan Injil Lukas 10:25-37.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Senin 3 Oktober 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Ketika kita dengan rendah hati dan bersikap terbuka dalam kita menjalani hidup bersama, kita tentu mengakui bahwa ada begitu banyak orang dan mungkin juga termasuk saya atau kita yang gampang berubah dan bahkan berbalik dari Allah yang dengan sempurna mengasihi kita.
Karena sikap kita yang demikian, maka kadang kita menjadi seakan kehilangan arah, mudah tergoda dan terbawa arus duniawi sehingga kita menjadi hancur dan binasa.
Padahal kita banyak mengenal teladan hidup orang saleh.
Bahwa oleh kesetiaan mereka terhadap Allah, meskipun mereka diuji dan ditantang, mereka tetap tampil sebagai pemenang yang dengan sukacita menjalani hidup.
Dan dengan itu mereka memiliki hidup.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 2 Oktober 2022, Orang Benar Akan Hidup Berkat Imannya
Hidup kita kaum beriman mestinya senantiasa memberi warna khas tentang kasih sejati.
Karena kasih itu pada hakekatnya adalah Allah sendiri.
Di sinilah iman kita diuji dan dimatangkan. Bahwa hidup beriman kita haruslah ditunjukkan dalam tindakan kasih paling nyata terhadap sesama.
Menutup mata pada kesulitan dan derita sesama sesungguhnya jauh lebih kafir dari orang-orang kafir sebenarnya.
Seorang imam dan orang Lewi sebagaimana dikisahkan dalam Injil hari ini adalah gambaran hidup orang kafir.
Sedangkan seorang Samaria adalah contoh hidup orang beriman. Mengapa?
Karena ketika berhadapan dengan si penderita yang adalah sesamanya manusia, seorang imam dan orang Lewi bersikap menutup mata batin dan berjalan lewat begitu saja.
Ya, mereka hidup dengan tanpa nurani dan ketiadaan kasih. Mereka tidak membawa dan menunjukkan Allah sebagai kasih yang menyembuhkan dan menyelamatkan.
Mereka ini adalah contoh hidup dari orang-orang yang imannya telah mati.
Sedangkan orang Samaria adalah contoh hidup dari orang yang beriman sejati.
Merekalah yang dinamakan sesama untuk sesamanya yang menderita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu Biasa XXVII 2 Oktober 2022, Kekuatan Iman
Mereka hadir di tengah sesama yang menderita dengan menunjukkan kasih Allah yang menyembuhkan dan menyelamatkan.
Mereka tidak saja membuka mata batin. Tapi seperti orang Samaria yang baik hati itu mereka tergerak hati oleh rasa belaskasihan dan memberi sehabis-habisnya kasih yang dimilikinya itu.
Yakni dengan mula-mula membalut luka-lukanya sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 2 Oktober 2022, Bonum Depositum Custodi; Peliharalah Harta Yang Indah
Tidak hanya itu. Karena sesudahnya ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Belum juga berhenti di sini. Karena ternyata dikeluarkan lagi sebagian rupiah dari saku kasihnya yang asli untuk dipersembahkan kepada pemilik penginapan yang mengurus perawatan orang itu hingga sembuh.
Inilah kasih sejati. Kasih yang paling asli. Kasih orang Samaria yang baik hati. Kasih dari orang yang beriman sejati. *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik 3 Oktober 2022

Bacaan Pertama: Galatia 1:6-12
Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kalian terima, terkutuklah dia.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia:
Saudara-saudara, aku heran, bahwa kalian begitu cepat berbalik dari Allah, yang telah memanggil kalian oleh kasih karunia Kristus, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil; hanya ada orang-orang yang mengacaukan kalian dan yang bermaksud memutarbalikkan Injil Kristus.
Tetapi seandainya kami sendiri atau pun seorang malaikat dari surga mewartakan kepada kalian suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi, "Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kalian terima, terkutuklah dia."
Jadi bagaimana sekarang? Adakah aku mencari kesukaan manusia atau kesukaan Allah?
Adakah aku mencoba berkenan kepada manusia?
Sekiranya aku masih mau mencari perkenanan manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.
Karena aku menerimanya bukan dari manusia, dan bukan pula manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh pernyataan Yesus Kristus.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 111:1-2.7-8.9.10c
Refr. Tuhan selalu ingat akan perjanjian-Nya.
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; perintah-Nya lestari untuk selama-lamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.
3. Ia memberikan kebebasan kepada umat-Nya, Ia menetapkan perjanjian untuk selama-lamanya; kudus dan dahsyatlah nama-Nya! Dia akan disanjung sepanjang masa.
Bait Pengantar Injil: Yohanes 13:34
Refr. Alleluya, alleluya, alleluya.
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
Bacaan Injil: Lukas 10:25-37
Siapakah sesamaku?
Inilah Injil suci menurut Lukas:
Pada suatu ketika, seorang ahli kitab berdiri hendak mencobai Yesus, "Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Jawab Yesus kepadanya, "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
Jawab orang itu, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Kata Yesus kepadanya, "Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata lagi, "Dan siapakah sesamaku manusia?"
Jawab Yesus, "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati.
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan.
Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasih.
Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur.
Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, 'Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali.'
Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
Jawab orang itu, "Orang yang telah menunjukkan belas kasih kepadanya."
Yesus berkata kepadanya, "Pergilah, dan lakukanlah demikian!"
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS