Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 25 September 2022, Certa Bonum Certamen Fidei
Renungan Harian Katolik ini disiapkan RD. Dr. Maxi Un Bria dengan judul Certa Bonum Certamen Fidei; Bertandinglah dalam Pertandingan Iman yang Benar
Sementara pilihan untuk memusatkan perhatian pada diri sendiri selain menyeret kita pada kegembiraan semu, juga kesepian yang mendalam karena merasa jauh dari Tuhan dan sesama.
Nabi Amos mengingatkan kita untuk tetap membangun kesadaran dan hidup dalam awasan yang tinggi agar tidak merasa nyaman dalam hiruk pikuk dunia yang semu ini.
Setiap orang beriman tetap mengembangkan sikap mawas diri untuk berdialog dan mengalami Allah dalam keheningan.
Dalam keheningan dan ketenangan manusia mampu mengejar dan mengerjakan keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan bagi bayak orang.
Demikian nasihat Rasul Paulus kepada Timotius.”Certa Bonum Certamen fidei, Aprehende Vitam Aeternam”; “Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal, untuk itulah engkau dipanggil “ (1Timotius 6:12).
Narasi bacaan suci hari ini mengajak para pendengar untuk berjuang mempertahankan martabat diri sebagai orang beriman yang hidup dalam kebenaran iman serta mengandalkan rahmat pertolongan Allah dalam hidup.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 18 September 2022, Berusaha Mengabdi Allah dengan Setia dan Jujur
Setiap orang beriman yang telah dibaptis hendaknya mengembangakn sikap iman yang sejati dengan menjunjung tinggi keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih dan kesabaran serta kelembutan dalam berbagai situasi.
Sebab untuk itulah kita semua telah dipanggil, dibaptis dan diutus sebagai anak-anak Allah. Salve.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 25 September 2022

Bacaan Pertama: Amos 6:1a.4-7
Yang duduk berjuntai dan bernyanyi akan pergi sebagai orang buangan.
Bacaan dari Kitab Amos:
Beginilah firman Tuhan, Allah semesta alam, “Celakalah orang-orang yang merasa aman di Sion, yang merasa tenteram di gunung Samaria! Celakalah orang yang berbaring di tempat tidur dari gading, dan duduk berjuntai di ranjang;
yang memakan anak-anak lembu dari tengah kawanan binatang yang tambun; yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya!
Celakalah orang yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf! Sebab sekarang mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah hiruk pikuk pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu.”