Berita Nasional
14 Jenderal Dampingi KSAD Dudung Abdurachman, TNI AD Terima Permintaan Maaf Effendi Simbolon
KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman akhirnya merespons permintaan maaf anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon soal pernyataan TNI seperti gerombolan.
"Kalau menyampaikan begitu wajarlah. Ini pelajaran, jangan sampai TNI Angkatan Darat terluka kembali dengan hal-hal yang tidak bisa dipertanggung jawabkan," kata Dudung.
Terkait isu ketidakharmonisan dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Dudung memastikan tidak ada gesekan yang terjadi antara dirinya dengan Andika.
Dudung menyebut perbedaan pendapat antara KSAD dengan Panglima TNI merupakan hal yang lumrah. Bahkan hal itu juga terjadi dengan KSAD sebelum Dudung.
"Zaman Pak Hadi dan Pak Andika, zaman Pak Hadi dengan Pak Gatot, Pak Mulyono dengan Pak Gatot, itu biasa," kata Dudung. "Jadi tidak benar kalau ada hal-hal terjadi gesekan dan sebagainya," sambung dia.
Dudung juga menjelaskan dirinya selalu melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang diperintahkan Panglima TNI. Mulai dari menyiapkan pasukan dan sebagainya.
Baca juga: Calon Kuat Panglima TNI, KSAL Laksamana Yudo Margono Serahkan ke Jokowi
"Pada umumnya saya melaksanakan tugas itu merupakan perintah dari Panglima TNI. Karena kita menyiapkan pasukan, mendidik pasukan, melatih pasukan, setelah itu digunakan Panglima TNI di Papua," tutur Dudung.
Dudung juga mengatakan telah menerima arahan Andika terkait munculnya gelombang protes terhadap pernyataan Effendi yang menyamakan TNI dengan gerombolan dan ormas dari jajaran TNI AD di sejumlah wilayah melalui media sosial.
Andika, kata Dudung, memintanya untuk meredam aksi protes tersebut. Ia pun menegaskan tidak ada masalah antara dirinya dengan Andika dan akan bertemu dalam waktu dekat.
"Koordinasi kita sms-an (berkirim pesan) dengan beliau (Andika) agar diredam anggota. Oh siap. Saya sampaikan demikian. Agar anggota tidak liar untuk menanggapi hal-hal yang terlalu, ya istilahnya jangan ditanggapi berlebihan. Kita masih komunikasi. Tidak ada masalah," kata dia. "Nanti dalam waktu dekat saya akan bertemu dengan Panglima," sambung dia.
Isu ketidakharmonisan hubungan Dudung dan Andika sebelumnya disampaikan Effendi Simbolon dalam rapat dengar pendapat bersama Panglima TNI di Gedung DPR, Senin (5/9).
Effendi menyebut hubungan Andika dan Dudung tidak harmonis sebab Dudung beberapa kali absen mendampingi Andika saat rapat di DPR.
"Ini semua menjadi rahasia umum, Pak, rahasia umum Jenderal Andika. Di mana ada Jenderal Andika, tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield, tidak ada KSAD di situ," kata Effendi.
Effendi menambahkan, hubungan Andika dan Dudung disebut makin panas setelah anak Dudung dinyatakan gagal masuk Akmil. Effendi juga menyebut TNI seperti gerombolan dan melebihi ormas.
Pernyataan Effendi itu lah yang mengundang kecaman sejumlah prajurit TNI di daerah. Beberapa dari mereka bahkan merekam video kemarahan dan kecaman mereka, lalu viral di media sosial. (tribun network/git/dod)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS