Doa Harian Katolik
Teks Lengkap Ibadah Sabda Hari Minggu Biasa XXIV Tahun C, Minggu 11 September 2022
Teks lengkap Ibadah Sabda ini disiapkan oleh RP. Petrus Cristologus Dhogo SVD dari Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero
Menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Bacaan dari Kitab Keluaran:
Di Gunung Sinai Allah berfirman kepada Musa, “Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak peri lakunya. Begitu cepat mereka menyimpang dari jalan yang Kupe-rintahkan kepada mereka.
Mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah serta mempersembahkan kurban sambil berkata: Hai Israel, inilah allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.”
Lagi firman Tuhan kepada Musa, “Telah Kulihat bangsa ini, dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk! Oleh sebab itu biarkanlah murka-Ku bangkit terhadap mereka, dan Aku akan membinasakan mereka; tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar.”
Lalu Musa mencoba melunakkan hati Tuhan, Allahnya, dengan berkata, “Mengapakah, Tuhan, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepadamu keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya.” Dan menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.
08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN: Mzm. 51:3-4,12-13,17,19
Refren (Luk. 15:18): Aku akan bangkit dan kembali kepada bapaku.
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! (Refren)
2. Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! (Refren)
3. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu! Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Refren)
09. BACAAN KEDUA (1Tim. 1:12-17)
Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa.
L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius:
Saudaraku terkasih, aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang menguatkan aku, karena Ia menganggap aku setia, dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan seorang penganiaya yang ganas.
Tetapi kini aku telah dikasihi-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman. Malahan kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan kepadaku bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Sabda ini benar, dan patut diterima sepenuhnya, yaitu bahwa Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Dari antara mereka akulah yang paling berdosa.
Tetapi justru karena itu, aku dikasihani, agar dalam diriku sebagai orang yang paling berdosa ini, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan memperoleh hidup yang kekal.
Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak tampak, yang esa. Amin.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Syukur Kepada Allah.
10. BAIT PENGANTAR INJIL: ALLELUIA (2Kor. 5:19)
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Dalam Kristus, Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya, dan telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
U : Alleluia
11. INJIL (Luk. 15:1-32)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Lukas.
(Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil.)
Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat.
Inilah Injil suci menurut Lukas:
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, “Ia menerima orang-orang berdosa, dan makan bersama-sama dengan mereka.”
Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka, “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang 99 ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
Dan kalau telah menemukannya ia lalu meletakkan domba itu di atas bahu dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, Bersukacitalah bersama aku, sebab dombaku yang hilang telah kutemukan.
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena 99 orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.
Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?
Dan kalau telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, “Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.” Yesus berkata lagi, “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
Kata yang bungsu kepada ayahnya, Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
Setelah dihabiskan semua harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu.
Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun memberikannya kepadanya.
Lalu ia menyadari keadaannya, katanya, Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku, dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayah itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Kata anak itu kepadanya, Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, kenakanlah itu kepadanya; pasanglah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya.
Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.
Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semua itu. Jawab hamba itu, Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkan kembali anak itu dengan sehat.
Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa, dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya, Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
[Bisa menyanyikan sebuah lagu singkat yang cocok]
12. RENUNGAN SINGKAT
Kita barusan mendengarkan bacaan tentang domba, dirham, dan anak yang hilang.
Semuanya berbicara tentang bagaimana mereka ditemukan kembali dan semuanya bergembira. Kita dalami bersama dua poin untuk kita renungkan bagi perkembangan iman kita.
Pertama, Tuhan memperhatikan dan memperhitungkan setiap kita.
Dalam dua perumpamaan pertama disebutkan bahwa demi menemukan satu yang hilang, pemilik harus meninggalkan yang lebih banyak untuk menemukan yang satu itu. Bukankah lebih baik mempertahankan yang lebih banyak itu dan membiarkan saja yang satu itu hilang?
Namun, pemiliknya lebih memperhatikan keutuhan kawanan atau dirham itu daripada hanya mempertahankan jumlah yang lebih banyak.
Tindakan pemilik tersebut menampilkan sikap Tuhan kepada kita. Tuhan tidak hanya memperhatikan jumlah kita yang banyak atau sedikit.
Tuhan memperhatikan setiap kita. Dia tidak mau satu dari kita hilang dari kawanannya. Tuhan akan berjuang agar kawanan itu menjadi utuh. Setiap domba diperhatikan-Nya dan dipelihara-Nya.
Kita pun bersyukur bahwa kita diperhatikan secara personal atau pribadi oleh Tuhan. Betapa beruntungnya kita.
Dia membimbing kita dengan melihat perjuangan pribadi kita.
Karena itu, ketika kita mulai menjauh dari Tuhan, sadarilah bahwa Tuhan sedang mencari kita juga.
Kembalilah kepada Tuhan karena kalau kita menghilang dari-Nya, kita tersesat dan akan binasa.
Kedua, anak yang hilang menemukan kembali harkat dirinya. Kisah anak yang hilang menunjukkan bahwa anak itu memilih untuk mencari jalannya sendiri.
Ia amat yakin bahwa dengan meninggalkan bapaknya, ia akan menemukan kebahagiaan dan keselamatan.
Padahal, pilihannya itu membuatnya mengembara tidak jelas dan bahkan ia nyaris mati kelaparan.
Dulu ia kaya, namun akhirnya ia harus mengemis untuk bisa hidup.
Bahkan orang pun tidak memberikan makanan kepadanya. Ia pun menyadari bahwa harkat dirinya yang hilang oleh kesalahannya. Ia memperbaikinya dan kembali menemukan harkat dirinya.
Kisah ini bisa pula menggambarkan perjalanan iman kita. Kita bisa saja menjual iman kita dengan berbagai alasan, terutama alasan kesenangan hidup kita sendiri.
Demi kesenangan diri, kita tinggalkan Tuhan, kita tinggalkan kegiatan rohani. Hati kita pun menjadi kering.
Kekeringan batin ini tidak bisa dipenuhi dengan meminta orang lain membagikan kekayaan rohaninya.
Ia sendiri harus mengisi kembali dengan kekosongan dalam batinnya itu dengan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Kisah anak yang hilang ini pun mengajarkan kita untuk tidak boleh meninggalkan Tuhan dan komunitas beriman.
Kita saling membantu agar kita tidak menjadi anak yang hilang. Ingatlah bahwa kekeringan batin tidak dapat dibantu oleh
siapapun. Ia hanya bisa diisi kembali dengan kedekatan pribadi kepada Tuhan.
Semoga kita tidak menjual iman kita demi kesenangan pribadi kita.
Atau jika kita sudah menjauh dari Tuhan, kembalilah kepada-Nya karena di hadapan-Nya kita hati atau jiwa kita menjadi lebih berdaya untuk mencapai hidup yang sejati.
Tuhan memberkati.
13. HENING
14. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat.
Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
15. DOA UMAT
P : Saudara-saudara terkasih, Tuhan selalu memperhatikan orang yang berdosa. Sadar akan kelemahan kita, maka marilah kita memanjatkan doa kepadaNya.
P : Bagi Gereja Allah. Semoga Gereja Allah merasa bangga dan gembira, bila berhasil meringankan beban para tertindas, karena dengan demikian mereka telah menerima dan mengalami anugerah rahmat cinta kasih dari Allah. Marilah kita mohon….
P : Bagi masyarakat kita. Semoga masyarakat kita tabah dan ulet dalam menegakkan keadilan dan kebenaran, serta secara tekun mengembangkan karya sosial. Marilah kita mohon….
P : Bagi mereka yang tersesat, terkucil dan acuh tak acuh. Semoga kita didorong terus untuk menolong mereka yang tersesat, terkucil dan acuh tak acuh, sehingga mereka dapat menemukan jalan pengertian serta pengampunan. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita sendiri. Semoga hati kita senantiasa terbuka, supaya selalu berani memaafkan serta menerima kembali sesama kita. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa kami di surga, Putra-Mu telah Kauutus untuk meneyelamatkan mereka yang hilang.
Engkau berkenan, sehingga kami pantas lagi menjadi anak-anak-Mu berkat pengampunan.
Maka dengarkanlah dan kabulkanlah doa-doa kami ini.
Dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
U : Amin
[Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte ini dikumpulkan usai doa umat dan dihantar ke depan altar.
Namun, dalam situasi wabah virus corona, kebijakan kolekte diatur oleh masing-masing Keuskupan].
16. DOA PUJIAN
P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah Bapa kita adalah Bapa yang memperhatikan dan mengasuh kita. Maka marilah kita berseru:
Terpujilah Engkau di Surga
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Ya Bapa, dengan kebijaksanaan-Mu Engkau telah mengatur alam semesta dan menyediakan keperluan makhluk ciptaan-Mu. Maka kami berseru:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Engkau menjadikan Gereja-Mu kerajaan cinta kasih, supaya dunia mengenal Engkau, satu-satunya kebaikan tertinggi. Dan, semua orang mengalami cinta kasih-Mu serta hidup rukun sebagai saudara. Maka kami berseru:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Ya Bapa, Engkau telah mengutus Yesus, tanda kehadiran-Mu yang nyata. Dialah jalan, kebenaran dan hidup. Hanya melalui Dia kami dapat sampai kepada-Mu. Maka kami berseru:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Dengan terang Roh Kudus-Mu, Engkau menunjukkan kebijaksanaan ilahi-Mu, sehingga kami tidak disesatkan oleh pengaruh dunia ini, yang sering tidak selaras dengan kebijaksanaan-Mu. Maka kami berseru:
U : Terpujilah Engkau di Surga.
P : Maka, ya Bapa, dengan gembira hati, bersama seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan berseru: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur atau lagu Masa Biasa]
Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).
17A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale.
Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat.
Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari se-paroki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
18A. BAPA KAMI (Berdiri)
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
19A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
17B. Cara B. TANPA KOMUNI
P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing.
18B. BAPA KAMI (Berdiri)
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat saja.
19B. DOA KOMUNI BATIN (Berlutut/berdiri)
Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4). [hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku.
Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang.
Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini di sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu bertemakan Syukur.
20. MENDOAKAN MAZMUR 15
[Bisa didoakan oleh satu orang, bisa pula didoakan secara bergantian oleh dua orang atau dua kelompok]
TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu?
Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?
Yaitu dia yang berlaku tidak bercela,
yang melakukan apa yang adil
dan yang mengatakan kebenaran
dengan segenap hatinya,
yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya,
yang tidak berbuat jahat terhadap temannya
dan yang tidak menimpakan cela
kepada tetangganya;
yang memandang hina orang yang tersingkir,
tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN;
yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi;
yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba
dan tidak menerima suap
melawan orang yang tak bersalah.
Siapa yang berlaku demikian,
tidak akan goyah selama-lamanya.
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad,
amin.
21. AMANAT PENGUTUSAN
P : Saudara-saudari, Tuhan selalu menerima kita karena kita adalah anak-Nya. Yang paling penting adalah kita selalu berusaha untuk kembali kepadaNya.
Sebagaimana orangtua yang baik akan amat gembira melihat kembali anaknya, Tuhan juga akan amat gembira menerima kita kembali.
Karena itu, marilah kita saling meneguhkan satu sama lain, agar kita tidak menjauh dari Tuhan dan tersesat dalam kehidupan kita. Tuhan mencintai kita dan tidak mau kita hilang binasa.
22. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa,
Ya Allah, kami menyadari bahwa seringkali kami menjadi anak yang hilang. Bantulah agar kami selalu kembali kepada-Mu. Kuatkanlah hati kami untuk setia mengabdi Dikau dan tidak mengikuti keinginan hati kami yang menjauhkan kami daripada-Mu.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
23. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan. [hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
[sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
24. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus
U : Amin.
25. LAGU PENUTUP
***
Ledalero, 8 September 2022
Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS