Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 9 September 2022, Keluarkanlah Dahulu Balok dari Matamu
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar dengan judul Keluarkanlah Dahulu Balok dari Matamu.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar dengan judul Keluarkanlah Dahulu Balok dari Matamu.
RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk 1Korintus 9:16-19 22b-27, dan bacaan Injil Lukas 6:39-42.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 9 September 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Dalam sebuah rekoleksi keluarga, di mana pesertanya adalah gabungan orangtua
dan anak-anak.
Dalam sebuah wawancara dengan seorang anak perihal relasinya dengan orangtua, dia mengatakan lebih senang dengan ibunya daripada ayahnya, karena ia pernah ditampar ayahnya di hadapan teman-temannya karena mabuk.
Ia memang mengaku bersalah dan berjanji tidak mengulangi lagi, tetapi ketika ayahnya pergi ia mengulangi lagi perbuatan tersebut.
Hal ini membuat ayahnya bingung mencari cara mendidik anaknya ini. Ketika diberi kesempatan berbicara, dengan terus terang ia berkata bahwa ia tak mau mendengarkan nasihat ayahnya.
Ia katakan, ”Ayah juga suka mabuk dan memukul ibu serta kami anak-anaknya, katanya memberi alasan.
“Mengapa engkau melihat serpihan kayu dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kau ketahui?"
Tuhan Yesus hari ini memberi pesan tentang bahaya dari tindakan tuding menuding atau mempersalahkan orang lain.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 9 September 2022, Bersikap Jujur dan Bicara Lurus
Yesus tahu, orang punya kecenderungan mudah menghakimi sesamanya. Kecenderungan melihat kesalahan orang lain menjadi kesempatan untuk membela diri.
Yesus tidak melarang orang menilai sesamanya. Yesus ingin agar orang terlebih dahulu mengoreksi diri dan berbenah diri supaya dapat menilai orang lain secara bijak.
Bagi Yesus, semua orang punya kesalahan dan harus dibantu untuk memperbaiki diri dan bukan dijatuhkan.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Yesus mengatakan bahwa seorang buta tak bisa menuntun orang buta. Yang menjadi penuntn haruslah memiliki kelebihan sehingga dapat membimbing orang lain menuju jalan yang benar.
“Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
Yesus lebih menghargai teladan daripada kata-kata hampa. Bahwa kesaksian hidup justru berbicara lebih keras daripada kata-kata indah tapi hampa.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 7 September 2022, Sebuah Nama yang Indah - Legio Mariae
Dalam hidup bermasyarakat, kecenderungan untuk membicarakan kejelekan orang lain dan dorongan untuk menuding dan mempersalahkan sesama, memang sangat kuat.
Apalagi kalau rame-rame mengusung topik pembicaraan itu. Kita sadar dan tanpa sadar membicarakan orang lain karena keasyikan ngobrol bersama.
Jangan lupa bahwa di tempat lain pun orang asyik membicarakan kekurangan dan kelemahan kita.
Keteladanan kadangkala sulit kita wujudkan. Kita hendaknya saling memberi contoh hidup yang baik, agar kita saling menuntun pada jalan kebenaran.
Kita diutus menjadi penuntun orang-orang di sekitar kita.
Kontemplasi
Hening sejenak. Renungkanlah kata-kata berikut ini: Apakah anda sadar bahwa Anda pun memiliki setumpuk kekurangan dalam diri? Apakah anda termasuk orang yang mudah menilai dan mempersalahkan orang lain? Menilai kekurangan orang lain jauh lebih mudah daripada menilai kelebihannya. Mari berbenah diri terlebih dahulu sebelum menilai orang lain.
Doa
Ya Allah Bapa di Surga, utuslah Roh Kudus ke dalam hatiku membimbing jalan hidupku dan berikanlah rahmatMu padaku agar aku semakin mengenal diriku sendiri. Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Jumat. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Jumat 9 September 2022

Bacaan Pertama: 1Korintus 9:16-19,22b-27
Bagi semua orang aku menjadi segala-galanya, untuk menyelamatkan mereka semua.
Bacaan dari Surat Pertama Santo Paulus kepada jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, memberitakan Injil bukanlah suatu alasan bagiku untuk memegahkan diri. Sebab bagiku itu suatu keharusan. Celakalah aku bila aku tidak memberitakan Injil.
Andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.
Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal.
Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain.
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 84:3,4,5-6,12
Refr. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
1. Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran Tuhan; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
4. Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.
5. Sebab Tuhan Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.
Bait Pengantar Injil
Refr. Alleluya, Alleluya, Alleluya.
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.
Bacaan Injil: Lukas 6:39-42
Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta?
Ini Injil suci menurut Lukas:
Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?
Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui?
Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, 'Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu', padahal balok dalam matamu tidak kaulihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS