Pesparani II NTT Tahun 2022
Pesparani Tingkat Provinsi NTT jadi Ajang Sebarkan Paham Kebhinekaan
Ajang Pesparani yang akan berlangsung tanggal 4-7 September di Kota Kupang ini pada acara seremonial pembukaan dihadiri sekitar ribuan umat
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG--- Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) ke II tingkat provinsi NTT resmi dimulai diawali dengan misa pembukaan yang dipimpin tiga uskup di Aula Imakulata Unwira Kupang, Minggu 4 September 2022.
Ajang Pesparani yang akan berlangsung tanggal 4-7 September di Kota Kupang ini pada acara seremonial pembukaan dihadiri sekitar ribuan umat dengan Konselebran utama Uskup Agung Ende Mgr. Vinsensius Sensi Potokota Pr didampingi Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang Pr dan Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku Pr.
Pada kesempatan ini Wagub NTT Josef Nae Soi, dalam sambutannya mengatakan, Pesparani merupakan kolaborasi sangat utuh dan integral, dimana Pemprov dan masyarakat mendukung sepenuhnya acara ini.
NTT tidak hanya menjadi tuan rumah ditingkatkan Provinsi tapi untuk nasional juga.
"Santo Agustinus pernah berkata, barang siapa menyanyi dengan baik maka sama dengan dia berdoa dua kali," sebut Josef mengulang bahasa St. Agustinus.
Selain Pesparani tingkat provinsi, ada juga Pesparani Nasional yang akan digelar di Kota Kupang, NTT yang digelar pada tanggal 28 Oktober 2022.
Menurutnya, pemilihan tanggal 28 Oktober sebagai pembukaan Pesparani nasional, bukan tanpa alasan. Sebab, kata Josef, bertepatan dengan sumpah pemuda yang sejatinya telah diterapkan oleh NTT dimana tanah Flobamora tidak membedakan suku, ras dan agama.
"Dalam suasana Pesparani ini mari kita jaga kekompakan tunjukkan ke masyarakat luar bahwa Pesparani juga memiliki misi tertentu yaitu untuk menyebarkan paham kebhinekaan," jelasnya.
Baginya, keberagaman yang ada di Indonesia kini mulai memudar. Ia menginginkan kampanye kebhinekaan seturut dengan pendirian bangsa Indonesia yang digagas oleh semua leluhur dari berbagai agama.
Dirinya juga mengharapkan agar perlombaan tidak hanya mengejar juara, namun perlu diikuti dengan hati yang gembira. Dia menegaskan agar suasana ini semakin menegaskan bahwa orang Katolik harus menjadi orang Katolik secara utuh.
NTT, kata dia, harus dijadikan sebagai laboratorium toleransi. Ia berkata bahwa satu sisi ada pengakuan tentang kebenaran agama dan pada bagian lain atau saat bertemu dengan manusia lainnya maka perlu mengedepankan sikap toleransi.
Pada tempat yang sama Ketua panitia Pesparani Katolik tingkat provinsi NTT, Petrus Sinun Manuk, mengatakan, Pesparani merupakan salah satu seni liturgi yang dilandasi nilai spiritualitas dan ibadah atau liturgi Gerejani.
Dikatakan mantan Kadis Dikbud NTT ini bahwa Pesparani dimaksudkan sebagai salah satu bentuk kegiatan terorganisir guna mengembangkan pemaknaan, penghayatan dan pengamalan serta wujud kesaksian iman umat Katolik akan ajaran Gereja Katolik ditengah tantangan hidup yang terus berkembang dinamis.
Baginya, Pesparani ini momentum yang mulia khususnya bagi umat Katholik di NTT. Sebab, penyelenggaraan Pesparani ke II tidak saja menghadirkan perwakilan Kabupaten/Kota se-NTT yang berlomba pada 13 mata lomba.
Namun, sebagai ajang persiapan dan pemantapan menghadapi Pesparani nasional ke II yang digelar Oktober hingga November 2022 di Kota Kupang diikuti 34 provinsi di Indonesia.
"Peserta diperkirakan sampai dengan 3000 orang. Yang sudah pasti menghadirkan dampak ekonomi besar bagi masyarakat di Kota Kupang. Mereka menghuni kamar-kamar hotel dan menginap 6-7 malam," jelasnya.
Ia menyebut, tagline yang diusung dalam Pesparani ini adalah dari NTT untuk Nusantara.
Pesparani dimaksudkan meningkatkan kesadaran beragama, kehidupan iman dan takwa umat Katolik. Serta sebagai pembinaan dan merawat toleransi dan persaudaraan, juga kerukunan umat Katolik serta lintas agama.
Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari 13 cabang lomba dengan konsep offline dan online. Petrus Manuk merinci, metode online terdiri dari lomba paduan suara anak, paduan suara remaja gregorian , paduan suara OMK campuran, paduan suara dewasa wanita dan paduan suara pria gregorian.
Sedangkan metode offline yakni paduan suara dewasa campuran dengan tiga lagu yaitu lagu wajib, pilihan dan eksebisi yang menyanyikan lagu mars BNN sebagai wujud tanggungjawab Pesparani terhadap negara.
Ada juga, mazmur anak, remaja, OMK dan dewasa serta cerdas cermat rohani anak. Selanjutnya cerdas cermat rohani remaja dan bertutur kitab suci anak. Rangkaian kegiatan dilaksanakan dibeberapa tempat.
Petrus mengurai, acara pembukaan dan penutupan berlangsung di aula Santa Maria Imakulata dan lomba dilaksanakan di aula lantai 4 ballroom rektorat dan auditorium Unwira Kupang.
Selain itu, tempat lain yakni gereja dan aula Santa Maria Assumpta dan Paroki St. Yosef Naikoten II Kota Kupang.
"Total yang hadir mengikuti Pesparani lebih dari 700 orang hampir 800 orang," sebutnya.
Lebih lanjut, dia menyampaikan penjurian dilakukan terhadap penyajian dari tiap peserta lomba sesuai ketentuan dalam pedoman Pesparani. Dewan juri memiliki hak mutlak dan bersifat independen dan mengikat.
Tiap lomba dinilai tiga orang juri. Khusus untuk paduan suara dewasa campuran tim juri ada lima orang. Petrus menyebut ada 19 tim juri yang akan menilai 13 mata lomba.
Para dewan juri itu, kata dia, berasal dari kalangan profesional dan tiga orang dari luar Kota Kupang. Ketiganya berasal dari Lembata, Sikka dan Nagekeo. Sementara juri lainnya berasal dari Kota Kupang.
Dari 13 mata lomba akan diambil juara 1,2, dan 3 dan bagi kontingen dengan juara 1 terbanyak akan dinobatkan sebagai Juara satu umum. Dan juara satu dari tiap mata lomba akan mewakili NTT di Pesparani nasional 2022.
Juara umum, lanjutnya, akan mendapat piala bergilir gubernur NTT yang sebelumnya diraih Kabupaten Flores Timur. Selain itu ada uang pembinaan dan piagam penghargaan. Sedangkan juara satu, dua dan tiga mendapat piala tetap, uang pembinaan dan piagam penghargaan.
Petrus juga menyampaikan permohonan maaf bila pelaksanaan kegiatan itu berlangsung kurang maksimal. Mantan Penjabat Bupati Lembata itu juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan Pesparani ini.
Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembang Pesparani Katolik Daerah (LKP3KD) Provinsi NTT, Frans Salem, menjelaskan, dalam suasana kegembiraan ini, pihaknya menyadari masih ada kekurangan dalam kegiatan ini. Namun, dari situasi itu, perlu ada pembelajaran dan perbaikan kedepan.
Berkaca pada penyelenggaraan Pesparani pertama tahun 2018, maka Pesparani kedua harusnya lebih sukses. Dalam perayaan Pesparani nasional di Ambon, Maluku, NTT hadir dengan kekuatan penuh atau 360 orang dan meraih enam medali, satu diantaranya emas dan sisanya perak.
Frans mengulang ketika pihaknya dengan susah payah menyelenggarakan kegiatan ini. Para Uskup dan pastor yang ada, menurutnya juga memberikan dukungan yang berlipat. Adapun Kerukunan Keluaraga Sulawesi dan pihak lain yang ikut berpartisipasi memberi dukungan.
Dia menyebut, pelaksanaan ini akan menjadi ajang persiapan untuk menghadapi Pesparani tingkat nasional yang tidak dalam lagi digelar. Oleh karenanya, dibutuhkan kesiapan matang untuk menyukseskan acara demikian.
"Kepentingan saya adalah memastikan kegiatan ini bagus dan menjadi indikator ditingkat nasional," kata Ketua LP3KN, Prof. Drs. Adrianus Eliasta Meliala, M.Si., M.Sc, Ph.D.
Dengan kondisi kekurangan, menurutnya akan menjadi pembelajaran aagar disempurnakan. Dia menyebut ini menjadi tolak ukur dan sebagai bahan belajar.
Adrianus menegaskan, Pesparani nasional nantinya tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun. Apalagi, direncakan Kegiatan itu dihadiri langsung Presiden Jokowi.
Secara nasional, kata dia, Pesparani sedang dalam proses. Pihaknya saat ini tengah merunding konsep acara, didalam atau diluar ruangan. Sedangkan pembiayaan akan dibagi dengan provinsi dan panitia nasional.
"Tergantung pak gubernur mau di indoor atau outdoor. Kalau outdoor kita minta tambah biaya sedikit. Kita masih runding konsepnya. Kalau indoor kami bisa tanggulangi," kata dia. (Fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS