Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Guntur Soekarnoputra : Tidak Masalah Presiden Seumur Hidup (Bagian-1)

Putra Pertama Presiden Soekarno, Guntur Soekarnoputra menilai aturan masa jabatan Presiden seyogyanya tidak dibatasi.

Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS.COM
Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra mewawancarai putra pertama Soekarno, Guntur Soekanoputra di Kantor Tribun Network, Selasa 30 Agustus 2022. 

Jadi DPP akan repot ngurusi internal partai tapi ngurusi juga eksternal. Sehingga kalau saya ditanya nggak gabung partai, tolak saja pak ide fusi itu.

DPP bilang ke saya kalau kita tolak salah-salah nanti PNI dibubarkan. Ya, saya bilang bubarkan saja, kan Pak Is tahu di pemilu 71 riil mendapatkan massa hampir 3 juta manusia.

Kalau kita dibubarkan toh diajarkan Bung Karno ada diajari mengenai geriliya politik. Jadi geriliya politik bukan cuma punya komunis, tapi pengikut Bung Karno diajarkan itu.

Namun Pak Is akhirnya tidak berani dan saya bilang kalau begitu saya tidak ikut gabung PNI. Sampai menjadi PDI saya tetap konsekuen dengan pendirian saya di luar saja tetapi bukan saya tidak berpolitik.

Saya berpolitik dengan berbagai cara yang bisa saya lakukan. Terutama memelihara basis-basis massa terutama generasi muda katakanlah sebagai duta sejarah. Bagaimana caranya mereka menjadi oknum-oknum kekuatan patriotik.

Ini yang saya sedang kerjakan terus sampai sekarang walaupun tidak gabung dengan partai politik.

Mas To kan belajar berdialog dengan Bung Karno sejak SMP, bisa dijelaskan inti mengenai nasionalisme dan kebangsaan?

Kalau menurut Bung Karno tidak lain dan tidak bukan, ya sosial nasionalisme juga sosial demokrasi. Nasionalisme di bidang politik serta dibarengi nasionalisme di bidang ekonomi.

Jadi tidak hanya patriotisme di bidang politik tapi patriotisme juga di bidang ekonomi kaitannya dengan berdikari. Ini dijabarkan lagi oleh Bung Karno sebagai deklarasi ekonomi.

Melihat perkembangan Republik Indonesia akhir-akhir ini bagaimana pandangan Mas To, apakah ajaran Bung Karno masih relevan diterapkan?

Jangan akhir-akhir ini wong masih panjang. Jadi kalau mau dikaitkan dengan kondisi sekarang saya melihat dengan adanya amandemen UUD 1945 sudah tidak benar.

Ya sebenarnya kalau saya lihat, saya analisa, (pake) metode analisanya Bung Karno. Sebenarnya kan mereka itu kan takut ada jabatan presiden seumur hidup di jaman Bung Karno dulu.

Waktu era Pak Soeharto berapa itu 32 tahun apa segala macam. Nah ini mau dibatasi dan dibatasi memang ya dua kali aja.

Menurut saya masalah presiden mau seumur hidup itu nggak jadi masalah. Itu semua tergantung bukan kok aturannya tergantung dari figur presidennya sendiri, seperti Bung Karno.

Bung Karno dulu diangkat oleh MPRS jadi presiden seumur hidup, tapi Bung Karno tahu dan Bung Karno menyatakan kepada MPRS saya terima keputusan MPRS ini sekarang, tapi dalam sidang yang akan datang keputusannya mesti ditinjau kembali.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved