Wawancara Eksklusif
25 Tahun Paroki St. Gregorius Agung Oeleta, Romo Jeffrey Nome : Menghidupi Semangat Komunio
Paroki St. Gregorius Agung Oeleta, Keuskupan Agung Kupang, genap berusia 25 tahun pada Rabu 31 Agustus 2022.
25 tahun ini tidak sekedar angka matematis. Apa makna 25 tahun berdasarkan hasil refleksi romo, pastor paroki bersama umat?
Refleksi dari pastor paroki bahwa di usia 25 tahun perjalanan Paroki Santo Gregorius Agung Oeleta ini, umat harus menghidupi semangat komunio atau persekutuan supaya kita tetap berjalan bersama, berdiri bersama. Kita tetap hadir bersama sebagai sebuah komunitas persekutuan orang beriman di Paroki Oeleta dan dari sana kita bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa menumbuhkembangkan imat umat semua.
Kita semua bersekutu. Komunio sesungguhnya menjadi digembor-gemborkan, dibesarkan supaya orang bisa menemukan bahwa gereja hadir itu untuk memberikan persekutuan yang baik dan dari situ iman orang bisa bertumbuh dengan benar, bapak. Kalau tanpa persekutuan, kita berdiri sendiri-sendiri gereja tidak akan berjalan dengan baik. Ini juga disuarakan oleh Bapa Uskup bahwa bukan soal imannya tetap berjalan oleh umat, tetapi juga kehidupan, kesejahteraan dari umat sekalian itu mesti diperhatikan baik oleh pastor maupun oleh DPP.
Ada informasi di Oeleta lagi giat-giatnya membangun taman doa?
Saya harus mengatakan, saya harus tunduk menghormati saya punya pastor paroki yang memang orangnya dengan kebapakan dan seorang kakak yang baik, dia sangat memperhatikan kehidupan umat lalu juga tentang keimanan umat yang sebenarnya harus ditingkatkan sehingga beliau sekarang bersama umat, sementara membangun gua. Gua Maria pas persis di hadapan pastoran tapi bisa dijangkau sehingga kalau nanti sudah jadi menjadi taman yang bagus dan luar biasa indah. Pastor paroki orang seni, beliau menata dengan sangat baik. Pesona pemandangan luar biasa. Orang bisa merasakan ketenangan dan kenyamanan sehingga bisa devosi di sana. Tahapan pengerjaan sudah 75 persen sehingga sudah merasakan nampak keindahan. Rencananya tanggal 31 Agustus bisa diresmikan, tapi rupanya tidak. Yang jelasnya bulan Oktober 2022 sudah bisa pakai.
Pesan Romo untuk umat?
Bahwa beriman itu tidak akan berdiri di atas kemunafikan. Sebab kemunafikan itu itu sama seperti gunung berapi, di sana tidak akan tumbuh bunga kebahagian. Yang terjadi bahwa ketika kita beriman, kita membuka hati kita pertama kepada Tuhan, kedua kepada sesame manusia.
Supaya suka cita dari Tuhan kita taruh di hati, suka cita yang ada di hati kita bagikan kepada sesama manusia. Itu iman yang sesungguhnya, beriman dan kemudian berbuah. Saya mengutip kata-kata dari Santo Bapa Paus Fransiskus bahwa iman yang tidak bertumbuh berarti tidak bernyawa. Iman yang tidak berbuah berarti iman itu mati atau kosong. (asti dhema)