Konflik Laut China Selatan

Australia Kelimpungan Takut Perang di Laut China Selatan, Hingga Borong Bahan Bakar Besar-besaran

Tensi di Laut China Selatan hingga Laut China Timur terus naik turun. Terakhiir situasi memanas pasca kunjungan Ketua DPR Amerika , Nancy Pelosi

Editor: Alfred Dama
via Global Times
FOTO -- Tentara China di kapal perang milik China sedang mengambil gambar kapal perang Amerika di Laut China Selatan. China menuduh kapal perang AS masuk ke wilayah China tanpa izin 

Kerentanan rute pengiriman

Analisis Asia Times melibatkan pemeriksaan data lalu lintas GPS untuk kapal tanker dan kargo di seluruh Laut Cina Selatan dan wilayah Laut Cina Timur.

Baca juga: China Sebut Amerika Cs Termasuk Indonesia Gelar Latihan Militer untuk Tekan Beijing Soal Taiwan

Bukan hanya rute pengiriman antara negara sumber dan Australia yang penting.

Di sinilah negara-negara ini mengimpor minyak mentah yang mereka saring menjadi bensin, solar, bahan bakar jet, bahan bakar laut, dan minyak tanah.

Lebih dari 80 % impor minyak mentah untuk Singapura, Korea Selatan dan Jepang berasal dari Timur Tengah – melewati Selat Malaka yang sempit yang memisahkan Semenanjung Malaya dari pulau Sumatera di Indonesia.

Jadi sementara jalur ekspor dari Jepang dan Korea ke Australia bisa menghindari Laut China Selatan, jalur impornya tidak bisa.

Penutupan Laut Cina Selatan yang berkepanjangan akan memaksa kapal tanker untuk mengambil rute alternatif.

Dengan rute yang lebih panjang akan datang biaya pengiriman yang lebih tinggi dan kekurangan kapal tanker.

Efek lanjutan ke Australia tidak dapat dihindari.

Perencanaan dan kesiapsiagaan

Seperti yang dicatat oleh tinjauan keamanan bahan bakar cair 2019, Australia adalah outlier global dalam pendekatannya terhadap keamanan bahan bakar cair.

Baca juga: China Sebut Amerika Cs Termasuk Indonesia Gelar Latihan Militer untuk Tekan Beijing Soal Taiwan

Ekonomi yang sebanding mengelola keamanan bahan bakar sebagai bagian dari kemampuan strategis mereka.

Australia, sebagai perbandingan, telah memilih untuk menerapkan regulasi minimal atau intervensi pemerintah dalam mengejar pasar yang efisien yang mengirimkan bahan bakar ke Australia semurah mungkin.

Hingga saat ini, perencanaan strategis Australia untuk konflik di Laut China Selatan sebagian besar berfokus pada kebutuhan militer.

Dengan meningkatnya kemampuan militer dan perang China, tidak ada lagi ruang untuk berpuas diri tentang kurangnya keamanan energi Australia.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved