Berita Lembata
Yaspensel Perkuat Anak Muda Suarakan Isu Pangan dan Perubahan Iklim Melalui Jurnalisme Warga
hasil kajian Koalisi Pangan Baik dan Yaspensel, masih ada praktik-praktik di tengah masyarakat yang berseberangan dengan isu perubahan iklim
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Sejak awal Yayasan Pembangunan Sosial Ekonomi Larantuka (Yaspensel) melihat anak muda sebagai kelompok yang bisa menyebarluaskan informasi tentang isu pangan, pertanian dan perubahan iklim.
Anak muda, bukan saja jadi kelompok terdampak perubahan iklim, tapi juga merupakan kelompok yang punya sumber daya sebagai agen perubahan.
Untuk tujuan itu, Yaspensel pun menggelar pelatihan jurnalisme warga bagi anak-anak muda dari Flores Timur dan Lembata.
Baca juga: Ini Bahayanya, Pemda Lembata Larang Pengerukan Material di Daerah Aliran Sungai Waikomo, i
Dari Flores Timur, para peserta pelatihan berasal dari desa Hewa, Hokeng Jaya, Kawalelo. Sedangkan, dari Lembata para peserta berasal dari desa Tapobali dan Kelurahan Lewoleba Selatan.
Pelatihan jurnalisme yang mengangkat tema isu pangan, pertanian dan perubahan iklim ini berlangsung selama dua hari, 10-11 Agustus 2022 di Kantor Yaspensel Lembata, Kota Lewoleba.
Benediktus Kia Assan, Fasilitator Pelatihan Jurnalisme Warga, mengungkapkan, anak muda yang mengikuti kegiatan tersebut diharapkan bisa menulis tentang isu pangan, pertanian dan perubahan iklim melalui platform media sosial atau media massa.
"Ini goalnya advokasi ke karya-karya mereka di media sosial. Ruang ini yang bisa mereka pakai untuk advokasi isu ini," ungkap Benediktus, Kamis, 11 Agustus 2022.
Dia menyebutkan, berdasarkan hasil kajian Koalisi Pangan Baik dan Yaspensel, masih ada praktik-praktik di tengah masyarakat yang berseberangan dengan isu perubahan iklim.
Baca juga: Pemuda Wangatoa Gelar Nobar Pertandingan Tim Persebata Lembata di Piala Soeratin
Aktivis perubahan iklim ini berujar pihaknya juga menghadirkan narasumber jurnalis senior Hengki Ola Sura yang juga malang melintang di dunia tulis menulis.
Sebelum masuk ke teknis materi jurnalisme, Benediktus terlebih dahulu kembali memaparkan dampak-dampak, sebab dan peluang adaptasi perubahan iklim di sektor pertanian dan sumber daya air.
"Anak muda punya kemampuan dan kelanjutan kehidupan ada di mereka tapi ruang itu kurang diberikan kepada mereka," tandasnya.
Menurut dia, anak muda juga lebih melek teknologi dan ini tentu modal bagi mereka untuk bersuara tentang perubahan iklim.
"Diharapkan mereka bisa jadi jurnalis warga yang menggunakan platform media atau media massa yang sudah ada untuk bersuara tentang perubahan iklim," kata Benediktus.
Baca juga: Pemuda Wangatoa Gelar Nobar Pertandingan Tim Persebata Lembata di Piala Soeratin
Tak hanya sampai pada pelatihan jurnalisme warga saja, demikian Benediktus, para peserta akan diseleksi dan didampingi lagi, termasuk nantinya bersinergi dengan media massa yang sudah ada.
"Target jauhnya untuk advokasi pengaruh kebijakan," ujar mantan jurnalis salah satu televisi swasta ini. (*)