Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 14 Agustus 2022, Saksi Luar Biasa dari Manusia Biasa

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Saksi Luar Biasa dari Manusia Biasa.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - RP. Steph Tupeng Witin SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk Minggu 14 Agustus 2022 dengan judul Saksi Luar Biasa dari Manusia Biasa. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Saksi Luar Biasa dari Manusia Biasa.

RP. Steph Tupeng Witin menulis Renungan Harian Katolik ini dengan mengacu pada Wahyu 11:19a;12:1-6; 1Korintus 15:20-26; Lukas 1:39-56, Hari Raya Maria Diangkat ke Surga,

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan teks lengkap bacaan Minggu 14 Agustus 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Kita merayakan Hari Raya Santa Maria Diangkat ke Surga dengan Jiwa dan Badan. Ajaran Gereja tentang Maria yang diangkat ke surga ini dinyatakan secara resmi oleh Paus Pius XII dalam Munificentissimus Deus pada 1 November 1950: "Bunda Tuhan yang tak bernoda, Perawan Maria yang tetap perawan, setelah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi” (MD 44).

Kita merayakan pesta agung ini di tengah situasi hidup yang dilanda kegelisahan. Kita sedang berada dalam perahu bernama Gereja yang berlayar di tengah laut dengan amukan gelombang dan badai. Kita panik. Tiap kita seolah berusaha cari selamat.

Tapi seperti para rasul, kita tetap berada di dalam perahu sepanjang malam. Saat gelap inilah, Tuhan datang menghadirkan harapan. Kita yang kecil, hina dan rapuh diangkatnya menjadi mulia. Ia menghalau ketakutan. Firman-Nya menjadi suluh tak tergantikan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 12 Agustus 2022, Perkawinan Itu Suci dan Kudus

Firman Allah itu hadir melalui rahim seorang gadis sederhana Nazareth. Maria. Perempuan tak terpandang dalam stratifikasi sosial kalangan Yahudi kala itu.

Namun dari rahim sederhana berbalut kemiskinan, Tuhan hadir ke tengah dunia. Kitab Wahyu menjulukinya, “Wanita berselubung matahari” (Why 12:1) yang menjadi lambang harapan dan satu-satunya manusia yang ditebus secara sempurna: jiwa dan raga bahagia di Surga. “Ia berteriak kesakitan” (Why 12:2) menggambarkan penderitaan Maria yang harus ia tanggung dengan berbasis pada pengharapan saat mengandung Yesus dalam kebimbangan, melahirkan Yesus dalam kemiskinan luar biasa, pengungsian ke Mesir di tengah ancaman pembunuhan Herodes, sampai air mata derita terdalam menyaksikan jalan salib derita Putra-Nya hingga tarikan nafas terakhir di puncak Kalvari yang melahirkan Gereja: kita semua yang beriman ini. Penderitaan telah menjadi momen pemurnian iman Maria.

Tuhan memilih hati yang sederhana, miskin, kecil untuk membuka mata dunia agar melihat wajah Allah yang Agung. Hati yang sederhana adalah palungan nyaman bagi Allah. Ketika Allah masuk ke dalam ruang hati yang sederhana, ada energi, tenaga spiritual yang dahsyat untuk membuka mata dunia yang congkak dengan hamparan kekayaan dunia yang fana.

Pada yang hina, Allah menguatkannya agar menyatukan semua orang untuk beriman kepada-Nya. Ia akan menaklukkan kecongkakan. Dalam bahasa Magnificat Maria, “Ia mencerai-beraikan orang yang congkak hatinya. Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang yang hina” (Luk 1:51-52).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 13 Agustus 2022, Biarkanlah Anak-anak Datang Kepada-Ku

Maria adalah hamba yang merasa diri hina di hadapan Allah. Tapi kehinaan itu diubah Allah sehingga Maria menjadi ibu penuh kasih yang membawa Kristus masuk ke tengah dunia.

Ia setia bersama kita dalam perahu melintasi segala tantangan dunia-yang Kitab Wahyu gambarkan sebagai- “Naga merah padam yang besar yang siap menelan” (Why 12: 3-5) anak-anak Allah yang mencapai kelahiran rohani dalam darah Kristus tersalib yang penuh jerit kesakitan di Golgota.

“Naga merah padam yang besar” itu hanya dikalahkaan ketika kita bersama Maria setia datang kepada Yesus, Anak rahimnya. Per Mariam ad Jesum. Melalui Maria kita datang kepada Yesus agar hidup kita bermakna Kristiani dalam pikiran, kata-kata dan perbuatan karena “Kristus telah menaklukkan maut“ (1Kor 15:26).

Maka kita bisa berkata seperti Rasul Paulus, “Aku hidup tapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristuslah yang hidup di dalam aku” (Gal 2:20).

Kehidupan Maria adalah saksi yang luar biasa dari seorang manusia biasa yang selalu merasa tidak layak di hadapan Allah. Kita memberinya kehormatan besar seperti yang Yesus lakukan.

Kita memohon doanya saat kita melanjutkan perjalanan ke Surga. Bunda Maria telah melalui penderitaan yang mengerikan maka kita dapat memohon bantuannya karena Ia sangat memahami penderitaan kita.

Ketika kita kehilangan harapan, kita ingat bahwa Bunda Maria tidak pernah kehilangan harapan, meskipun harus melaluinya dengan kesabaran yang paripurna.

Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga adalah pengingat bahwa ini adalah tempat kita ditakdirkan untuk pergi jika kita membuat pilihan yang tepat. Bersama Dia, tentunya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Pekan Biasa XIX, Minggu 7 Agustus 2022, Berjaga

Kadang Tuhan membantu kita bukan dengan sesuatu yang membahagiakan tapi dengan sakit, luka, derita, kesulitan karena Dia ingin menyelematkan kita dari orang, tempat dan keadaan yang salah. Dan Tuhan selalu ada di sana. Ia setia menanti kita. Tanpa pernah lelah.

Banyak patung Maria menghadirkan warna biru. simbol laut dan langit yang biru. Laut dan langit menerima semua kotoran yang datang dari bumi. Langit dan laut tidak pernah menolak apa pun. Bahkan membiarkan dirinya jadi kotor.

Maria terbuka menerima siapa pun yang datang dengan segala kekotorannya. Maria tidak pernah menolak. Ia rela rahimnya jadi kotor dan setia membawa kepada Yesus, Anaknya untuk dimurnikan, disucikan dan dimuliakan dengan darah-Nya.

Jalan pemurnian dan pemuliaan ini akan membuat kita tetap satu dalam perahu iman melayari waktu dan zaman yang terus diamuk gelombang dan badai hingga Kalvari hidup kita.*

Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 14 Agustus 2022:

Bunda Maria diangkat ke Surga_01
BUNDA MARIA - Ilustrasi Bunda Maria diangkat ke Surga. Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.

Bacaan Pertama:  Wahyu 11:19a;12:1-6a.10ab

“Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya.”

Bacaan dari Kitab Wahyu:

Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit:

Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung.

Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan.

Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.

Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi.

Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya.

Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi.

Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya.

Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya.

Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita!

Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Maz 45:10-12.16

Refr. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia

* Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.

* Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.

* Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.

Bacaan Kedua: 1Korintus 15:20-26

“Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya.”

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.

Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.

Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.

Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.

Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil Injil: Alleluya

U: Alleluya, alleluya, alleluya.

Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.

Bacaan Injil: Lukas 1:39-56

“Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda.

Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.

Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.”

Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.

Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus.

Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;

Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”

Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved