Dosen Prodi Agribisnis Unimor- Distan TTU Lakukan Bimtek bagi Petani di Biboki Utara
Pelatihan pengolahan pupuk organik cair kepada petani sebagai bentuk pemberdayaan agar petani bisa mandiri menghasilkan pupuk untuk kebutuhannya.
Penulis: Paul Burin | Editor: Gerardus Manyela
Laporan Wartawan POS KUPANG.COM, Paul Burin
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Tiga orang dosen Program Studi ( Pr odi) Agribisnis, Fakultas Pertanian ( Faperta) Universitas Timor (Unimor) membuat pelatihan pengolahan pupuk organik cair bagi para petani di beberapa desa di Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Para petani yang mengikuti program pemberdayaan beberapa waktu lalu itu berasal dari Desa Boronubaen, Desa Biloe, Desa Taunbaen, Desa Tualene dan sejumlah desa lainnya.
Bimbingan Teknik (Bimtek) itu dalam rangka meningkatkan produksi jagung lewat program tanam jagung untuk pakan ternak. Tiga orang dosen itu, yakni Mardit N Nalle, Ithe M. Tnutnay dan Magdalena Parera.
Dalam rilis yang diterima Pos-Kupang.Com, Rabu, 11 Agustus 2022, dosen Mardit N Nalle menyebutkan bahwa pelatihan ini atas kerja sama Unimor dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan TTU untuk Program Pelatihan Pembuatan Pupuk POC dan Pupuk Organik Cair serta Eco-enzim. Tujuannya untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan menghasilkan beberapa unsur organik yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman.
Program ini tulis Nalle diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap petani di wilayah Kecamatan Biboki Utara untuk mengadopsi hal ini sebagai pengetahuan yang baru sehingga mereka mampu mengatasi permasalahan di lapangan jika terjadi kelangkaan pupuk atau pencabutan subsidi pupuk dari pemerintah. Inilah harapan yang besar bagi petani untuk terus mengembangkan kegiatan pertanian sebagai upaya peningkatan produksi tanaman pangan baik padi maupun jagung.
Baca juga: Dosen Faperta Unimor Gelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Bokasi di Desa Napan TTU
Nalle menyebutkan, pemerintah juga menginginkan partisipasi dari petani untuk berperan dalam sebuah kelompok tani dalam mengembangkan kegiatan usaha tani. Dengan demikian petani mampu menghasilkan produksi jagung yang mengalami peningkatan produktivitas dari setiap tambahan lahan yang digunakan. Selain itu, program kegiatan pembuatan Pupuk POC, Pupuk Organik Cair dan Eco-enzim akan memberikan pengaruh terhadap penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan lebih terasa tepat sasaran. Pasalnya, upaya ini juga menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang. Selain itu, dapat memberikan penggunaan yang tepat guna secara teknis di lapangan dan alokasi anggaran yang dikeluarkan oleh petani jauh lebih rendah.
Disebutkan bahwa jagung merupakan salah satu tanaman pangan sebagai bahan pengganti konsumsi setelah beras. Hal ini dapat memberikan pengaruh terhadap upaya peningkatan produksi jagung di mana jagung juga menghasilkan energi dari setiap 100 gram menghasilkan 72,9 kilokalori dibandingkan beras menghasilkan 79,2 kilokalori. Meskipun lebih rendah, namun jagung memiliki kandungan vitamin B, Kalium, Magnesiun dan beberapa unsur mikro lainnya lebih baik dari beras.
Disebutkan juga Kecamatan Biboki Utara merupakan salah satu kecamatan yang mampu untuk memberikan pengaruh terhadap peningkatan produksi jagung di mana produksi jagung pada tahun 2019 dan tahun 2020 berada pada kondisi konstan, yaitu produksi lima ton dengan luas lahan 2,5 hektar (Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten TTU, 2021). Hal ini dapat menjadi masalah karena harapan dari petani ingin meningkatkan produksi dengan luas lahan yang tetap.
Nalle menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan produksi tidak mengalami peningkatan, yaitu faktor iklim di mana curah hujan rendah menyebabkan petani tidak menanam jagung secara intensif. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh tim penyuluh dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Chairel Malelak bahwa terjadinya penurunan produksi jagung disebabkan oleh faktor iklim. Petani lebih fokus untuk menanam jagung ketika musim hujan tiba.
Baca juga: Dosen Matematika Unimor Gelar Pengabdian di SMPN Kotabaru TTU
Nalle juga menulis bahwa upaya peningkatan produksi jagung dapat menjadi salah satu agenda program Pemerintah Kabupaten TTU dalam kebijakan di sektor pertanian. Hal ini menjadi alasan karena tanaman jagung mampu memberikan manfaat yang besar selain untuk konsumsi manusia, jagung juga dapat menjadi pakan ternak.
Hal ini akan menjadi harapan bagi petani untuk terus mengembangkan kegiatan pertanian sebagai upaya peningkatan produksi tanaman pangan baik padi maupun jagung. Pemerintah juga ingin partisipasi dari petani untuk berperan dalam sebuah kelompok tani dalam mengembangkan kegiatan usaha tani tersebut sehingga petani mampu bergerak dalam menghasilkan produksi jagung yang mengalami peningkatan produktivitas dari setiap tambahan lahan yang digunakan.(*)