Berita Kota Kupang
Kepala Perwakilan BI NTT Sebut Transaksi Tunai Provinsi NTT Alami Net Outflow Rp 144,2 Miliar
Ia menjelaskan untuk aset investor di pasar modal sendiri, PT Bursa Efek Indonesia NTT sahamnya sebesar Rp 400 miliar lebih
Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Bank Indonesia melaporkan besaran gaji ke-13 dan pengaruhnya hingga dengan bagaimana pembayaran pajak secara digital.
Sedangkan Kepala Perwakilan BI NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, melaporkan ini saat menggelar acara Sante-sante B'omong Deng Media, Jumat 5 Agustus 2022 di Kantor BI Perwakilan Provinsi NTT.
Pada Juli 2022 disebut transaksi tunai di Provinsi NTT mengalami posisi net outflow senilai Rp 144,2 miliar yang dipengaruhi pencairan gaji ke-13 bagi ASN.
Baca juga: Para Pelaku UMKM Binaan Bank Indonesia NTT Terbantu dengan Adanya SIAPIK
"Mudah-mudahan semakin berbahagia dengan gaji ke-13," ungkap Nyoman.
Sementara itu, transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) pada bulan Juni ini tumbuh sebesar 16.78 persen (yoy), sedangkan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) terkontraksi sebesar 8,05 persen (yoy).
Ia menjelaskan hal ini juga dipengaruhi BI Fast mempengaruhi transaksi masyarakat karena menurutnya lebih mudah dan murah.
Ia menjelaskan BI-FAST adalah infrastruktur Sistem Pembayaran ritel nasional yang dapat memfasilitasi pembayaran ritel secara real-time, aman dan efisien.
BI Fast hanya mengenakan biaya transfer lebih murah yakni Rp 2.500 per transaksi dibandingkan biaya transfer yang dikenakan perbankan sebesar Rp 6.500 per transaksi.
Baca juga: Bank Indonesia NTT Adakan Kick off BI YES
Sementara itu ia juga ingin agar NTT dapat memungut pajak, retribusi parkir dan retribusi lainnya secara digital.
Ia menyebut daerah-daerah di Jawa, Bali, Sumatera yang telah menggunakan digitalisasi untuk menambah pendapatan daerah dapat memberikan pengaruh sangat signifikan.
"Ya terutama dari pendapatan pajak dan retribusi," ungkapnya lagi.
Lebih lanjut, kata dia, pengumpulan pajak secara digital ini dapat meningkatkan pendapatan daerah dan membantu mempermudah masyarakat.
"Bisa tiga kali lipat dari PAD-nya dan harapannya kita bisa mempercepat digitalisasi dari sisi pendapatan," tambah dia.
Sementara Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Negara (DJPb) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Catur Ariyanto Widodo, juga menyampaikan terkait Kredit Usaha Rakyat.
Baca juga: Bank Indonesia NTT Adakan Kick off BI YES
Ia menyebut penyaluran KUR di NTT perlu terus ditingkatkan, terutama di sektor produksi. Sementara penyaluran KUR sampai dengan Juni 2022 sebesar Rp 1,99 triliun untuk 50.471
debitur.
"NTT peringkat 22 jumlah penyaluran KUR secara nasional dan peringkat 15 untuk total jumlah debitur," kata dia.
Sedangkan jumlah penyaluran terbesar berada di skema KUR MIKRO, dan BRI menjadi penyalur terbesar di NTT.
Ia menyebut sektor perdagangan besar dan eceran memiliki distribusi penyaluran terbesar dengan total distribusi 56,4 persen dari total penyaluran KUR ini.
Selain itu, Kepala Kantor perwakilan PT Bursa Efek Indonesia NTT, Adevi Sabath Sofani menyampaikan PT Bursa efek hadir di NTT pada 27 November 2019.
Disampaikan investor pasar modal yang tersebar di NTT hingga 30 Juni 2022 sebanyak 47. 436 investor.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 16 lebih investor yang berinvestasi di saham dan yang tersebasar berada di Kota Kupang, Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Kupang. Sedangkan jumlah transaksi tertinggi berada di Kabupaten Sumba Barat Daya.
Baca juga: Bank Indonesia NTT Adakan Kick off BI YES
"Menarik karena Rp 94 miliar yang transaksi saham di Kabupaten SBD,"
Ia menjelaskan investor saham di NTT berdasarkan usia yang terbanyak di usia produktif, namun aset yang terbanyak di usia 40-100. Sementara iti demografi investor di NTT berdasarkan gender didominasi oleh laki-laki.
Dikatakan untuk demografi investor berdasarkan pekerjaan terbanyak dari pelajar, pegawai swasta dan entrepeneuer serta sisanya yakni guru, TNI, Polisi dan ibu rumah tangga, petani, pedagang dan lainnya.
Ia menjelaskan untuk aset investor di pasar modal sendiri, PT Bursa Efek Indonesia NTT sahamnya sebesar Rp 400 miliar lebih.(*)