Berita Labuan Bajo
ITB Latih Pelajar di Labuan Bajo Kendalikan Nyamuk Demam Berdarah
"Kami memilih Labuan Bajo karena daerah ini merupakan daerah wisata kelas dunia, kami berharap kejadian demam berdarah bisa turun."
Penulis: Robert Ropo | Editor: Alfons Nedabang
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Kelompok Keilmuan Fisiologi Perkembangan Hewan dan Sains Biomedika (KK-FPHSB) Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung atau ITB memberikan keterampilan bagi pelajar di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat untuk mengendalikan nyamuk guna mengantisipasi Demam Berdarah.
Kegiatan dalam bentuk seminar dan workshop dengan tema Upaya Pencegahan Deman Berdarah Melalui Pengendalian Nyamuk Demam Berdarah untuk Guru dan Siswa di Labuan Bajo berlangsung di Aula Kantor Bupati Manggarai Barat, Rabu-Jumat (3-5 Agustus 2022).
Kegiatan yang melibatkan pelajar tingkat SD, SMP dan SMA tersebut merupakan implementasi dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat.
"Kami memilih terkait pengendalian DBD, maksud dari kegiatan ini untuk menurunkan kejadian demam berdarah di Indonesia. Kami memilih Labuan Bajo karena daerah ini merupakan daerah wisata kelas dunia, kami berharap kejadian demam berdarah bisa turun. Jadi, kami datang ke sini untuk berbagi ilmu bagaimana cara mengendalikannya," jelas Koordinator Kegiatan KK FPHSB-SITH ITB, Wardono Niloperbowo, Ph.D.
Baca juga: Cegah Demam Berdarah Dengue, Kelurahan Manulai 2 Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk
Workshop selama dua hari, lanjut Wardono, berjalan dengan baik dan lancar. Para pelajar begitu antusias. Hal ini ditandai dengan para pelajar yang aktif bertanya dan berdiskusi dengan pemateri.
Menurutnya, para pelajar setelah mendapatkan materi dalam workshop, dapat menjadi agen penyebar informasi dan pengetahuan pengendalian nyamuk
"Harapannya para peserta ini akan menularkan pengetahuannya kepada para pelajar yang lain, kemudian menerapkan di sekolah dan di rumah, agar mengendalikan populasi nyamuk. Nah, kalau populasi nyamuk bisa dikendalikan, maka demam berdarah dapat juga dikendalikan," jelasnya.
Lebih lanjut, Wardono menjelaskan, pengendalian nyamuk tidak dapat dilakukan satu pihak, namun dibutuhkan kerja kolektif untuk secara bersama-sama mengendalikan nyamuk, demi mengendalikan kasus demam berdarah.
Terlebih, kata Wardono, di Labuan Bajo yang dikenal dengan berbagai destinasi wisata kelas dunia dan menjadi magnet bagi wisatawan lokal dan wisawatan mancanegara.
"Harapan kami dari ITB, pemerintah dan masyarakat kontaknya tidak terputus. Jadi, kami sudah berdiskusi dengan pak wakil bupati dan dinas pendidikan untuk bagaimana kita terus bekerja sama," katanya.
Baca juga: Antisipasi Kasus Demam Berdarah Dengue di Malaka, Tim Dinkes Fogging di Besikama
Di lain sisi, Wardono juga mengaku takjub dan terkesima dengan pariwisata di Labuan Bajo.
Dia juga mengajak para wisatawan untuk berkunjung ke Labuan Bajo yang telah ditetapkan pemerintah sebagai destinasi wisata super prioritas dengan label pariwisata premium.
"Anda rugi jika tidak datang ke Labuan Bajo. Awalnya kami ingin melakukan workshop, tapi saat stay di sini kami sangat menikmati,"ujarnya.
Perwakilan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Gabriel Ferdi, dalam kesempatan itu, menyampaikan terima kasih atas perhatian dari Kelompok Keilmuan Fisiologi Perkembangan Hewan dan Sains Biomedika (KK FPHSB) Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH ITB).
Menurutnya, kegiatan tersebut tidak hanya membantu masyarakat Labuan Bajo, namun membantu perkembangan pariwisata Labuan Bajo.
"Kesehatan itu mahal, sehingga saat kita sehat, maka perlu bersyukur kepada Tuhan dan utusan Tuhan datang ke sini bekerja 3 hari terakhir di Labuan Bajo. Atas nama pemerintah kami sampaikan terima kasih," kataNya. (rob)