KKB PAPUA

TPNPB - OPM Makin Menjadi-Jadi Usai Bunuh Warga Sipil, Kini Tetapkan Mantan Kapolda Jadi Buronan KKB

Saat ini ulah TPNPB-OPM ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka ) semakin menjadi-jadi. Usai beraksi kini tebar ancaman.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
SERANG WARGA SIPIL - Detik-detik terakhir menjelang KKB serang warga sipil di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga. Bersama Panglima Kodap III Nduga, Egianus Kogeya, anggota KKB itu membantai warga sipil dan 11 di antaranya meninggal dunia. 

POS-KUPANG.COM - Saat ini ulah TPNPB-OPM ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka ) semakin menjadi-jadi.

Setelah para serdadunya membantai secara sadis warga sipil di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, 16 Juli 2022 lalu, kini mereka kembali mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah pusat.

Melalui Panglima KODAP III Nduga, Egianus Kogeya, TPNPB-OPM mengeluarkan sejumlah ancaman bagi pemerintah Indonesia baik itu Presiden Jokowi bersama semua Menteri Kabinet juga Anggota DPR RI.

Bahkan TPNPB-OPM telah menjadikan mantan pejabat yang pernah bertugas di Papua sebagai para penjahat sehingga dimasukan dalam daftar pencarian orang.

Fakta tersebut beredar melalui video yang kini viral di media sosial. Video viral tersebut telah ditonton jutaan kali.

Dalam video yang tak disebutkan di tempat mana para anggota KKB itu melontarkan pernyataan tersebut, tapi dari materi yang terucap, tampak jelas kalau video itu diabadikan di wilayah pedalaman Papua.

Baca juga: KKB Papua Kembali Tebar Ancaman, Egianus Kogoya: Kami Tidak Kompromi, Tembak Mati Mata-mata

KKB serang warga sipil di Nduga
AWAK KKB -- Sebelum menyerang warga sipil anggota KKB pose bersama untuk kepentingan kampanye di media sosial. Aksinya membantai warga sipil kini jadi trending topik di Tanah Air.

Bahkan pada video itu, terdengar pula ancaman penyerangan yang terus dilakukan ke semua kalangan apabila pemerintah pusat tak mengindahkan aspirasi yang disampaikannya.

Disebutkan bahwa jika pemerintah pusat, baik Presiden Jokowi bersama para menteri tak menghiraukan ancaman KKB, maka KKB pasti akan terus melancarkan aksi walau itu sangat pahit bagi para korban.

Jikalau DPR RI juga tidak mempedulikan ultimatum yang disampaikan TPNPB-OPM melalui jaringan KKB di kodap-kodap, maka Indonesia tak perlu berharap banyak akan kedamaian di Papua.

Sementara itu, Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom dalam pernyataannya menyebutkan bahwa saat ini pemerintah sedang berusaha mengambil alih semua tanah adat yang ada Papua.

Upaya paksa itu melalui program pemekaran daerah baru yang saat ini sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh pemerintah pusat di Papua.

Andaikata Presiden Jokowi dan para menteri kabinet, juga DPR RI tetap memaksakan pemekaran daerah baru tersebut, maka sampai kapan pun TPNPB-OPM akan tetap menolaknya.

Pemerintah Indonesia, tuding Sebby Sambom, tak punya hak apa pun untuk membangun dan mengambil alih semua kekayaan yang ada di Papua.

Karena seluruh yang ada di Papua, baik di atas tanah maupun di bawah permukaan tanah, di laut maupun di sungai adalah milik orang Papua.

Baca juga: Forkom LKN Gelar Doa Bersama Kenang Korban Kekejaman KKB Papua, TNI Polri Diminta Segera Bertindak

"Semua kekayaan itu milik kami orang Papua. Indonesia hanya datang merampas dan mau mengambil alih semua yang ada di Tanah Papua. Pemerintah Indonesia adalah pemerintah kolonial, penjajah dan mau merampas semua hak milik Papua," tandas Sebby Sambom.

Apabila pemerintah Indonesia tetap memaksakan kehendak untuk menguasai Papua, maka TPNPB-OPM dengan seluruh kekuatan yang dimiliki, akan terus membunuh siapa pun yang bukan orang asli Papua.

Bersama Egianus Kogeya
BERSAMA EGIANUS -- Anggota KKB Ndugama saat bersama Panglima Kodap III Ndugama, Egianus Kogeya. Kendati hidup di hutan belantara tapi anggota KKB terus melakukan pose bersama seperti tampak dalam gambar. Kini KKB tetapkan Paulus Waterpau jadi penjahat dan masuk dalam daftar DPO.

"Kami akan terus membunuh siapa pun yang bukan orang asli Papua. Bagi kami, kalian para pendatang adalah kaki tangan pemerintah yang mau merampas dan mengambil alih semua hak orang Papua," tandas Sebby Sambom.

Pada tataran ini, katanya, TPNPB-OPM tak akan membiarkannya. TPNPB-OPM akan menyikat habis para pihak yang sesuka hati bekerja di Papua, sesuka hati merampas semua yang menjadi hak orang Papua.

Warna non Papua yang berada di Papua, lanjut dia, adalah bagian dari jaringan pemerintah Indonesia untuk mau menjajah Papua.

Baca juga: Komnas HAM Ungkap KKB Papua Beli Senjata dan Amunisi Pakai Dana Desa

Untuk itu, katanya, tak ada cara lain yang dilakukan KKB, kecuali membunuh dan terus membunuh sampai tak ada lagi warga lain yang hidup dan bekerja di Papua.

Pada bagian lain video viral itu terungkap pula pernyataan, bahwa KKB Papua akan mengidentifikasi para pejabat yang mati-matian pasang badan untuk bangun Papua bersama pemerintah Indonesia.

Bagi para pejabat yang tercatat mendukung pemekaran Papua, maka pejabat tersebut adalah bagian dari penjahat yang menjadi target operasi KKB.

Apel siaga di tengah hutan
APEL SIAGA -- Anggota KKB saat apel siaga di tengah hutan. Pada apel ini Anggota KKB selalu mendapat arahan dan perintah untuk melakukan aksi kendati menyasar warga sipil. Saat ini TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas semua insiden berdarah yang merenggut warga sipil di Papua.

"Kalian akan kami bunuh karena lebih memihak Indonesia daripada memikirkan nasib orang Papua yang hidup merana di tengah kekayaan yang berlimpah," tandas seseorang dari balik video viral tersebut.

"Kalian yang mendukung pemekaran Papua akan kami tembak mati. Sebab kalian tidak sealiran dengan perjuangan kami demi harkat dan martabat bangsa Papua," ancamnya.

Dalam video yang berdurasi 2:55 menit itu, disebutkan pula bahwa TPNPB-OPM secara resmi menetapkan Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpaw sebagai penjahat sehingga masuk dalam daftar DPO.

Paulus Waterpauw masuk dalam daftar DPO, karena semasa menjadi Kapolda Papua, Komjen Pol (purn) Drs. Paulus Waterpauw, M.Si, telah melakukan tindakan kejahatan yakni membunuh banyak warga Papua.

Oleh karena itu, TPNPB-OPM merasa wajib menjadikan Paulus Waterpauw sebagai DPO agar bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Baca juga: Jenazah Korban Kebrutalan KKB Papua Asal NTT Telah Diantar Menuju Kampung Halaman

Atas video viral tersebut, nitizen pun memberikan komentar beragam. Bahkan ada yang menghujat ancaman yang ditebar TPNPB-OPM.

TPBPN-OPM juga dimintai pertanggungjawaban, karena telah membunuh banyak warga sipil tanpa mengenal rasa kemanusiaan.

Bahkan kepada pemerintah Indonesia, nitizen juga meminta supaya segera menerjunkan Densus 88 ke Papua. Sebab tindakan teroris di daerah itu semakin menjadi-jadi. (frans krowin/*)

Berita Lain Terkait KKB Papua

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved