Perang Rusia vs Ukraina

Ini Kata Menteri Energi Luksemburg yang Sesali Keputusan Uni Eropa Atas Energi Gas dan Nuklir

Menteri Energi Luksemburg Menyesali Keputusan Parlemen Uni Eropa Atas Energi Gas dan Nuklir

Editor: Ferry Ndoen
AP Photo/Thierry Monasse
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence dan Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk berpose di depan bendera AS yang 

Menteri Energi Luksemburg Menyesali Keputusan Parlemen Uni Eropa Atas Energi Gas dan Nuklir

POS-KUPANG.COM - Menteri Energi Luksemburg, Claude Turmes, Rabu (6/7/2022) menyesali kegagalan Parlemen Eropa memblokir rencana komisi.

Dia mengatakan negaranya bersama dengan Austria akan bergerak maju dengan upaya hukum untuk memblokir pelabelan gas dan nuklir sebagai energi hijau dan berkelanjutan.

Protes yang telah dimulai pada Selasa (5/7/2022) berlanjut pada hari Rabu (6/7/2022) di luar badan legislatif Uni Eropa ketika anggota parlemen memperdebatkan masalah tersebut.

 Para pemerhati lingkungan memperingatkan pemungutan suara itu dapat menjadi preseden bagi anggota parlemen di tempat lain.

Karena telah memberi label energi yang berpolusi sebagai energi berkelanjutan.

“Kami sekarang telah secara resmi memvalidasi greenwashing oleh hukum,” kata Tsvetelina Kuzmanova dari kelompok kampanye E3G.

Proses dan keputusannya sepenuhnya politis, bukan ilmiah, hanya menguntungkan sejumlah kecil negara anggota,” katanya.

"Ini tidak akan memiliki peluang di pengadilan dan hanya akan menciptakan lebih banyak ketidakpastian untuk pasar keuangan dan membahayakan ambisi iklim Uni Eropa UE," tambahnya.

Kelompok aktivis pemuda Fridays for Future mengatakan miliaran euro dapat dipompa ke infrastruktur gas dan pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai akibat dari keputusan tersebut.

Delegasi militer Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Turki, Ukraina, dan Rusia mengadakan pertemuan empat pihak membahas ekspor gandum dan bijian di Istanbul, Turki, Rabu (13/7/2022).
Delegasi militer Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Turki, Ukraina, dan Rusia mengadakan pertemuan empat pihak membahas ekspor gandum dan bijian di Istanbul, Turki, Rabu (13/7/2022). (AFP/KEMENTERIAN PERTAHANAN TURKI)

Seharusnya, mengalihkan dana yang sangat dibutuhkan dari energi terbarukan.

Salah satu argumen untuk menolak proposal tersebut, akan meningkatkan penjualan gas Rusia pada saat menginvasi negara tetangga Ukraina.

Tetapi Komisi Eropa mengatakan telah menerima surat dari pemerintah Ukraina yang mendukung pendiriannya.

Komisaris Eropa, Mairead McGuinness mengutip surat Menteri Energi Ukraina

Baca juga: Saksi Ekonomi Uni Eropa Terus Cari Akal Hancurkan Pemerintah Rusia,Kali Ini Coba Larang Ekspor Emas

"Saya sangat percaya dimasukkannya gas dan nuklir dalam taksonomi merupakan elemen penting dari keamanan energi di Uni Eropa, terutama dengan maksud untuk menggantikan gas Rusia."

"Kurasa kita tidak perlu menebak-nebak surat ini," kata McGuiness.

Perang Rusia di Ukraina telah mendorong blok 27 negara untuk memutuskan hubungan dengan bahan bakar fosil Rusia.

Negara-negara anggota telah sepakat melarang 90 persen minyak Rusia pada akhir tahun.

Selain larangan impor batubara Rusia yang akan dimulai pada Agustus 2022.

Baca juga: Komisi III DPRD NTT Jonas Salean Akui Terobosan Baru di HUT ke-60 Bank NTT

Tetapi UE belum memasukkan gas - bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan pabrik dan menghasilkan listrik dalam sanksinya sendiri karena takut akan merugikan ekonomi Uni Eropa secara serius.

Sebelum perang di Ukraina , Uni Eropa mengandalkan Rusia untuk 25 persen minyaknya dan 40 persen gas alamnya.(*)

Berita Pos Kupang lainnya:

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Menteri Energi Luksemburg Menyesali Keputusan Parlemen Uni Eropa Atas Energi Gas dan Nuklir

Relawan mencari korban di bawah puing-puing bangunan yang hancur diterjang rudal Rusia di Kota Vinnytsia, Ukraina Tengah,
Relawan mencari korban di bawah puing-puing bangunan yang hancur diterjang rudal Rusia di Kota Vinnytsia, Ukraina Tengah, (AP)
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved