Berita NTT Hari Ini
Perpustakaan Tidak Hanya Mencerdaskan Tetapi Juga Menyejahterakan Masyarakat
Perpustakaan Tidak Hanya Mencerdaskan Tetapi Juga Menyejahterakan Masyarakat
Perpusnas mempercayakan proses fasilitasi sesi-sesi dalam PLM Provinsi dilakukan oleh para Master Trainer dan Fasilitator Daerah yang merupakan pelaku implementasi program, sehingga dapat membagikan best practices atau pengalaman baik dalam melaksanakan transformasi perpustakaan selain memberikan dukungan kepada penguatan sumber daya di daerah. Selain itu, salah satu sesi dalam PLM Provinsi ini menghadirkan narasumber lokal dari masing-masing provinsi.
Narasumber lokal ini akan sharing inovasi untuk pengembangan diri dan perpustakaan sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan dalam implementasi transformasi perpustakaan di wilayah masing-masing.
Perpusnas berharap peserta dapat memanfaatkan momentum PLM Provinsi ini untuk saling berbagi, saling belajar antar sesama pengelola perpustakaan. Tindaklanjuti hasil belajar selama PLM Provinsi dengan melakukan langkah-langkah yang lebih kreatif agar perpustakaan semakin maju, melayani dan membantu masyarakat yang saat ini belum lepas dari dampak pendemi.
Perpusnas juga mendorong kepada Dinas Perpustakaan Provinsi atau Kabupaten, dapat merencanakan pertemuan PLM seperti ini dengan anggaran mandiri secara berkala setiap tahunnya, baik secara tatap muka maupun secara daring dengan memanfaatkan teknologi komunikasi.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Provinsi NTT Stefanus Ratoe Oedjoe, sangat mengapresiasi program PLM yang merupakan kegiatan luar biasa karena peran perpustakaan ke depan itu tidak hanya mencerdaskan masyarakat tetapi juga menyejahterakan masyarakat atau meningkatkan taraf hidup masyarakat yang disebut dengan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
"Di perpustakaan diajarkan oleh pustakawan,membaca buku, menonton video,setelah itu tidak pulang begitu saja, dilanjutkan dengan cara membuat abon ikan,bakso dan langsung praktik,"
Setelah belajar mengolah produk, kemudian dilanjutkan dengan bagaimana cara pengepakan juga diajarkan hingga pada sistem pemasaran produk secara online. Sama seperti program Pemda NTT yaitu NTT Bangkit,NTT Sejahtera!.
Dari data statistik,dirinya menyampaikan tingkat literasi NTT berada di nomor 8 dari 34 provinsi di Indonesia berada di atas Provinsi DKI Jakarta yang namanya literasi menurutnya bukan hanya membaca,namun asal mulanya berawal dari membaca kemudian dilakukan dan dijual.
Untuk tingkat kemajuan dari Perpustakaan berbasis inklusi sosial ini,secara persentase dirinya mengaku belum ketahui secara langsung namun yang pasti dan jelas ada.
LPM dihadiri peserta dari sembilan Kabupaten di NTT dan semua didanai oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan harapan kesembilan kabupaten ini bisa dibuatkan di dua atau tiga desa. Setelah kembali ke kabupaten diharapkan dilakukan dan disosialisasikan ke masyarakat sehingga bisa menjadi contoh.
"Satu kabupaten kan,desanya ada banyak. Itu nanti jadi contoh. NTT saja ada 3.200 desa,"ujarnya.
Peserta PLM asal Kabupaten Lembata,Ignasio Mariano Riangtobi sekaligus seorang Pustakawan pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata menyampaikan bahwa PLM merupakan tindak lanjut dari kegiatan awal yang dilaksanakan di Surabaya pada saat launching dan Bimtek TIK.
"PLM ini adalah evaluasi.Jadi, tanggapan kami dari kabupaten sangat baik,bahwa program ini ada jaminan Keberlanjutannya,tidak hanya berhenti pada pemberian teori tetapi juga pertanggungjawaban hasil yang sudah kami lakukan," jelasnya.
Terkait tiga strategi program ini, peningkatan kualitas layanan,pelibatan masyarakat dan juga advokasi.Setelah mengikuti kegiatan ini,nantinya dibekali mengenai penerapan bagaimana menceritakan dampak dari kegiatan ini karena transformasi muaranya pada dampak perpustakaan bagi masyarakat.Harapannya ke depan,program ini tidak hanya menyentuh kabupaten-kabupaten tetapi juga sampai kepada masyarakat desa di kabupaten.
Lanjut Ignasio,Inti dari transformasi perpustakaan ini kembali lagi kepada pengertian literasi.Tidak hanya untuk kemampuan menulis dan membaca,tetapi juga bagaimana literasi menyejahterakan ekonomi masyarakat yang terpenting dalam hal ini adalah meningkatkan usaha mikro yang tentunya punya harapan besar dengan kegiatan dan pembekalan yang diperoleh, transformasi bisa mendongkrak tingkat literasi di kabupaten-kabupaten peserta.