Konflik China dan Amerika Serikat
China dan Amerika di Ambang Perang, Amerika Hadirkan Pembom Nuklir Bukti AS Siap Tempur
Perang Rusia dan Ukraina masih berkecamuk sejak Pasukan Vladimir Putin Menginvasi tetangganya pada 24 Februari 2022
POS KUPANG.COM -- Perang Rusia dan Ukraina masih berkecamuk sejak Pasukan Vladimir Putin Menginvasi tetangganya pada 24 Februari 2022
Di tengah kekuatiran bakal meluasnya perang dua negara bekas Uni Soviet itu, kini ancaman perang juga terjadi antara Amerika dan China
Kini Amerika sudah mengeluarkan senjata cangginya yaitu pesawat pembom yang mampu membawa senjata nuklir
Kehadiran pesawat pembom tersebut disinmyalir bahwa Amerika sedang bersiap perang. Dan, negara yang akan menjadi lawan Amerika kemungkinan China
Baca juga: Kapal Induk China Makin Menyamai Amerika, Terbangkan Jet Tempur Bersenjta Penuh dan Pesawat Kargo
Sebbab, hanya China yang berselisih dengan Amerika baik soal Taiwan maupun Laut China Selatan
Sebuah kabar mengejutkan soal pergerakan militer Angkatan Udara AS (USAF) jadi sorotan baru-baru ini.
Bukan tanpa alasan, USAF merilis beberapa gambar dari empat pembom nuklir B-1B Lancers yang berada dekat dengan wilayah China.
Tepatnya B-1B Lancers tersebut ditempatkan di Pangkalan Militer Anderson, di Pulau Guam , yang berjarak sekitar 1.800 mil dari China.
Diketahui ternyata posisi pangkalan militer ini membuat Guam menjadi pangkalan militer AS terdekat dari Negeri Tirai Bambu.
Baca juga: Bantah Tudingan NASA Ingin Kuasai Bulan, China Sebut AS Kampanye Kotor dan Tak Bertanggung Jawab
Mengutip dari Eurasian Times, B-1B Lancer yang cukup ditakuti di dunia militer saat ini tersebut tiba di Pulau Guam pada 4 Juni.
Selain itu, B-1B Lancer disebut bertugas di kawasan Pasifik di tengah meningkatkan ketegangan dengan China dan kekhawatiran akan uji coba nuklir oleh Korea Utara.
Tak hanya itu saja, diketahui bahwa B-1B Lancer juga telah bekerja dengan sekutu di wilayah tersebut.
Seperti yang terlihat dalam beberapa waktu lalu saat B-1B mengambil bagian dalam latihan Valiant Shield (VS) iterasi kesembilan, serangkaian perang multi-domain besar yang melibatkan tentara AS, angkatan laut, marinir, dan angkatan udara.
Baca juga: China dianggap Makin Mengancam , PM Selandia Baru Sebut Beijing Semakin Berani Melanggar Aturan
Melansir dari Gridhot.ID, latihan militer tersebut dimulai pada 6 Juni dan berlangsung hingga 17 Juni.
Latihan diakhiri dengan penenggelaman (SINKEX) pada kapal fregat bekas USS Vandegrift (FFG 48), yang ditembakki dengan berbagai amunisi oleh berbagai platform.
Platform tersebut termasuk USS Ronald Reagan (CVN 76), USS Benfold (DDG 65), USS Key West (SSN 722), dan F-18 & F-35B dari Marine Fighter Attack Squadrons (VMFA-533 dan VMFA-121) , bersama dengan B-1B Lancer.
Amunisi yang ditembakkan oleh B-1B tetap dirahasiakan.
Tetapi laporan menunjukkan bahwa itu bisa saja AGM-158C Long-Range Anti-Ship Missile (LRASM) atau persenjataan presisi lainnya.
Selain berpartisipasi dalam latihan Valiant Shield, B-1B juga berpartisipasi dalam Latihan Diamond Storm 22.
Latihan Diamond Storm 22 merupakan final dari Kursus Instruktur Perang Udara (AWIC) Angkatan Udara Australia (RAAF), yang berlangsung dari 30 Mei hingga 24 Juni.
Baca juga: China Panaskan Mesin Perang Siap Hadapi AS, Jumlah Besar Kapal Perang PLA Tinggalkan Pangkalan
AWIC adalah kursus enam bulan untuk melatih calon instruktur di berbagai platform RAAF, dengan penerbang yang memiliki bakat luar biasa dipilih untuk ambil bagian sebelum kembali ke unit mereka sebagai instruktur.
Ini mirip dengan Kursus Sekolah Senjata USAF atau sekolah perang Pusat Perang Angkatan Laut dan Pusat Peperangan Angkatan Laut AS, termasuk 'Top Gun'.
Penyebaran B-1B datang di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kerentanan Guam terhadap serangan musuh.

Terutama dari berbagai senjata jarak jauh dan hipersonik yang dikembangkan oleh China.
Sebagai informasi, Guam merupakan rumah bagi fasilitas militer utama AS, seperti Andersen AFB.
Andersen AFB merupakan satu-satunya pangkalan AS di Pasifik Barat yang mampu menyimpan pembom berat untuk waktu yang lama, yang akan menjadi elemen penting dari potensi konflik AS di masa depan di kawasan Indo-Pasifik, misalnya, dengan China jika menyerang Taiwan.
Baca juga: China dianggap Makin Mengancam , PM Selandia Baru Sebut Beijing Semakin Berani Melanggar Aturan
Para ahli menyarankan bahwa lebih dari 50 pembom AS yang dipersenjatai dengan AGM-158C LRASM baru dan siluman – Satu B-1 dapat membawa 24 LRASM, dan satu B-52 dapat membawa 20 – dapat mengancam kapal perang China yang beroperasi hampir di mana saja di Pasifik Barat.
China pun konsisten bekerja untuk memperoleh kemampuan yang diperlukan untuk menghancurkan fasilitas utama di Guam untuk menghambat pergerakan AS di kawasan tersebut.
Seperti beberapa tahun lalu, China meluncurkan rudal balistik jarak menengah DF-26, yang dapat membunuh target hingga 3.400 mil (5471km) jauhnya. China menyebut rudal ini "Pembunuh Guam".
Tak hanya itu saja, China merilis video propaganda pada tahun 2020 yang menggambarkan serangan simulasi di Guam.
Kala itu pesawat pengebom H-6 berkemampuan nuklir dapat terlihat menghantam apa yang tampaknya merupakan AFB Andersen AS.
USAF juga berinvestasi di lapangan terbang lain di wilayah yang berpotensi digunakan oleh pembomnya.
Misalnya, pekerjaan perluasan di Bandara Internasional Tinian di Pulau Tinian, yang terletak 196 kilometer timur laut Guam, dapat memberikan lokasi operasi alternatif selain Andersen AFB.*
Artikel lain terkait terkait Konflik China dan Amerika Serikat
Baca berita lain KLIK di Pos Kupang.com
Sebagian artikel ini sudah tayang di Sosok.Grid.ID berjudul: Usai P Rusia vs Ukrana, Kini Perang Militer China Lawan AS Tak BIsa Dihindari? Keberadaan Pembom Nuklir Ini Jadi Bukti!