Berita NTT Hari Ini
PMI Asal NTT Dalam Seminggu Ini 2 Jenazah Dipulangkan dari Malaysia
Kedatangan Jenazah tiba di Kupang menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA448 sekira pukul 12.40 Wita
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dalam kurun waktu seminggu ini, tercatat 2 jenazah Pekerja Migran Indonesia atau PMI asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah dipulangkan dari Malaysia.
Sebelumnya pada Sabtu 2 Juli 2022 lalu, jenazah PMI asal Kabupaten Malaka atas nama Maria Goreti Hoar warga Desa Hanemasin Kecamatan Wewiku Kabupaten Malaka telah terlebih dahulu tiba di Kupang.
Kemudian pada Sabtu 9 Juli 2022, Malaysia mengirim satu lagi jenazah PMI asal Kabupaten Sikka.
Kedatangan jenazah tiba di Kupang menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA448 sekira pukul 12.40 Wita.
Saat tiba di terminal kargo Bandara El Tari Kupang jenazah hanya dijemput oleh petugas dari BP2MI dan Pendeta Emmy Sahertian yang merupakan aktifis kemanusiaan, tidak terlihat keluarga almarhum yang ikut menjemput.
Baca juga: Jenazah PMI Asal Kabupaten Malaka Meninggal Malaysia Tiba di Kupang
Kemudian jenazah langsung dibawah ke ruang jenazah RSUD Prof Dr WZ Johannes untuk dititipkan sebelum diberangkatkan ke Maumere pada Minggu 10 Juli 2022 menggunakan kapal.
Berdasarkan surat keterangan kematian yang diterima Pos Kupang dari petugas BP2MI, Jenazah diketahui bernama Paul Poin (52) warga Desa Tana Duen, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka Provinsi NTT.
Dalam surat tersebut, tidak dirincikan secara jelas penyebab kematian dari almarhum, hanya dituliskan bahwa keluarga meminta agar Jenazah dimakamkan di kampung halamannya.
Pada kesempatan ini Pendeta Emmy Sahertian mengaku prihatin dengan banyaknya PMI asal NTT yang pulang dengan keadaan sudah menjadi jenazah.
Menurutnya dalam kurun waktu dua bulan (Juni-Juli) tercatat sudah ada 50 jenazah yang dikirim pulang dari Malaysia.
Baca juga: Malaysia Pulangkan Jenazah PMI Non-prosedural Asal Kabupaten TTU
"Dua bulan ini sudah menunjuk angka 50, ini cukup tinggi dan kami sangat prihatin, " ungkapnya.
Ia berpendapat, dengan banyaknya PMI yang meninggal menandakan bahwa masih banyak terjadi eksploitasi terhadap PMI selama bekerja di luar negeri.
Oleh sebab itu ia sangat mengharapkan kesadaran dari masyarakat terkhusus calon tenaga kerja untuk tidak berangkat bekerja ke luar negeri secara ilegal atau non prosedural.
"Terlalu banyak kami berharap kepada pemerintah, kali ini kami akan menggantung harapan kepada masyarakat itu sendiri, ada banyak pengembangan program yang berbasis literasi, itu yang mereka tidak paham, " kata dia.
"Karena tidak paham makanya mereka rentan untuk ditipu untuk pergi secara non prosedural, saya kira yang paling penting itu sekarang adalah edukasi," tambahnya. (*)