Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 30 Juni 2022, Memuliakan Allah yang Telah Memberikan Kuasa yang Besar
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Ambros Ladjar dengan judul Mereka Memuliakan Allah yang Telah Memberikan Kuasa yang Besar.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Ambros Ladjar dengan judul Mereka Memuliakan Allah yang Telah Memberikan Kuasa yang Besar.
RD. Ambros Ladjar membuat Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk pada bacaan-bacaan hari Kamis 30 Juni 2022, yakni Amos 7: 10-17, dan bacaan Injil Matius 9:1-8.
Mellaui Renungan Harian Katolik hari ini, RD. Ambros Ladjar mengajak Umat Katolik untuk taat kepada kehendak Tuhan dan tidak lupa mensyukuri setiap berkat yang diterima dari Tuhan.
Kritik atau teguran bahkan kecaman merupakan cara untuk menanggapi sesuatu yang tak sesuai dengan kebiasaan atau kemyataan. Sudah pasti akan membuat orang merasa tersinggung.
Sebaliknya, setiap hal yang membuat hidup kita baik perlu kita syukuri sebagai berkat kemurahan Tuhan.
Tanpa segan nabi Amos memberikan koreksi atas perbuatan raja Yerobeam yang salah. Segala hal yang telah dikatakan Amos itu disampaikan Amazia imamnya di Betel itu kepada raja.
Akibatnya Amos diusir raja Yerobeam agar jangan bernubuat di sekitar Betel. Sebab baginya, Betel itu adalah tempat kudus raja dan bait suci kerajaan.
Karena posisi Allah digeser dan raja serta umat Israel tak mau mendengarkan suara Tuhan, maka anak perempuan akan diperbudak dan anak laki-laki akan mati oleh mata pedang.
Tanah mereka akan dibagi-bagikan kepada orang lain dan Israel pasti pergi sebagai orang buangan.
Ramalan ini beberapa kali terbukti sampai membuat orang Israel gigit jari.
Sejatinya segala peristiwa hidup apa pun perlu disikapi secara berbeda-beda. Begitu banyak hal positif yang kita alami dalam hidup.
Sebut saja seperti kelahiran dalam kelurga, kesuksesan, luput dari bencana, sakit dan penyakit, dsb. Semua itu kita syukuri sebagai kelimpahan anugerah Tuhan. Bukti kasih dan kemurahan Tuhan bagi manusia.
Hal itu merupakan bukti nyata agar kita semakin percaya bahwa Tuhan terlibat dalam segala peristiwa hidup kita.
Konsekuensinya kita harus taat kepada kehendak-Nya. Memasrahkan seluruh diri kepada Tuhan sebagaimana sikap orang lumpuh dalam injil.
Belajar dari kesembuhan si lumpuh, bagaimana sikap kita sendiri atas segala kelimpahan karunia Allah yang diterima dalam hidup?