Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik 25 Juni 2022, Tak Tahukah Kalian Bahwa Aku Harus Berada di Rumah Bapa-Ku?
Renungan Harian Katolik berikut ini disiapkan oleh RD. Ambros Ladjar, dengan judul, Tak Tahukah Kalian Bahwa Aku Harus Berada di Rumah Bapa-Ku?
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ini disiapkan oleh RD. Ambros Ladjar, dengan judul, Tak Tahukah Kalian Bahwa Aku Harus Berada di Rumah Bapa-Ku ?
Penyampaian Renungan Harian Katolik ini bertepatan dengan peringatan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria, Sabtu 25 Juni 2022 hari ini.
Dalam Renungan Harian Katolik ini, RD. Ambros Ladjar merujuk pada bacaan Injil Lukas 2:41-51, yang menceritakan bagaimana Santa Maria dan Santo Yosef mencari Yesus yang tiba-tiba tidak terlihat dalam perjalanan pulang dari Yerusalem .
Rasa cemas, resah dan gelisah bahkan disertai panik dan galau hampir sudah pernah semua orang alami. Perasaan jadinya tak karuan, kurang nyaman, sedih, gelisah dan bingung.
Lebih lagi kalau orang kehilangan sesuatu. Bisa juga orang dekat yang sangat dikasihi.
Santo Lukas mengisahkan kecemasan hati Bunda Maria dan suami sebagai orangtua di rumah. Sebab saat itu Yesus tak pulang bersama ke Nazaret setelah selesai ritual keagamaan sesuai adat kebiasaan Yahudi di kota Yerusalem.
Mereka harus jalan pulang dan mencari Dia, padahal perjalanan yang jauh. Jarak tempuh sekarang ini sekitar 4 jam perjalanan.
Mereka merasa sukacita ketika menemukan Yesus kembali di dalam Bait Allah.
Sukacita ini mengulangi lagi lukisan nabi Yesaya. Keluarga Yosef dan Maria termasuk turunan yang terberkati. Pantaslah kalau mengingatkan Maria lagi akan ucapannya setelah mendapat mandat dari malaikat Tuhan.
Dia terpilih menjadi hamba Tuhan sesuai kehendak Allah, maka wajar jika dia menyatakan rasa syukurnya.
Akan tetapi di sela-sela rasa sukacita itu muncul pertanyaan Yesus: mengapa kamu mencari Aku? Tak tahukah kalian bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?
Naluri seorang perempuan, ibu sudah pasti berkata lain. Hati Bunda Maria pun sungguh terasa seperti disayat sembilu.
Walaupun demikian, ia teguh hati menghadapi ujian itu. Karena ia sudah menyerahkan diri menerima tawaran Allah.
Nasibnya menjadi ibu Sang Juruselamat pelan-pelan mulai tampak terasa, biarpun ada ganjalan yang tak enak.
Ibu Maria memberikan kita inspirasi agar memiliki hati yang lapang dan suci. Hati yang tetap mengasihi walau tersakiti dan sulit memaafkan orang.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/rd-ambros-ladjar_01.jpg)