Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 5 Juni 2022 Hari Raya Pentakosta Peka dengan Konteks Berani Bersaksi

Pentakosta merupakan pesta panen yang dirayakan oleh umat Israel setelah mereka menetap di Kanaan pasca pembebasan dari Mesir.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Roh Kudus merupakan daya Ilahi yang melaluinya Allah hadir dan berkarya dalam dunia manusia. Kekuatan dan daya ilahi itu menampakkan diri dalam berbagai rupa dan bekerja dalam berbagai cara,

Lidah-lidah api yang menandakan turunnya Roh Kudus menunjukkan bahwa karunia Roh Kudus itu mengobarkan semangat dalam hidup beriman, bersaksi, bersatu dan melayani dalam diri para murid.

Setelah menerima anugerah Roh Kudus, para murid menjadi semakin beriman dan percaya kepada Yesus sebagai penyelamat (Kis 2:14.21-22).

Mereka tidak lagi takut tetapi dengan penuh keberanian bersaksi dan mewartakan bahwa Yesus telah bangkit (Kis 2:23-24) serta mengajak orang-orang untuk bertobat supaya diselamatkan (Kis 2:28-40).

Mereka juga semakin giat mewujudkan persekutuan hidup bersama (Kis 2:41-43.46) dan mengembangkan solidaritas serta pelayanan kasih (Kis 2:44-45).

Setelah Yesus bangkit, pintu rumah terkunci dan para rasul berdoa dalam ketakutan. Setelah Roh Kudus turun, mereka menjadi terbuka dan bersuara lantang tentang kebenaran Kristus. 

Roh Kudus yang Tuhan anugerahkan kepada para murid, lima puluh hari setelah Paskah, telah dianugerahkan juga kepada kita secara pribadi.

Kekuatan Allah itu berdaya menyatukan kita dalam komunitas orang beriman yang sedang berziarah di tengah dunia ini.

Kita menerima Roh Kudus secara istimewa dalam sakramen baptis (Kis 2:38) dan penumpangan tangan dalam sakramen penguatan (Kis 8:16-17; 19:5-6).

Saat Ekaristi, Roh Kudus juga hadir menyucikan seluruh umat dan menguduskan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus.

Kasih Allah itu malah dicurahkan ke atas kita setiap saat sebagai sumber kekuatan yang membimbing kita di jalan hidup yang baik dan benar. Roh itu setia bersuara dalam setiap situasi hidup kita (Widodo: 2013).

Menurut Rasul Paulus, Roh Kudus yang dicurahkan Allah itu menjadikan kita semua anak Allah (Rm 8:8-17). Kita telah menjadi ahli waris Allah yakni keselamatan yang dianugerahkan dalam Kristus (Rm 8:17).

Maka tanggung jawab berat yang mesti kita emban adalah setia berjuang hidup sebagai anak-Nya secara pantas dengan jalan pengabdian tanpa pamrih dan pelayanan tanpa henti.

Kelemahan dan keterbatasan manusiawi sering menjadi momok yang membangun benteng untuk menyekap kita dalam dosa.

Kadang kita seolah kehilangan harapan di tengah berbagai pengalaman hidup yang sarat dengan derita, kegagalan dan penderitaan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved