Perang Rusia Ukraina

Presiden Putin Bertemu Pimpinan Uni Afrika, Apa yang Dibahas?

Dekati Pimpinan Uni Afrika, Putin Tegaskan Rusia Tak Mau Disalahkan atas Krisis Pangan yang Terjadi

Editor: Eflin Rote
YouTube The Belarusian Telegraph Agency (BELTA)
Momen Presiden Rusia Vladimir Putin berdiskusi dengan Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko, di Sochi, Rusia, Senin (23/5/2022). 

POS-KUPANG.COM - Presiden RusiaVladimir Putin bertemu dengan para pemimpin Uni Afrika.

Dalam pertemuan tersebut, mereka akan membahas mengenai ketahanan pangan dan krisis yang mengancam.

Putin kabarknya akan memberi tahu AU bahwa Moskow tidak dapat disalahkan atas krisis pangan yang mempengaruhi benua mereka.

Baca juga: Wamen Putin Peringatkan Potensi Perang Rusia dan AS Makin Tinggi, Imbas Bantuan Senjata di Ukraina?

Dilansir TribunWow.com dari Al Jazeera, Jumat (3/6/2022), TV pemerintah menunjukkan Putin menyapa Presiden Senegal Macky Sall, ketua AU, dan Moussa Faki Mahamat, ketua Komisi AU, pada awal pembicaraan di resor Sochi Rusia selatan.

Sebagai informasi, tentara Rusia telah merebut sebagian besar garis pantai selatan Ukraina selama perang 100 hari.

Kapal perang Rusia juga mengontrol akses ke pelabuhan Laut Hitam negara itu yang menghambat kegiatan ekspor dan impor.

Baca juga: Rusia Kuasai 20 Persen Wilayah Ukraina, Putin Tak Stres Jelang 100 Hari Invasi

Namun mereka terus menyalahkan Ukraina dan Barat atas terhentinya ekspor gandum Ukraina.

Masyarakat pro Russia di Republik Afrika Tengah melakukan demonstrasi di Bangui pada Maret 2022.
Masyarakat pro Russia di Republik Afrika Tengah melakukan demonstrasi di Bangui pada Maret 2022. (AFP/BBC.com)

"Dengan tingkat kemungkinan dan keyakinan yang tinggi, saya dapat berasumsi bahwa presiden akan memberikan penjelasan lengkap tentang visinya tentang situasi dengan gandum Ukraina," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Jumat (3/6/2022).

"Presiden akan memberi tahu teman-teman Afrika kami tentang keadaan sebenarnya."

"Dia akan menjelaskan sekali lagi apa yang terjadi di sana, siapa yang menambang pelabuhan, apa yang dibutuhkan untuk membawa biji-bijian, bahwa tidak ada seorang pun di pihak Rusia yang memblokir pelabuhan-pelabuhan ini."

Negara-negara Afrika sangat terpengaruh oleh krisis yang berkembang, yang telah membuat harga biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk melonjak.

Sebagai informasi, Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global.

Sementara Rusia juga merupakan pengekspor pupuk global utama dan Ukraina adalah pengekspor utama minyak jagung dan bunga matahari.

Namun, Moskow menyalahkan situasi tersebut pada semua ranjau laut yang mengapung di dekat pelabuhan Ukraina.

Selain itu juga pada sanksi Barat yang memukul ekspor biji-bijian dan pupuknya sendiri karena berdampak pada pengiriman, perbankan dan asuransi.

Rusia telah mengatakan siap untuk mengizinkan kapal yang membawa makanan meninggalkan Ukraina dengan imbalan pencabutan beberapa sanksi, sebuah proposal yang digambarkan Ukraina sebagai 'pemerasan'.

Dalam membuka komentar pada pertemuan hari Jumat, Putin tidak mengacu pada krisis pangan tetapi berbicara secara umum tentang keinginan Moskow untuk mengembangkan hubungan dengan Afrika.

Ia menyinggung omset perdagangan yang telah meningkat lebih dari 34 persen dalam beberapa bulan pertama tahun ini.

Putin Sengaja Ciptakan Krisis Pangan

Sebelumnya, Putin dituduh sengaja ingin terjadi bencana krisis pangan global.

Tuduhan ini disampaikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Zelensky menyebut, saat ini Ukraina dihalangi tidak bisa melakukan ekspor gandum ke negara-negara lain.

Dikutip TribunWow.com dari aljazeera.com, Zelensky mengatakan, pasukan Rusia kini tengah memblokir beberapa pelabuhan di Ukraina.

Pemblokiran ini menyebabkan Ukraina tidak bisa mengekspor 22 juta ton gandum yang telah diproduksi.

Zelensky memperingatkan apabila Ukraina terus dihalangi melakukan ekspor maka ancaman kelaparan akan terjadi.

Ancaman kelaparan ini akan terjadi di negara-negara yang bergantung terhadap gandum dari Ukraina.

Tak hanya bencana kelaparan, Zelensky mengungkit adanya masalah baru yang akan tercipta yakni krisis migrasi.

"Ini adalah sesuatu yang jelas-jelas ingin dicapai oleh pemimpin Rusia," ujar Zelensky.

Zelensky menyebut Rusia sengaja menghalangi ekspor supaya seluruh negara di Eropa menderita dan Ukraina tidak bisa mendapatkan pemasukan.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh Rusia menggunakan makanan sebagai senjata di Ukraina, Kamis (19/5/2022).

Hal ini dilakukan dengan menyandera pasokan makanan tidak hanya untuk jutaan orang Ukraina, tetapi juga jutaan orang di seluruh dunia yang bergantung pada ekspor Ukraina.

Di hadapan Dewan Keamanan PBB, Blinken mengimbau Rusia untuk berhenti memblokade pelabuhan Ukraina.

Dilansir TribunWow.com dari CNA, Jumat (20/5/2022), Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari untuk melakukan apa yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus.

Dalam perkembangannya, Rusia gagal menguasai Kiev dan memusatkan serangan di wilayah pelabuhan Ukraina.

Kini, Rusia telah menguasai sepanjang pantai Ukraina setelah berhasil menduduki Mariupol dan sekitarnya.

Hal ini membuat ekspor pangan sebagai produksi ekspor utama Ukraina terhenti ke seluruh dunia.

"Pemerintah Rusia tampaknya berpikir bahwa menggunakan makanan sebagai senjata akan membantu mencapai apa yang belum dilakukan invasi, untuk mematahkan semangat rakyat Ukraina," kata Blinken.

"Pasokan makanan untuk jutaan orang Ukraina dan jutaan lainnya di seluruh dunia telah benar-benar disandera oleh militer Rusia." (TribunWow.com/Via/Anung)

 

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Dekati Pimpinan Uni Afrika, Putin Tegaskan Rusia Tak Mau Disalahkan atas Krisis Pangan yang Terjadi

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved