Berita Kupang Hari Ini

Pengurus IKA Akan Dilantik, Kesel Amfoang Robby Manoh: Jangan Dimanfaatkan untuk Kepentingan Pribadi

Kabupaten Kupang untuk mengetahui secara persis berapa banyak warga Amfoang yang berdomisili di Kota Kupang.  

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/SELASA
Kesel Amfoang, Robby Manoh (kiri), Ketua IKA terpilih, Gregorius Baitanu dan Host Jurnalis Pos Kupang, Michaella Uzurasi 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pengurus Baru Ikatan Keluarga Amfoang (IKA) akan dilantik pada tanggal 4 Juni mendatang. 

Sebagai pemangku adat, Raja Amfoang atau yang disebut Kesel, Robby G. J. Manoh, S.E., memberikan penegasan terkait kekayaan alam Amfoang yang sebagian besar belum terjamah. 

Robby mengatakan, IKA adalah bagian dari lembaga adat yang bergerak di kota diback up penuh oleh lembaga adat sehingga dalam perjalanan, IKA sebagai garda terdepan dan lembaga adat sebagai pendukung di belakang.  

"Misalnya butuh sapi, kita bantu dari lembaga Adat membantu untuk siapkan sapi. Sedangkan potensi - potensi yang ada di Amfoang saat ini banyak. Ada emasnya, mangannya, gipsum, banyak di sana tapi itu belum tersentuh dan itu memang belum bisa disentuh makanya dalam kesempatan ini saya mengimbau teman - teman basudara kita jangan sampai orang mempergunakan wilayah Amfoang untuk mulai mengeksploitasi hasil - hasil," kata Robby dalam Podcast Pos Kupang, Selasa, 31 Mei 2022. 

Baca juga: Deddy Manafe : Bung Karno Melangitkan Pancasila dari NTT 

"Contoh berapa tahun yang lalu marmer itu saya bekukan dia mengambil marmer dari Lelogama. Nah itu marmer nomor satu di dunia, akhirnya bubar. Selain itu emas gipsum belum lagi hasil laut, teri halus putih, banyak sekali. Makanya IKA saya sampaikan supaya berperan penting di depan, kita adat ini memback up dari belakang," lanjutnya. 

Salah satu contoh, kata Robby adalah madu Amfoang yang diproduksinya dibawa langsung oleh orang Amfoang sehingga masyarakat mendapat penghasilan dari hasil madu hutan, sebagai penjual produk ke luar juga mendapat penghasilan. 

"Supaya jangan yang lain hidup yang lain mati. Seperti itu," tandasnya. 

Baca juga: Jokowi Sungguh Indonesia

Robby menjelaskan, karakter orang Amfoang pada dasarnya menggunakan ilmu padi. Semakin berisi dia akan merunduk. 

"Coba satu kali ke kampung bertanya, ini sapinya berapa banyak, bilang satu ekor sa bapa, tapi di belakang sana ribuan. Salah satu contoh kita orang Amfoang menggunakan ilmu padi. Dari nenek moyang kita sudah diajarkan itu jadi kita saling menghargai walalupun ada perbedaan dalam rumah, kita istilahnya Naketi itu artinya kita berdamai di dalam rumah," ungkapnya. 

Selain itu, kata Robby, hal unik dari Amfoang adalah nama Amfoang sendiri adalah nama orang dan menurut dia, di wilayah manapun di Indonesia tidak ada yang nama tempat dengan orangnya sama. 

"Amfoang itu kan nama orang, leluhur bukan nama tempat. Am itu bapak, Foang itu nama orang," jelasnya. 

Baca juga: Sebelum Tinggalkan Ngada, Jokowi Bersama Iriana Bersalaman dan Bagi-Bagi Bingkisan Untuk Warga

Robby dalam kesempatan tersebut juga sedikit mengoreksi kata Usif yang sering dipakai untuk raja orang Amfoang. 

"Kata Usif itu sebenarnya diperuntukkan buat Fetor dan para tamu yang datang ke Amfoang. Saya disebut Kesel atau Raja. Jadi misalnya tamu - tamu terhormat disebut Usif," ujarnya. 

Dikatakan Robby, hal yang selama ini dibutuhkan masyarakat Amfoang adalah infrastruktur jalan. Dengan adanya Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang sudah membuka akses jalan, perekonomian masyarakat Amfoang mulai bagus. 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved