Konflik China dan Australia
Militer China Dianggap Makin Membahayakanb, Australia Beli Sistem Rudal HIMARS dari Amerika
Militer China kini bukan saja bermanuver di Laut China Selatan dan Laut China Timur Kini Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) juga terus mengembangk
POS KUPANG.COM -- Militer China kini bukan saja bermanuver di Laut China Selatan dan Laut China Timur
Kini Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) juga terus mengembangkan kekutannya hingga ke Pasifik dekat Australia
Hal ini dianggap sangat membahayakan bagi negeri kanguru itu. Australia pun langsung berusaha mendapatkan sistim pertahanan udara yang bisa menangkal seranagn ridal jarak jauh China
Departemen Luar Negeri AS akhirnya memberi persetujuan terkait penjualan sistem peluncur roket ke Australia, Reuters melaporkan pada Kamis (26/5).
Baca juga: Menlu China Memulai Kunjungan Diplomatik ke Timor Leste, Kepulauan Solomon dan Pasifik Selatan
Melalui persetujuan ini, Australia akan segera memboyong Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi ( HIMARS ) dan peralatan terkait lainnya dengan nilai mencapai US$385 juta.
Persetujuan ini didapat tidak lepas dari tekad Australia untuk meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Indo-Pasifik.
Australia semakin berani meningkatkan pengeluaran pertahanannya selama beberapa tahun terakhir didorong oleh tingginya aktivitas China di kawasan.
Tahun lalu Australia juga telah bergabung dalam aliansi pertahanan AUKUS bersama Inggris dan AS, yang program pertamanya adalah membantu Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.
Baca juga: Pakta Keamanan China dengan Kepulauan Solomon Tidak Mengejutkan Stella Robinson.
Kali ini, Pentagon mengatakan bahwa Australia telah mengajukan pembelian untuk 20 unit HIMARS dan peralatan lainnya. Kontraktor utama dari program ini adalah Lockheed Martin, L3Harris Corp, dan Chelton Inc.
Belum dikabarkan kapan proses penjualan serta produksi sistem HIMARS ke Australia ini akan dilakukan.
Pada hari Selasa (24/5) AS juga menyetujui beberapa penjualan senjata senilai US$3,1 miliar kepada sekutu mereka, seperti helikopter ke Mesir dan rudal ke Belanda.
Mengutip Reuters, AS akan menjual helikopter CH-47F Chinook dan peralatan terkait ke Mesir dengan perkiraan biaya US$2,6 miliar. Mesir telah meminta 23 unit helikopter tersebut. Boeing Helicopter Co. akan menjadi kontraktor utama program ini.
Sementara Belanda menambah pesanan untuk Rudal Taktis AIM-9X Blok II dan Rudal Taktis AIM-9X Blok II+. Rudal ini akan diproduksi oleh Raytheon dan memiliki nilai perkiraan total US$ 117 juta.*

Pangkalan Militer China di Kepulauan Solomon 'Mengganggu', Kata Keluarga Pahlawan Perang Dunia II
Pendirian kontroversial pangkalan militer di Kepulauan Solomon oleh China telah menyedot perhatian seorang wanita Sydney yang merupakan "pahlawan tanpa tanda jasa" dari pulau-pulau selama Perang Dunia II.