Berita Ende Hari Ini
Cerita Karyawan di Biara St. Yosef Ende, Serambi Soekarno Punya Kesan Mistis
Dulu memang kita rasa tempat ini biasa-biasa saja tidak penting amat, namun semenjak direnovasi, tempat ini rasanya sangat berharga sekali
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofri Fuka
POS-KUPANG.COM, ENDE - Seorang sopir mobil yang sudah mengabdi selama 25 tahun di Biara Santo Yosef Ende, bernama Fransiskus menceritakan pengalamannya turut merawat serambi Soekarno yang terletak di Kelurahan Potulando, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende.
Fransiskus mengakui, selama 25 tahun mengabdi di biara St. Yosef Ende, pertama kali ia mengalami kesan mistis di tempat itu ketika tempat tersebut direnovasi dan patung Soekarno dibangun pada 14 Januari 2019 lalu, oleh Provinsial Societas Verbi Divini (SVD) Ende, Pater Lukas Jua SVD.
Ia membedakan antara keberadaan dari serambi Soekarno sebelum di Renovasi maupun sesudah direnovasi.
"Kalau dulu, saya jalan lewat sini rasa aman-aman saja, macam tidak ada apapun namun semenjak patung dibangun dan tempat ini diubah saya mau lewat sini juga agak takut. Kadang, saya dan juga teman-teman yang lain kalau lewat pada malam hari, merasa kalau ada orang duduk di sini.
Baca juga: Ini Permintaan Tukang Ojek untuk Presiden RI Joko Widodo
Fransiskus mengungkapkan bahwa semenjak itu hingga sekarang, tempat itu berubah nuansanya dan betapa berharganya tempat itu sebagai saksi sejarah kehadiran presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno di Kabupaten Ende.
"Dulu memang kita rasa tempat ini biasa-biasa saja tidak penting amat, namun semenjak direnovasi, tempat ini rasanya sangat berharga sekali. Sehingga, banyak orang yang berkunjung ke tempat ini hampir tiap hari," tandasnya.
Sebagai orang yang turut merawat, membersihkan tempat tersebut selama puluhan tahun, Fransiskus merasa bangga karena bisa menjaga salah satu tempat penting di Kabupaten Ende.
Baca juga: Update Covid 27 Mei Kota Kupang: Tidak Ada Peningkatan Kasus
"Saya tentunya bangga dengan tempat ini. Saya merasa memiliki tempat ini, menjaga tempat ini merupakan sebuah kehormatan, karena saya sebagai orang Ende punya satu situs penting yang turut membantu melahirkan lima dasar negara sila pancasila," ungkapnya.
Meskipun demikian, sebagai masyarakat ia berharap bahwa, pemerintah dapat membantu menjaga dan melestarikan tempat tersebut agar menjadi tempat yang nilai sejarahnya tetap terjaga.
Beberapa Tempat Persinggahan Bung Karno Dialih Fungsikan
Fransiskus juga menerangkan, ada beberapa tempat yang sudah dialih fungsikan menjadi tempat hunian maupun ada yang sudah direnovasi.
Baca juga: Ramalan 12 Shio Sabtu 28 Mei 2022, Shio Macan Stres, Shio Naga Sangat Emosional, Shio Monyet Fokus
"Tempat macam perpustakaan itu dulu di gedung sebelah, hanya kamar tersebut sudah ditempati oleh seorang bruder SVD," ungkapnya.
Selain itu juga, kata Frans teras menuju ke ruang utama tempat Soekarno duduk membaca buku dan merenung juga sudah dirubah.
"Macam ini pagar tembo, ini baru dibuat beberapa tahun sebelumnya, dulu pohon-pohonnya tidak ada.
Selain itu juga, kata Frans dulu halaman sekitar gedung itu tidak ditumbuhi pohon sehingga pandangan mata bisa tertuju ke laut.
"Namun sekarang, sudah ditumbuhi banyak pohon sehingga dedaunan dan pohon menghalang pandangan mata jika memandang ke arah laut," tuturnya.
Senada dengan hal di atas, Pengelola Serambi Soekarno, Pater Yosef Seran SVD menjelaskan, dulu tempat tersebut banyak ditumbuhi pohon bidara namun sebagian lain tampak gundul tanahnya.
Beberapa Perabot Peninggalan Zaman dahulu masih dipertahankan
Pater Yosef Seran mengungkapkan ada beberapa perobat peninggalan masa lalu pada zaman Soekarno diasingkan di Ende, sebagiannya, hingga kini masih terawat dengan baik.
"Diantaranya ada belasan kursi, yang masih ada, dan menurut perkiraan salah satu kursi pernah diduduki oleh Ir. Soekarno kala itu," jelasnya.
Ia mengatakan selain itu lantai, menuju serambi Soekarno dan sebagian perabot lainnya masih asli.
Meskipun demikian, Pater Yosef menyayangkan buku-buku yang pernah dibaca Ir. Soekarno hingga kini tak ditemukan.
"Sebagiannya di bawa ke Jakarta, yang lainnya hilang entah dibawa ke mana," pungkasnya.
Sehingga, keberadaan Pojok buku Soekarno yang ada saat ini, merupakan replika dari perpustakaan dahulu baik itu buku-bukunya maupun ruangannya. (*)