Berita Nasional

Pengecatan Gedung Kura-kura DPR Rp 4,5 Miliar

Melalui situs LPSE DPR, paket tersebut memiliki kode tender 735087 dengan nama tender 'Pengecatan Dome Gedung Nusantara DPR RI'.

Editor: Alfons Nedabang
KOMPAS/PRIYOMBODO
Gedung DPR RI 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI akan melakukan perbaikan dan perawatan dome Gedung Nusantara atau Gedung Kura-kura. Dalam hal itu, DPR menganggarkan dana pengecatan dome gedung Nusantara sebesar Rp 4,5 miliar.

Melalui situs LPSE DPR, paket tersebut memiliki kode tender 735087 dengan nama tender 'Pengecatan Dome Gedung Nusantara DPR RI'.

Merespons hal itu, Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menyebut, rencana DPR melakukan pengecatan ulang atap Gedung Kura-kura dengan total anggaran Rp  4,5 miliar merupakan satu dari sekian proyek fantastis DPR yang urgensinya tak cukup mendesak.

Pada saat yang sama, kata Lucius, atas desakan publik DPR telah memutuskan pembatalan pengadaan gorden. "Mestinya dengan pertimbangan yang sama proyek pengecatan atap gedung kura-kura juga dilakukan DPR," kata Lucius saat dihubungi Tribun Network, Senin 23 Mei 2022.

"Ketika hanya proyek gorden yang dibatalkan sedangkan proyek bernilai fantastis lain seperti pengecatan ini diteruskan, maka terlihat bahwa DPR tidak konsisten," tambahnya.

Baca juga: Memalukan! Anggota DPR Dapat Fasilitas Hotel untuk Isoman, Formappi Kecam Keras: Konyol,Minim Empati

Lucius menyebut, dengan membatalkan proyek gorden dan melanjutkan proyek pengecatan DPR nampaknya hanya ingin mengetahui publik saja. Dengan membatalkan proyek yang dikritik publik, DPR berharap bisa mendapatkan kembali simpati dari publik.

Dengan begitu maka pesan publik yang mengkritik pengadaan gorden sesungguhnya tak ditangkap baik oleh DPR. Menurutnya, yang dituntut publik saat ini adalah kepedulian DPR terhadap situasi. Bahwa di tahun ini anggaran semestinya masih fokus pada penanganan situasi pasca pandemi.

"Dengan sibuk membangun fasilitas untuk diri sendiri, apalagi dengan anggaran yang fantastis, DPR tak sensitif. Ada banyak kebutuhan mendesak pada rakyat yang seharusnya menjadi kepedulian DPR," terangnya.

Ia juga mengatakan, meski DPR beralasan pengecatan dilakukan karena sudah lama atap kubah Gedung Kura-kura tak direnovasi tentu saja tak bisa dijadikan pembenaran.

"Kalau urusan waktu, rakyat juga bisa menghitung berapa lama negara mengabaikan kebutuhan mereka.Tentu saja urutan prioritas itu sangat penting," ucapnya.

Lucius pun menyinggung, jika DPR malah sibuk urus diri sendiri dan penampilan fisik fasilitas.
"Lalu siapa yang harus memperhatikan kebutuhan rakyat, siapa yang harus menyediakan kebutuhan rakyat?" tanya Lucius.

Baca juga: Formappi Soroti Kinerja DPR RI: Malas Rapat, Rajin Kunker

Ia menyadari, mempercantik penampilan gedung tentu saja perlu tetapi bukan sesuatu yang fundamental. Karena itu selalu bisa untuk ditunda pelaksanaannya.Lucius menyebut, kengototan DPR hanya akan memunculkan dugaan bahwa ada kepentingan lain DPR dibalik proyek-proyek itu.

"Karena itu penting bagi DPR untuk mencegah dugaan-dugaan liar dengan memastikan proyek-proyek yang dikritik mesti dievaluasi atau dibatalkan sembari menunggu waktu yang tepat untuk mengerjakannya. Ketika ekonomi sudah pulih dan situasi kembali normal," jelasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti. Ray mengatakan, rencana pengecatan Gedung Bundar DPR yang memakan biaya Rp 4,5 miliar, jelas sangat patut untuk ditolak. Mengapa?

Pertama, Ray menyebut, kontroversi pengadaan gorden DPR belum juga terjawab sepenuhnya. Rencana audit pengadaan tersebut, sampai sekarang, belum juga jelas nasibnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved