Perang Rusia Ukraina

Rusia Rugi Besar, Habiskan Rp 228 Miliar Per Jam saat Perang Tapi Taklukan Ukraina

Berkoar-koar kuasai Ukraina dalam hitungan jam, Rusia malah rugi besar, Habiskan Rp 228 Miliar Per Jam saat Perang

Editor: Adiana Ahmad
Creative Commons
Pasukan Rusia siap gempur wilayah Ukraina Timur dalam lanjutan Perang Rusia Ukraina. Rusia Rugi Besar, Habiskan Rp 228 Miliar Per Jam saat Perang Tapi Gagal Taklukan Ukraina 

Namun jumlah itu meningkat menjadi 369 miliar pada bulan Februari, ketika Rusia mulai memindahkan pasukan dan peralatan ke perbatasan selama invasinya ke Ukraina.

Kemudian pada bulan April, anggaran pertahanan nasional Rusia membengkak menjadi sekitar 628 miliar rubel.

Padahal pada April 2021, angka itu hanya 275 miliar.

Sejak Januari hingga April, Rusia menghabiskan total 1,681 triliun rubel untuk biaya militer, menurut The Moscow Times.

Jumlah ini tiga kali lebih banyak daripada yang dihabiskan negara untuk pendidikan (517 miliar rubel) dan perawatan kesehatan (615 miliar rubel), kata Times.

Dengan sanksi dan embargo minyak Rusia oleh Barat, Menteri Keuangan Anton Siluanov mengatakan pada akhir April bahwa anggaran negara telah berubah dari surplus menjadi defisit yang diproyeksikan sebesar 1,6 triliun rubel.

Dia juga mengatakan Dana Kekayaan Nasional (NWF) negara itu akan digunakan sebagai sumber utama untuk membiayai defisit anggaran, lapor Reuters.

"Jika pendapatan akan lebih tinggi dari yang direncanakan, kami akan menghabiskan lebih sedikit dari NWF," kata Siluanov tentang memanfaatkan Rainy Day Fund Rusia, yang berisi pendapatan minyak.

"Dalam kasus sebaliknya, maka kita akan menghabiskan lebih banyak dari itu."

Rainy Day Fund adalah jumlah uang yang dicadangkan untuk digunakan pada saat pendapatan reguler terganggu atau menurun agar operasi tipikal dapat dilanjutkan.

Eropa Memutus Ketergantungan dari Moskow

Komisi Eropa telah mengumumkan rencana 210 miliar euro ($220 miliar) untuk mengakhiri ketergantungannya pada bahan bakar fosil Rusia dalam rentang waktu lima tahun dan mempercepat transisinya ke energi hijau.

Dilaporkan Al Jazeera, langkah itu dilakukan saat invasi ke Ukraina oleh Rusia, pemasok gas utama Eropa, telah mendorong UE untuk memikirkan kembali kebijakan energinya di tengah kekhawatiran yang tajam akan guncangan pasokan. 

"Kami membawa ambisi kami ke tingkat lain untuk memastikan bahwa kami menjadi independen dari bahan bakar fosil Rusia secepat mungkin," kata Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, pada Rabu (18/5/2022) di Brussels ketika mengumumkan paket yang dijuluki REPowerEU.

Moskow memasok 40 persen gas untuk blok itu dan 27 persen minyak impornya, dan negara-negara UE sedang berjuang untuk menyetujui sanksi terhadap yang terakhir.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved