Berita Kupang Hari Ini
Rencana Pembangunan Pasar Model Prototype Kabupaten Kupang Oleh Pemerintah Pusat Ditolak
dibuat permanen dengan lapak ukuran kecil dan dibuat pembatas akibatnya hanya sedikit saja dagangan yang bisa disimpan diatas lapak
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen
POS-KUPANG.COM, OELAMASI - Pemkab Kupang lewat kepala dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM, Adrien Abineno menolak pembangunan pasar dengan model prototype.
"Model prototype itu cocok untuk orang di jawa di pasar besar yang selalu berdiri karena pembeli selalu ramai, kalau bangunan lapak di wilayah kita model begitu orang tidak mau jualan," ujar Adriel, Senin 9 Mei 2022.
Alasannya penolakannya karena selama ini pembangunan pasar tidak mengikuti pertimbangan budaya serta kebiasaan pedagang yang nanti berjualan.
Dia mengungkapkan di Kabupaten Kupang pedagang bahkan menggunakan lapak sebagai tempat duduk bahkan bisa tidur diatas.
Baca juga: Update Covid-19 Sumba Timur: Tersisa Lima Kasus Positif di Sumba Timur
Sementara model prototype dibuat permanen dengan lapak ukuran kecil dan dibuat pembatas akibatnya hanya sedikit saja dagangan yang bisa disimpan diatas lapak dan pedagang tidak leluasa bergerak.
"Jadi saya kemarin ke Jakarta ke kementrian perdagangan, kami minta kalau mau bangun pasar ikut model yang kami ajukan, kalau tidak mau tidak usah buat saja karena nanti mubazir," terang Mantan camat Sulamu ini.
Dia mencontohkan di pasar Oesao bangunan pasar dibuat model prototype malah tidak difungsikan oleh pedagang. Terkadang mereka melakukan operasi penertiban agar pedagang masuk kedalam bangunan namun pedagang kembali lagi ke lapak darurat yang mereka buat.
Jadi penolakan tersebut atas pertimbangan kondisi di lapangan dan kemauan pasar sehingga nanti setelah dibangun tidak mubazir.
Baca juga: Prodi Akuntansi Unwira Kupang Berbagi Bersama Anak-anak Panti Asuhan Kasih Agape
Pengawas muda perdagangan Raymundus Efi menambahkan kini pemerintah pusat sedang merencanakan pembangunan gedung pasar baru di pasar Lili.
Senada dengan kepala dinas kata dia pembangunan pasar harus nempertimbangkan aspek budaya dari masyarakat agar setelah pembangunan pasar itu mau ditempati pedagang.
"Model prototype itu cocok buqt pasar yang ramai, kalau kita disini mungkin satu jam baru datang lagi jafi kalau model begitu mereka lebih pilih jual diluar," sambungnya.
Dia mengaku beberapa kali.melakukan pendekatan dengan kepala desa dan camat untuk pemanfaatan namun percuma karena pedagang kutang "sreg" dengan model bangunan dan lapak seperti itu.(*)