Konflik China dan Taiwan

China Pelajari Invasi Rusia untuk Diterapkan di Taiwan

Beijing terkejut oleh kinerja buruk pasukan militer Rusia serta perlawanan keras yang muncul dari seluruh elemen di Ukraina.

Editor: Alfons Nedabang
ANN WANG/REUTERS
Jet tempur F-16V melakukan jalan gajah selama latihan Tahun Baru tahunan di Chiayi, Taiwan, pada 5 Januari. 

POS-KUPANG.COM - Direktur CIA Bill Burns mengatakan, China sedang mempelajari invasi Rusia ke Ukraina. Hasil dari pelajaran perang di Ukraina tersebut kemungkinan akan disesuaikan dengan rencana jangka panjang Beijing untuk menguasai Taiwan.

“China sedang mencoba untuk melihat dengan hati-hati pelajaran apa yang harus mereka ambil dari Ukraina tentang ambisi-ambisi mereka serta Taiwan," kata Burns dalam konferensi Financial Times, Sabtu 7 Mei 2022.

Burns menduga, Beijing terkejut oleh kinerja buruk pasukan militer Rusia serta perlawanan keras yang muncul dari seluruh elemen di Ukraina, sebagaimana dilansir AFP.

“Saya pikir mereka telah dikejutkan oleh cara aliansi transatlantik bersatu untuk membebankan biaya ekonomi pada Rusia sebagai akibat dari agresi itu,” ujar Burns.

Dia menambahkan, China juga gelisah mengenai fakta yang muncul bahwa apa yang telah dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin justru membuat AS dan Eropa menjadi semakin dekat.

Baca juga: Uji Pertahanan Taiwan, Pesawat Militer Anti Kapal Selam China Kembali Terbang Keliling Taiwan

“Kesimpulan apa yang didapat dari semua itu yang masih menjadi tanda tanya,” papar Burns.

Dia menuturkan, Beijing sedang melakukan penilaian yang sangat hati-hati atas invasi Rusia ke Ukraina.

“Pada biaya dan konsekuensi dari setiap upaya untuk menggunakan kekuatan untuk mendapatkan kendali atas Taiwan,” ujar Burns.

Taiwan hidup di bawah ancaman invasi dari Beijing. China selalu menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang akan direbut kembali suatu hari nanti, dengan paksa jika perlu.

China juga meningkatkan tekanan pada Taipei sejak Tsai Ing-wen terpilih sebagai Presiden Taiwan pada 2016.

Sementara Taiwan berharap dunia akan memberikan sanksi kepada China seperti halnya sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina jika Beijing menyerang pulau itu.

Harapan tersebut diutarakan Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu pada Sabtu 7 Mei 2022, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Jet tempur Taiwan Berebut untuk Merespons Saat Pesawat China Masuk Zona Pertahanan Udara

Taiwan telah mengikuti Barat dengan menjatuhkan sanksi ke Rusia atas invasinya ke Ukraina. Pada Jumat 6 Mei 2022, Belarus masuk ke dalam daftar sanksi Taiwan.

Kendati demikian, sanksi yang dijatuhkan Taiwan ke Rusia dan Belarus sebagian besar bersifat simbolis. Pasalnya, tingkat perdagangan langsung antara Taiwan dengan Belarus atau Rusia sangatlah sedikit.

Tetapi, penderitaan Ukraina telah memenangkan simpati publik yang luas di Taiwan karena mereka merasa senasib jika China ikut menyerang pulau tersebut.

Berbicara kepada wartawan di Taipei, Wu mengatakan bahwa penting untuk ikut dalam mengecam invasi dan memberikan sanksi kepada Rusia dan Belarus.

“Di masa depan, jika kami diancam dengan kekerasan oleh China, atau diserbu, tentu kami berharap masyarakat internasional dapat memahami dan mendukung Taiwan, dan memberikan sanksi atas perilaku agresif semacam ini,” ujar Wu.

Baca juga: Pesawat Y-8 China Kembali Dekat Taiwan Dua Bulan Setelah Diduga Jatuh

“Jadi Taiwan berdiri bersama komunitas internasional, dan mengambil tindakan ini,” imbuh Wu, merujuk pada sanksi tersebut. Taiwan telah meningkatkan siaganya sejak perang di Ukraina dimulai.

Pulau tersebut waspada jika China melakukan langkah serupa, meski pemerintah di Taipei telah melaporkan tidak ada tanda-tanda serangan Beijing yang akan segera terjadi.

Beijing selalu mengatakan bahwa Taiwan bukanlah sebuah negara, melainkan hanya sebuah provinsi milik China. Klaim China tersebut sangat dibantah oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis di Taipei.

Berbicara di acara yang sama, Ketua Parlemen Taiwan You Si-kun mengatakan bahwa Ukraina telah melakukan yang terbaik melawan Rusia selama lebih dari 70 hari. Kegigihan Ukraina tersebut, lanjut You, membuat Taiwan kagum.

“Kami berharap Ukraina pasti akan menang, dan berdiri teguh sampai akhir kemenangan,” ujar You. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved