KKB Papua
Tradisi Unik KKB di Papua, Suka Menari & Menyanyi Usai Lakukan Tindakan Kejam, Benarkah? Simak Ini
Anda mungkin tak percaya dengan hal yang satu ini. Bahwa kelompok kriminal bersenjata di Papua punya tradisi unik. Tradisi itu seusai bertindak kejam.
POS-KUPANG.COM - Anda mungkin tak percaya dengan hal yang satu ini. Bahwa kelompok kriminal bersenjata di Papua punya tradisi unik.
Tradisi unik tersebut, adalah suka menyanyi dan menari seusai melakukan aksi kejam.
Mereka tak biasa menari dan menyanyi seorang diri. Mereka justeru menyanyi dan menari beramai-ramai.
Kala hendak melancarkan aksi brutal, misalnya, mereka selalu menyanyi dan menari bersama.
Demikian pula usai melakukan tindakan kejam, kebiasaan itu pasti akan selalu dilakukannya.
Dalam sejumlah video yang viral di media sosial, kebiasaan itu tak hanya dilakukan KKB di Kabupaten Nduga atau biasa disebut Tanah Ndugama.
Bernyanyi sambil menari juga dilakukan KKB di Kabupaten Intan Jaya.
Tak diketahui apakah hanya tradisi ini yang dilakukan, atau ada ritual lain sebelum dan sesudah berperang.
Baca juga: Diberondong dari Dua Arah, Anggota KKB Praktis Tak Berkutik, Satu Diantaranya Ditangkap Hidup-Hidup
Namun dari gambar yang beredar, tampak jelas betapa KKB Papua selalu bergembira ria dalam kondisi apa pun.
Kendati hidupnya susah di tengah hutan belantara, namun yang ditampilkan hanyalah suasana gembira ria.
Mereka menari dan menyanyi sambil menenteng senjata di tangan.
Bahkan ada juga yang tak segan-segan mengacungkan senjata ke udara kala menari dan bernyanyi.
Dalam bahasa daerah, KKB Papua bernyanyi tanpa memperlihatkan rasa takut sedikit pun.

Dengan goyangan yang khas, mereka terlihat senang walau dari wajahnya tampak lelah.
Kelelahan itu mungkin karena mereka selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Atau juga karena mereka ingin melepas semua kepenatan plus kegalauan hati, atas tindakan kejam yang telah dilakukannya.
Di wilayah Intan Jaya, misalnya, KKB Papua terlihat bernyanyi dan menari dengan senjata api di tangan.
Senjata yang ditenteng itu terlihat jenis senjata modern lantaran dilengkapi dengan teleskop.
Berbekal senjata itulah mereka menghabisi TNI Polri dan atau warga sipil yang dijumpai di tengah jalan.
Sementara di Tanah Ndugama wilayah kekuasaan Egianus Kogoya, kelompok separatis itu pun melakukan hal yang sama.
Baca juga: Pria Berjenggot Ini Nekat Mengendap-Endap ke Pos TNI di Papua, Tapi Keburu Diringkus Sebelum Beraksi
Kala berada di ruang terbuka, anak buah Egianus Kogoya itu tampak bergembira ria.
Sebagian pria terlihat duduk melingkar sambil menyanyi dan bertepuk tangan.
Sementara yang lainnya tampak berdiri, memegang senjata api tapi kakinya dihentak-hentak mengikuti irama lagu.
Sejumlah pria yang menentang senjata api, terlihat mengikat dedaunan pada lengan kiri dan kanannya.
Para pria itu terlihat berdiri berjejer dengan posisi tangan yang siap menembak.
Sedangkan yang dalam posisi duduk, tampak bernyanyi dan bertepuk tangan.
Mereka sepertinya tidak mempedulikan sama sekali bahaya yang ada di depan mata.
Tak diketahui pasti, apakah lantunan lagu tersebut pertanda siap untuk menyerang ataukah sebaliknya pulang dari medan perang.
Namun yang jelas, sampai saat ini Papua masih bergolak. KKB terus melancarkan aksinya menembak mati warga sipil juga aparat TNI Polri.
Baru-baru ini, anak buah Egianus Kogoya, menembak mati dua warga sipil yang sehari-harinya sebagai tukang ojek.
Baca juga: Atas Nama Tulang Belulang, Egianus Kogoya Nyatakan Perang KKB Untuk Kemerdekaan Bukan Otonomi Daerah

Atas tindakan tersebut, Juru Bicara OPM, Sebby Sambom mengatakan, KKB bertanggung jawab atas penembakan itu.
"Warga sipil itu ditembak karena mereka adalah mata-mata TNI Polri. Mereka bagian dari intelijen Indonesia," kata Sebby Sambom.
Dikatakannya, TPNPB-OPM melalui para panglima perang sudah berulang kali meminta warga non Papua segera angkat kaki dari wilayah pedalaman.
Akan tetapi, imbauan itu tidak digubris, tidak dihiraukan sama sekali.
Karena itu, kata Sebby Sambom, dimata TPNPB-OPM, warga sipil tersebut adalah bagian dari TNI Polri.
Lantaran merupakan bagian dari TNI Polri yang disebut sebagai teroris Indonesia, maka tak ada pilihan bagi KKB kecuali menembak mati warga sipil tersebut.
"Kalau warga sipil ditembak mati, maka yang bersangkutan adalah bagian dari TNI Polri. Mereka tidak patuh pada perintah KKB," tandasnya.
Oleh karena itu, seturut pernyataan Egianus Kogoya yang mengusir warga non Papua, Sebby Sambom pun mengatakan, bahwa Papua adalah daerah perang.
Baca juga: Atas Nama Tulang Belulang, Egianus Kogoya Nyatakan Perang KKB Untuk Kemerdekaan Bukan Otonomi Daerah
Dengan demikian, katanya, warga tak bersenjata sebaiknya segera tinggalkan Papua jika tak ingin ditembak mati.
"Semua warga Indonesia yang di Papua, tinggalkan tanah kami saat ini juga. Kalau tetap bertahan, maka jangan salahkan KKB jika mengambil tindakan tegas," tandasnya. (frans krowin)