Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik 25 April 2022 Jangan Heran Karena Aku Berkata, Kamu Harus Dilahirkan Kembali

Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya

Editor: Agustinus Sape
Dok Pribadi
RD Ambros Ladjar 

Renungan Harian Katolik Senin 25 April 2022: Jangan Heran Karena Aku Berkata, Kamu Harus Dilahirkan Kembali (Kisra 4: 23-31; Yoh 3: 1-8)

Oleh: RD. Ambros Ladjar

POS-KUPANG.COM - Dalam agama dikenal ajaran tentang Reinkarnasi. Sesungguhnya suatu kepercayaan bahwa seseorang akan mati dan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan yang lain.

Dari ajaran ini bahwa yang dilahirkan bukanlah wujud fisik sebagaimana keberadaan kita saat ini, melainkan jiwa orang tersebut lahir kembali dan mengambil wujud tertentu sesuai dengan hasil perbuatannya terdahulu selama hidup.

Dialog antara Yesus dan Nikodemus diwarnai pemahaman tentang kelahiran kembali. Hal ini sungguh membingungkan pikiran Nikodemus.

Sebab itu, dia tanya Yesus, bagaimana mungkin orang dilahirkan kembali kalau sudah tua? Sejatinya dia itu seorang tokoh, pemimpin agama.

Yesus tahu dia memiliki kuasa dan status sosial di kalangan orang Yahudi. Dia penasaran karena Yesus adalah Guru kebijaksanaan yang datang dari Allah dan dapat mengadakan mukjizat.

Rasa ingin tahunya itu dijelaskan Yesus bahwa dia harus dilahirkan kembali dari Air dan Roh.

Hanya melalui cara ini orang akan masuk ke dalam kerajaan Allah. Kelahiran yang dimaksudkan Yesus ini berbeda dengan konsep dalam ajaran reinkarnasi.

Terkadang kita terjebak dengan status kita selaku orang Katolik. Sekiranya sudah dibaptis, rajin mengikuti ibadah dan beramal otomatis kita masuk kerajaan surga, padahal belum tentu.

Melalui kelahiran kembali lewat pembaptisan, Yesus minta kita agar melakukan pembalikan cara hidup secara radikal.

Itu berarti kita diajak agar hidup menurut tuntutan nilai kerajaan Allah dimana Allah sendirilah yang meraja.

Memang belum ada manusia hidup yang datang dari sana, akan tetapi namanya Kerajaan Allah berarti suasana hidup didominasi damai sejahtera.

Dengan demikian, kita pun perlu menjauhkan sisi hidup yang serba negatif agar kasih dan damai sejahtera dapat menjiwai seluruh cara hidup kita.

Bagaimana relevansi pemahaman kita akan sakramen pembaptisan yang telah kita terima?

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved