Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 24 April 2022: Berbahagialah Mereka yang Tidak Melihat Namun Percaya
Tepat 22 tahun lalu pada Paska kedua tahun 2000 dirayakan sebagai Hari raya Kerahiman Ilahi. Perayaan ini jatuh pada hari terakhir Oktaf Paska.
Paus Fransiskus anjurkan seluruh umat dalam tahun Kerahiman 2016 agar membimbing orang beriman yang bimbang dan ragu imannya.
Anjuran itu tak cuma berjalan di tahun itu tapi juga mengingatkan bahwa semakin banyak orang beriman yang alami keraguan dan krisis iman.
Ada banyak orang yang mulai meragukan kebenaran iman dan kuasa Tuhan ketika mereka alami penderitaan, pengkianatan, kegagalan dan lari kepada kekuatan dunia.
Mereka kira bahwa kuasa manusia lebih besar dari Tuhan yang dapat membantu. Ternyata hidup semakin parah dan semakin merana. Hal ini semakin diperparah dengan meluasnya ajaran, pendapat dan ide yang membingungkan orang di medsos.
Kita yang berusia 50 tahun ke atas termasuk usia manula. Sedangkan di bawahnya adalah usia milenial.
Kita boleh bangga dengan kemajuan, tapi kalau kapan dan di mana saja makan minum pun kutak-kutik hp, sedang berdoa sampai di atas motor pun masih tetap pencet Hp, sementara kita tak pernah buka dan baca Kitab Suci, maka iman kita tak jauh beda dengan HP yang lobet.
Cepat atau lambat akan hilang, lobat, penuh hal buruk dan rusak. Tuhan mengutus kita untuk menghadirkan kepastian di tengah ketidakpastian hidup dunia.
Kita selaku komunitas kristiani yang dibangun Yesus punya indikasi khusus yakni saling percaya dan tak saling meremehkan kapasitas dan kapabilitas sesama.
Kita telah dianugerahi Tuhan kemampuan untuk memperjuangkan, mempertahankan, serukan dan sampaikan kebenaran firman.
Kendatipun demikian, warta itu tak selamanya didengarkan. Biarpun kita ragu dan tak percaya, Yesus tetap menampakan diri.
Ia mau agar kita bawa pesan pertobatan kepada orang yang belum percaya.
Kerahiman Ilahi mengarahkan pikiran kita kepada sengsara dan wafat Kristus sebagai tanda pengurbanan diri.
Yesus yang terluka lambung-Nya di salib dengan mengalirkan air dan darah adalah tanda Dia menyelamatkan kita.
Sebab itu kita diajak untuk membenahi diri dengan mengacu kepada belas kasih Ilahi yang tercurah atas kita.
Biarpun kita sudah ingkari kebaikan Tuhan sambil mencemari jalan hidup, tapi Tuhan tetap setia mengampuni kita.