Kekuatan Cinta Membuat Perbedaan

Kalau kita pilah maka ada dua unsur yang penting dari tema ini yakni Kematian Kristus dan Pembaharuan diri kita selaku orang beriman.

Editor: Eflin Rote
DOKUMENTASI PDT. DR. MESAKH
Pdt Dr Mesakh Dethan (di tengah memakai toga hitam) diapit oleh anggota paduan suara yang mengisi kebaktian Jumat Agung, 15 April 2022, di GMIT Koinonia Kuanino Kupang. 

Kekuatan cinta memang luar biasa. Injil Yohanes dalam pasal 3:16 menyatakan bahwa Kristus diutusAllah kedalam dunia dan menyelamatkan dunia yang berdosa karena kekuatan Cinta Allah yang luar biasa.

Dan karya Kristus ini menuntut orang beriman untuk percaya dan mengubah hidupnya untuk memperoleh hidup yang kekal, demikian akademisi dan  Dosen Pasca Sarjana Teologi UKAW mengajak jemaat yang hadir.

“Jadi kekuatan cinta Allah dalam Kristus ini menjadi pendorong untuk kita mengubah hidup kita menjadi orang-orang yang sukses, percaya diri, punya pengharapan akan masa depan.

Cara sederhana untuk memulai perubahan dalam diri mulai dengan mengubah pola pikir dan Bahasa atau kosa kata yang kita gunakan sehari-hari, demikian penegasan alumni Teologi Universitas Heidelberg Jerman ini.

Berikut ini ada beberapa kosa kata dan pola pikir menurut Maxwell menghambat orang berubah, maju dan berhasil:

Saya tidak bisa                   seharusnya saya bisa

Saya tidak punya waktu     seharusnya saya akan menyediakan waktu

Saya takut                           seharusnya saya berani dan saya percaya diri

Itu mustahil saya lakukan   seharusnya saya akan mencoba melakukannya dan Tuhan mampu 

                                            Menolong

Jika kita terus menerus membangun sikap positif dan optimis maka kita akan menjadi orang yang berhasil. Kita akan menjadi orang yang tabah menghadapi berbagai kesulitan, kita mempunyai pengharapan dalam Tuhan dan giat untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik bagi sesama dan Tuhan.

“Penulis surat Ibrani menghimbau agar kita tabah dalam pengharapan dalam Ibrani 10: 23 (23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.). Dan dalam ayat 24 dan 25 ajakan untuk melakukan perbuatan kasih bagi persekutuan dan giat dalam ibadah dan doa (24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. 25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat, demikian Mesakh Dethan menutup khotbahnya. Amin

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved