Kekuatan Cinta Membuat Perbedaan
Kalau kita pilah maka ada dua unsur yang penting dari tema ini yakni Kematian Kristus dan Pembaharuan diri kita selaku orang beriman.
Kekuatan cinta memang luar biasa. Injil Yohanes dalam pasal 3:16 menyatakan bahwa Kristus diutusAllah kedalam dunia dan menyelamatkan dunia yang berdosa karena kekuatan Cinta Allah yang luar biasa.
Dan karya Kristus ini menuntut orang beriman untuk percaya dan mengubah hidupnya untuk memperoleh hidup yang kekal, demikian akademisi dan Dosen Pasca Sarjana Teologi UKAW mengajak jemaat yang hadir.
“Jadi kekuatan cinta Allah dalam Kristus ini menjadi pendorong untuk kita mengubah hidup kita menjadi orang-orang yang sukses, percaya diri, punya pengharapan akan masa depan.
Cara sederhana untuk memulai perubahan dalam diri mulai dengan mengubah pola pikir dan Bahasa atau kosa kata yang kita gunakan sehari-hari, demikian penegasan alumni Teologi Universitas Heidelberg Jerman ini.
Berikut ini ada beberapa kosa kata dan pola pikir menurut Maxwell menghambat orang berubah, maju dan berhasil:
Saya tidak bisa seharusnya saya bisa
Saya tidak punya waktu seharusnya saya akan menyediakan waktu
Saya takut seharusnya saya berani dan saya percaya diri
Itu mustahil saya lakukan seharusnya saya akan mencoba melakukannya dan Tuhan mampu
Menolong
Jika kita terus menerus membangun sikap positif dan optimis maka kita akan menjadi orang yang berhasil. Kita akan menjadi orang yang tabah menghadapi berbagai kesulitan, kita mempunyai pengharapan dalam Tuhan dan giat untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik bagi sesama dan Tuhan.
“Penulis surat Ibrani menghimbau agar kita tabah dalam pengharapan dalam Ibrani 10: 23 (23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.). Dan dalam ayat 24 dan 25 ajakan untuk melakukan perbuatan kasih bagi persekutuan dan giat dalam ibadah dan doa (24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. 25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat, demikian Mesakh Dethan menutup khotbahnya. Amin
(*)