Kekuatan Cinta Membuat Perbedaan
Kalau kita pilah maka ada dua unsur yang penting dari tema ini yakni Kematian Kristus dan Pembaharuan diri kita selaku orang beriman.
POS-KUPANG.COM - “Hanya orang yang memilik kekuatan cinta yang bisa membuat perbedaan, pertama untuk mengubah hidupnya dan kedua untuk mengubah orang lain”, demikian dikatakan oleh Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, dalam ringkasan khotbahnya pada Kebaktian Jumat Agung di Gereja Koinonia Kuanino, Klasis Kota Kupang yang dilayani oleh Pdt. Itha Adoe, S.Th selaku ketua Majelis Jemaat dan para pendeta lainnya, Jumat, 15 April 2022.
Menurut Akademisi dan Pakar Teologi Perjanjian Baru Universitas Kristen Artha Wacana Tema kebaktian Jumat Agung ini adalah “ kematian Yesus Membaharui Kita” berdasarkan teks Ibrani 10:19-25.
Kalau kita pilah maka ada dua unsur yang penting dari tema ini yakni Kematian Kristus dan Pembaharuan diri kita selaku orang beriman.
Dari kacamata penulis surat Ibrani Kematian Yesus telah membawa perubahan besar menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan Allah. Ada sesuatu yang diperbaharui melalui kematian Yesus dan hal ini dikatakan dalam Ibrani 10: 19 dan 20 bahwa kemungkinan baru telah terbuka kepada semua orang Kristen untuk mengakses secara bebas dan gratis ke hadapan hadirat Allah.
Kristus telah menjadi pembuka jalan. Peluang semacam ini tidak dalam Hukum Musa dalam Perjanjian yang lama. Ini ada kaitan dengan terbelahnya Tabir Bait suci dalam Matius 27:51-53; Kol. 1:20-22 (51 Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah).
“Jadi tidak adalagi pembatasan untuk memmasuki kehadiran Allah melalui darah Kristus (kematian Kristus)”, demikian penegasan mantan Wartawan Pos Kupang Pencetus Rubrik Berhasa Kupang “Tapaleuk”.
Peristiwa kematian Yesus disalib membuat tabir yang menutup jalan masuk ke tempat yang kudus di bait Allah terkoyak (Matius 27:52, Markus 15:38 dan Lukas 23:45). Terkoyaknya tabir itu adalah symbol bahwa jalan masuk ke tempat kudus di surga sudah dibuka dengan kematian Tuhan Yesus.
Orang Kristen tidak perlu lagi membawa hewan korban persembahan kepada imam besar untuk mendapat pengampunan dosa.
Pengorbanan Kristus adalah pengorbanan yang paripurn sekali untuk selamanya (band. Ef 2:8-9), dan bukan kinerja manusia. Kalau karya imam besar biasa harus dilakukan tiap tahun. Tetapi karya kristus ini sekali untuk selamanya, makanya Yesus layak disebut Imam Besar yang Agung.
Disini penulis Ibrani menegaskan Kembali permohonan yang sudah dikemukakan dalam pasal 4:14-16, (14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. 15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.).
Mendapat pertolongan untuk apa? Pertolongan untuk meneruskan proses pembaharuan, termasuk pembaharuan diri kita, pembaharuan relasi kita, pembaharuan iman kita, pembaharuan pengharapan kita, dan pembaharuan kasih kita kepada sesama.
Menurut akademisi dan dosen Pasca Sarjana UKAW ini hidup adalah proses untuk berubah, namun seringkali ada banyak halangan dan tantangan yang membuat kita tidak dapat berubah ke arah yang lebih baik. Mengapa? Karena seringkali kali kita tidak memiliki kekuatan dan tekad untuk perubahan.
“Ada kisah yang saya kutip dari Penulis Buku Membangun Sikap Pemenang, karangan John C. Maxwell (halaman 238). Dikisahkan seorang Wanita Bernama Aleida Huissen, 78 tahun, dari Rotterdam, Belanda telah merokok selama lima puluh tahun. Selama lima puluh tahun itu ia selalu berusaha menghentikan kebiasaannya, namun selalu gagal.
Lalu Leo Jensen, 79 tahun, pacarnya melamarnya dan mau menikahinya dengan syarat ia harus berhenti merokok. Aleida akhirnya memutuskan untuk berhenti merokok. Aleida berkata. “kekuatan niat saja tidak pernah cukup membuat saya berhenti merokok. Hanya Cinta yang bisa.