Perang Rusia Ukraina
Ratusan Diplomat Kena Gusur Uni Eropa, Dituduh Sebagai Mata-mata, Kremlin Sebut Berpandangan Sempit
Negara-negara Uni Eropa mengusir seratusan diplomat Kedutaan Besar Rusia, sebagai aksi protes kekejaman pasukan Rusia di Kota Bucha, Ukraina.
POS-KUPANG.COM - Negara-negara Uni Eropa mengusir seratusan diplomat Kedutaan Besar Rusia, sebagai aksi protes kekejaman pasukan Rusia di Kota Bucha, Ukraina.
Para pemimpin Barat mengutuk pembantaian di Bucha, pinggiran Ibu Kota Kiev.
Italia, Spanyol dan Denmark mengusir puluhan diplomat Rusia pada Selasa (5/4/2022).
Hal itu mengikuti langkah Jerman dan Prancis.
Ratusan diplomat Rusia telah dipulangkan sejak awal invasi, banyak yang dituduh sebagai mata-mata, seperti dilansir AP, Rabu (6/4/2022).
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut pengusiran itu sebagai tindakan berpandangan sempit yang akan memperumit komunikasi.
Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Saling Usir, Moskow Gusur 15 Diplomat Belanda, Balas Pengusiran Diplomat
Dia memperingatkan mereka akan menghadapi langkah-langkah balasan dari Rusia.
Dalam acara dukungan lainnya, cabang eksekutif Uni Eropa mengusulkan larangan impor batubara dari Rusia.
Dalam apa yang disebut akan menjadi sanksi pertama dari blok Uni Eropa yang menargetkan industri energi negara yang menguntungkan selama perang.
Jumlah impor batubara itu diperkirakan mencapai 4 miliar euro, atau $4,4 miliar) per tahun.
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengecam kejahatan keji Moskow di sekitar Kiev.
Sebanyak 27 negara Uni Eropa telah menjadi pendukung setia Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari 2022.
Mereka telah mendorong melalui empat putaran sanksi, tetapi pejabat Ukraina telah memohon lebih keras lagi.
Hanya beberapa jam sebelum proposal terbaru diumumkan, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan untuk mencegah Bucha baru, Barat harus memberlakukan induk dari semua sanksi.
Khususnya, melarang impor, minyak dan gas Rusia ke seluruh dunia.