Berita NTT Hari Ini
BI NTT Adakan High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah
bentuk sinergi dan kolaborasi dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan selama Bulan Ramadhan dan Hari Raya IdulFitri 1443 H.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadakan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Kupang, Kabupaten Sikka, Kabupaten Sumba Timur dan Provinsi NTT
“Stabilitas Harga dan Ketersediaan Bahan Pokok Selama Ramadhan dan Idul Fitri”pada Selasa,19 April 2022.
Disampaikan melalui siaran pers Perwakilan Bank Indonesia NTT,Pada kegiatan HLM TPID bersama antara Provinsi NTT, Kota Kupang, Kabupaten Sikka, Kabupaten Sumba Timur yang dilaksanakan pada Selasa, 19 April 2022 sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan selama Bulan Ramadhan dan Hari Raya IdulFitri 1443 H.
HLM TPID dilaksanakan secara hybrid dengan protokol kesehatan ketat dan dibuka secara langsung oleh Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef Nae Soi, M.M.
Baca juga: Doa Kamilin dengan Bahasa Arab Latin Juga Lafaz Bilal Shalat Tarawih dan Jawaban Jemaah
Turut hadir secara offline Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kota Kupang,Ignasius Repelita Lega, SH Adapun secara online turut bergabung Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, S.Sos, M.Si dan Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Timur, Domu Warandoy, SH, M.Si. Lebih lanjut juga hadir perwakilan lembaga maupun instansi vertikal lainnya serta OPD terkait di lingkup Provinsi NTT, Kota Kupang, Kabupaten Sikka, dan Sumba Timur.
Pada pertemuan dimaksud Bank Indonesia memaparkan perkembangan inflasi baik secara keseluruhan di Provinsi NTT dan secara spatial di 3 kota IHK (Kupang, Maumere, dan Waingapu).
Lebih lanjut dipaparkan komoditas – komoditas yang persisten mendorong inflasi pada Ramadhan dan Idul Fitri selama 5 tahun terakhir di Provinsi NTT antara lain angkutan udara, daging, telur ayam ras, cabai rawit serta perkembangan harga dan pasokan komoditas pangan strategis dengan mempertimbangkan dampak geopolitik Rusia-Ukraina dan kebijakan Pemerintah terkini antara lain minyak goreng, BBM, gandum, kedelai dan turunannya. (*)