Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Kamis Putih 14 April 2022, Peringatan Perjamuan Tuhan: Kasih dan Pelayanan

Rasa cinta kasih kepada Tuhan Yesus itu menjadi landasan dari motivasi kita untuk mengasihi sesama, sebagaimana Ia telah lebih dahulu mengasihi kita.

Editor: Agustinus Sape
Dok Pribadi
RD Eman Kiik Mau 

Renungan Harian Katolik, Kamis Putih 14 April 2022, Peringatan Perjamuan Tuhan: Kasih dan Pelayanan (Kel 12:1-8.11-14; 1 Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15)

Oleh: RD. Eman Kiik Mau

POS-KUPANG.COM - Hari ini kita memasuki Tri Hari Suci dan merayakan secara agung Misteri Paska.

Diawali dengan Kamis Putih, kita mengenangkan Perjamuan Tuhan, yang merujuk pada Perjamuan Paska Yahudi.

Perjamuan Paska ini mengalami pergeresan, mulanya adalah persembahan anak domba kepada Tuhan sebagai hasil panen pertama, kemudian menjadi peringatan pembebasan orang Israel dari penjajahan Mesir.

Untuk orang Kristiani, Paska adalah perayaan sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan yang menyelamatkan dan membebaskan manusia dari perbudakan dosa.

Bacaan-bacaan suci hari ini menunjukkan kepada kita arti kurban, persekutuan, pelayanan dan kasih.

Kurban Paska Yahudi menjadi kurban Tubuh dan Darah Kristus sendiri yang kemudian menjadi Ekaristi Kudus. Ini adalah puncak pelayanan spiritual, memberikan semuanya dan segalanya secara total.

Yesus membasuh kaki, memberikan pengajaran dan nyawa-Nya. Ia menjadi contoh, teladan dan rujukan permanen terhadap makna korban, pelayanan dan penguatan sesama.

Imam yang menjadi pelayan untuk Ekaristi dan semua umat yang mengambil bagian di dalamnya diharapkan berada dalam terang contoh Yesus.

Pembasuhan kaki menurut tradisi yang dilakukan oleh para imam pada hari Kamis Putih merupakan pernyataan cinta kasih Kristus. Teladan dari Kristus yang kita lihat dan renungkan tiap tahun ini menjadi sebuah simbol atau tanda akan kasih Allah.

Rasa saling mengasihi, bela rasa dan mengampunilah yang Tuhan Yesus maksud. Dia yang adalah Putra Allah, Dia yang adalah Putra Allah, Dia yang adalah kepala kita dan kita adalah tubuh mistik-Nya, Dia menjadi pelayan bagi para sahabat-Nya.

Demikian pula kita pun harus saling mengasihi, terlepas dari status, prestasi, dan kekayaan yang kita miliki. Mengampuni adalah kunci dari sikap mengasihi. Dengan mengampuni kita akan mengesampingkan rasa amarah lalu berbuah menjadi kasih.

Inilah yang Tuhan Yesus wariskan kepada kita. Mengasihi itulah yang menjadi tugas kita senua, tugas yang harus dilakukan dengan segenap hati.

Sesungguhnya, rasa cinta kasih kepada Tuhan Yesus itu menjadi landasan dari motivasi kita untuk mengasihi sesama, sebagaimana Ia telah lebih dahulu mengasihi kita.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved