Perang Rusia Ukraina
Perang Rusia Ukraina: Finlandia Target Rusia Berikut Peluru Karena Ingin Bergabung ke NATO
usia mulai memperingatkan Finlandia agar membatalkan rencananya yang ingin bergabung dengan NATO. Kalau tidak, Rusia akan melakukan aksi balasan, sama
Sejak penyerangan Rusia ke Ukraina, jajak pendapat yang dilakukan media Finlandia menunjukkan bahwa mayoritas opini publik menginginkan agar negara Skandinavia itu bergabung dengan NATO.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengaku akan menerima dengan terbuka jika Finlandia dan Swedia ingin gabung NATO.
NATO juga akan akan memberi jaminan keamanan dalam periode jelang bergabungnya mereka.

Namun, politikus asal Norwegia ini enggan memerinci lebih jauh seperti apa jaminan keamanannya.
“Kami yakin akan menemukan cara mengatasi kekhawatiran yang ada selama waktu antara pengajuan (keanggotaan) dengan ratifikasi final,” kata Stoltenberg dikutip Associated Press.
Langsung Borong Senjata
Finlandia akhirnya menanggapi ancaman Rusia jika mereka memilih untuk bergabung dengan NATO.
Negara Skandinavia itu memutuskan meningkatkan dana militer mereka untuk 4 tahun ke depan.
Finlandia mengumumkan melakukan peningkatan 2,2 miliar euro atau Rp 34,4 triliun untuk pendanaan militer mereka.
Dikutip dari BBC, Kamis (7/4/2022), tambahan dana itu akan digunakan untuk membayar tambahan ratusan tentara profesional, keamanan pertahanan yang lebih baik dan persenjataan termasuk rudal dan amunisi.
Baca juga: Sosok Komandan Perang Baru Pasukan Rusia di Ukraina, Jenderal Alexander Dvornikov, Lebih Kejam?
Finlandia saat ini memiliki perbatasan sejauh 1,340 km dengan Rusia.
Penyerangan Rusia ke Ukraina meningkatkan dukungan agar Finlandia bergabung dengan NATO.
Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa penyerangan Ukraina membuat Finlandia harus serius mempertimbangkan sikap dan pendekatan terhadap penyelarasan militer.
Selain itu memutuskan dengan hati-hati tetapi cepat selama musim semi ini.
Departemen Pertahanan Finlandia, Timo Kivinen pun mengatakan, invasi Rusia telah menggarisbawahi pentingnya memiliki kesiapan operasional yang cepat.