Berita Kota Kupang Hari Ini
Sosok Transpuan, Dena Rachman Bagikan Kisahnya di Acara Podcast Pos Kupang
ada ekspresi gender, manifestasi dari pengalaman gender yang diekspresikan lewat ekspresi penampilan
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Edi Hayong
"Society bilang kayak gini jadi aku harus kayak gini tapi ternyata teman aku itu bilang keknya lo nggak jujur deh. Kenapa Akhirnya aku memberanikan diri untuk iya nih sebenarnya aku nggak nyaman kayak gitu. Aku tuh sepertinya lebih nyaman kayak gini," ujarnya.
Keesokan harinya, setelah dia mengungkapkan dirinya yang sebenarnya, Dena menjadi lebih santai dan menjadi diri sendiri mulai dari perilaku dan gestur seperti apa adanya dia. Dena berteman dengan siapa saja baik perempuan maupun laki laki.
Saat duduk di bangku SMA Dena tidak lagi menutupi dirinya yang sebenarnya. Meski demikian dia mengakui tidak pernah merasakan bully secara langsung hanya sebatas dikerjain saat masih menjalani masa orientasi sebagai siswa baru.
Dena juga disukai karena selalu total ketika diminta mengerjakan segala sesuatu.
"Yang tadinya mau ngerjain jadinya sayang sampai sekarang aku lumayan dekat sama senior - senior aku," ujarnya.
Secara akademis Dena cukup pandai sehingga tidak jarang diminta tolong bahkan dia pernah memberikan jawaban saat sedang mengikuti ujian.
Waktu itu dia menjadi diri sendiri tanpa tahu seperti apa seharusnya namun dia belajar untuk memahami dirinya bukan sebagai laki - laki.
"Kalau kita belajar, I'm not like that jadi aku berproses waktu itu bergumul bolak balik sama diri sendiri ini apa sih, salah nggak, kayak gitu," kata dia.
Ketika sedang bergumul dengan diri sendiri, Dena mengakui sangat tidak mudah untuk berbicara secara terbuka kepada kedua orang tuanya. .
Sebelum terbuka dengan orang tua Dena merasa seperti selalu ada dinding yang membuat komunikasi tidak lancar dan jujur.
"Ada sesuatu hal yang aku tutupin, ada sesuatu hal juga yang mereka tuh nggak berani untuk ngomong secara langsung atau nanya. Jadi mereka juga mungkin waktu itu masih proses. Mereka juga pasti bisa melihat anaknya," ujar Dena.
"Apalagi waktu SMA kalau terima rapor aku tuh nggak pernah jelek. Orang tua kalau datang ke sekolah selalu senang karena ada ranking gitu," lanjutnya.
Dena juga mengungkapkan salah satu alasan untuk bersyukur adalah menghargai apa yang sudah dia kerjakan selama yang ternyata berbuah bagi orang lain.(uzu)