Berita Kota Kupang Hari Ini

Rahang Tuna Bakar dan Eksistensi di Tengah Pandemi 

Dia bilang ini recommended banget ya sambalnya, cocok dengan lidah orang Kupang yang suka makan pedes, katanya gitu

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
Ngobrol Asyik Pos Kupang, Owner Warung Rahang Tuna Bakar, Stella Handayani dan Host News Editor Pos Kupang, Apolonia Matilde. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Masa pandemi yang sudah berlangsung selama dua tahun sampai saat ini sangat mempengaruhi eksistensi usaha - usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). 

Setiap pelaku UMKM punya cara tersendiri untuk bertahan dan salah satunya adalah Warung Rahang Tuna Bakar. Warung ini berada di Sentra UMKM ApaSa, di jalan Frans Seda, Bundaran PU, Kota Kupang.

Owner Warung Rahang Tuna Bakar, Stella Handayani, mengungkapkan perjalanan warung ini dalam Ngobrol Asyik Pos Kupang yang dipandu Host - News Editor Pos Kupang, Apolonia Matilde, Kamis, 07/04/2022.  

"Di warung saya Rahang Tuna Bakar di Sentra UMKM ApaSa itu saya jual sebagai menu utamanya itu Rahang Tuna Bakar ada tuna geprek, ada nasi campur juga," kata Stella. 

Baca juga: Pemkot Kupang Sebut Penolakan Bendungan Kolhua Karena Masalah Ini

Dikatakan Stella, rahang tuna yang dipakai tidak diambil dari area Kupang karena berupa tuna premium mulai dari ukuran dan isi dari rahangnya. 

 "Jadi, rahangnya itu ada dagingnya karena kebanyakan, ada beberapa orang yang belum pernah nyoba, tanya, kak ini ada dagingnya nggak sih soalnya ini rahangnya ikan, itu ada dagingnya apa nggak, jangan - jangan kita cuma makan tulang," jelas Stella. 

Dia mengisahkan, awal mula memulai usaha ini sebenarnya karena sang tante yang sudah memulai terlebih dahulu usaha Rahang Tuna Bakar dengan konsep restoran kala itu.  

"Lokasinya waktu itu di depan Taman Nostalgia," ujarnya. 

Baca juga: Pembangunan Bendungan Kolhua, Pengamat: Jika Pindah Lokasi Maka Harus Diproses Ulang dari Awal 

Setelah sang tante pindah ke Jakarta akhirnya Stella meneruskan usahanya karena dia sendiri merupakan pecinta Rahang Tuna Bakar, terutama sambalnya karena memang sambalnya khas dan dijamin tidak akan bisa ditemukan di mana pun.

"Saya pernah ada customer, dia baru pertama kali nyoba dan kayaknya dia bukan dari Kupang, dia sampai kepedesan ngomongnya. Dia bilang ini recommended banget ya sambalnya, cocok dengan lidah orang Kupang yang suka makan pedes, katanya gitu," tutur Stella.

"Sambal kita tuh pedes banget tapi ada yang minta tambah sampai ada yang bilang nggak pedes," tambahnya. 

Terkait respon pasar dari usaha ini, Stella mengatakan, berkaca dari pengalaman sang tante yang sudah me sejak dua tahun lalu, tamu yang datang sampai harus masuk daftar tunggu penuh. Bahkan dalam sehari mereka bisa menjual habis sampai seratusan rahang tuna.

Baca juga: Sekda Kota Kupang Sudah Dengar Ada Staf yang Ditangkap Jaksa

"Setelah saya terusin, saya lebih condong ke gimana nih saya bikin street food aja. Rahang Tuna Bakar tapi versi street food yang harganya lebih murah dibanding waktu di restoran itu," kata Stella..

'So far sih respon masih tetap bagus masih tetap sama pelanggan yang lama dari restoran tante saya pun masih datang ke saya," lanjutnya.

Menjalani usaha dalam masa pandemi Stella tidak memungkiri adanya kendala karena berbagai pembatasan yang dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19 sehingga cara - cara yang dipakai untuk mempromosikan makanannya pun cukup standar seperti melalui media sosial, dari mulut ke mulut bahkan lewat keluarga. 

"Namanya usaha pasti ada yang namanya ramai dan tidak ramai," ungkapnya. 

Baca juga: Desy Ratnasari Sudah 48 Tahun Tapi Masih Betah Menjanda, Terungkap Begini Kriteria Calon Suaminya

Untuk itu, strategi yang dilakukan Stella adalah tetap membuka warungnya baik kerika ada pelanggan atau tidak. Warung Rahang Tuna selalu dibuka sampai jam tutupnya. 

"Kita buka jam 9, 10 nasi campur sudah siap. Rahang juga sudah siap," jelas Stella.

Untuk pemesanan melalui Grab Food dibuka mulai jam 10.00 WITA.

Stella mengatakan, selama menjalani usaha ini, dalam sehari paling banyak melayani pelanggan hingga 30 porsi dan 40 paket. 

"Jadi, kita ada dua tipe, yang paket dengan yang porsi, yang porsi kita jual tanpa nasi dan sayur karena perbedaan ukuran. Paket itu ukurannya lebih medium, lebih kecil tapi sudah termasuk nasi dan sayur," ujarnya. 

Baca juga: China Kembali Alami Ledakan Covid-19,Jumlah KasusTerus Bertanbah Hingga Catat Rrkorr Baru Tertinggi

Terkait bantuan dana selama masa pandemi Stellae mengungkapkan, sejak memulai UMKM ini dia baru sekali mendapatkan bantuan dari Polresta yang adalah bantuan untuk UMKM dan warung - warung yang terdampak Covid sementara dari lembaga leuangan belum ada. 

"Kalau soal dana KUR saya juga kurang tahu teman - teman di Sentra UMKM ApaSa itu ada yang pernah menerima apa nggak tapi kalau saya pribadi sih warung saya belum pernah kecuali bantuan dari Polresta, itu beberapa minggu lalu," terangnya.

Stella mengakui sampai saat ini dia belum terpikirkan untuk kredit mikro karena masih bisa menanganinya sendiri. 

"Mungkin nanti kalau udah kita bikin versi restorannya kembali baru itu (kredit)," tandasnya. 

Baca juga: Realisasi PBB Tertinggi di Sumba Timur, Tiga Camat Dapat Penghargaan

Stella mengatakan, dia memulai usaha ini tanpa ada perencanaan atau persiapan sebelumnya sehingga bagi yang mau memulai usaha Stella menyarankan untuk memulai saja dulu

."Nanti kalau misalnya butuh modal atau apapun juga itu kan bisa nanti dipikirkan untuk pinjaman mikro. Seperti pengalaman saya saat tante saya mau pindah udah mulai bisnis ini duluan dia menawarkan ke saya karena saya penyuka sekali rahang ini," kata dia. 

Untuk pengembangan usahanya sendiri Stella mengakui, beberapa tempat yang saat ini memang lagi ramai pernah menawarkan namun saat ini masih terbatas waktu dan tenaga karena Stella baru memiliki satu karyawan yang membantunya menjalankan usaha ini.(*)

Berita Kota Kupang Hari Ini

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved