Berita Belu Hari Ini

Penduduk Buta Aksara di Desa Asumanu Kabupaten Belu 391 Jiwa

Pasalnya, desa yang memiliki tiga sekolah dasar (SD) itu justru angka buta aksara dan tidak tamat SD tergolong banyak. 

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/TENI JENAHAS
Warga Desa Asumanu menyimak laporan Kepala Desa tentang data penduduk berdasarkan tingkat pendidikan saat kunjungan kerja Bupati Belu, Kamis 7 April 2022.  

Laporan Reporter POS KUPANG. COM, Teni Jenahas

POS KUPANG. COM, ATAMBUA - Berdasarkan data Pemerintah Desa Asumanu, Kecamatan Raihat Kabupaten Belu tahun 2021, jumlah penduduk desa tersebut sebanyak 2.068 jiwa. Rincian laki-laki 1.026 jiwa, perempuan 1.042 jiwa yang tersebar di tujuh dusun. 

Dari jumlah tersebut, penduduk buta aksara atau buta huruf sebanyak 391 jiwa atau 2,72 persen. Jumlah penduduk tidak tamat Sekolah Dasar (SD) 151 jiwa atau 19,01 persen. 

Penduduk tamat SD atau sederajat sebanyak 567 jiwa (46,23 %) tamat SLTP atau sederajat 269 orang (4,09 %), taman SLTA atau sederajat 267 orang (6.04 %) tamat perguruan tinggi 169 orang (3,21 %). Sedangkan penduduk belum sekolah 264 orang. 

Baca juga: WBP Muslim di Rutan Kelas IIB Maumere Gelar Sholat Tarawih dan Buka Puasa Bersama

Demikian dilaporkan Kepala Desa Asumanu, Gervasius Bau dalam kunjungan kerja Bupati Belu dan Wakil Bupati Belu di Desa Asumanu, Kamis 1 April 2022.

Atas laporan kepala Desa Asumanu di bidang pendidikan, Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, SpPD-KGEH,FINASIM menekankan pada masalah buta aksara atau buta huruf dan angka tidak tamat SD. 

Dua hal ini merupakan masalah serius yang harus diperiksa secara komprehensif dan segera ditangani pemerintah.

Pasalnya, desa yang memiliki tiga sekolah dasar (SD) itu justru angka buta aksara dan tidak tamat SD tergolong banyak. 

Baca juga: Anggota DPRD Propinsi Ini Serap Aspirasi di SMAN 2 Cibal Manggarai 

Menanggapi laporan kades Asumanu, Bupati Agus Taolin mempersilahkan Plt Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Eda Fahik untuk menjelaskan teknis penanganan masalah tersebut. 

Eda Fahik mengatakan, masalah buta aksara atau buta huruf serta penduduk yang putus sekolah, SD, SMP dan SMA dapat mengikuti program pendidikan kesetaraan paket yakni paket A setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara SMA. 

Melalui program belajar alternatif ini diharapkan semakin banyak penduduk Desa Asumanu yang mendapat layanan kependidikan. Untuk itu, Plt Kadis pendidikan meminta kepala desa Asumanu segera mendata penduduk yang tidak tamat sekolah. 

Pendataan harus by name by address sehingga memudahkan dinas untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut.

Baca juga: Kumpulan Surat Pendek Dalam Alquran, Bacaan Arab, Latin dan Artinya, Gampang Menghafalnya

Eda Fahik mengatakan, persoalan tersebut akan segera ditindaklanjuti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berkoordinasi dengan kepala sekolah dan pemerintah desa. 

Untuk mengurangi angka putus sekolah terutama SD dan SMP, Eda Fahik meminta kepala sekolah untuk mengecek keaktifan peserta didik di sekolah lalu mencaritahu akar permasalahannya. 

Kepada orang tua diharapkan mendukung pendidikan anak dengan cara memotivasi anak untuk rajin ke sekolah dan rajin belajar. Orang tua juga harus mampu mendidik anak saat berada di rumah. 

Harapan Plt Kadis Dikbud Belu ini didasari oleh kondisi faktual anak-anak SD kelas tinggi masih ada yang belum mampu membaca.

Seharusnya, kemampuan membaca, menulis dan berhitung sudah mahir di kelas rendah yaitu kelas I, II dan III. (*)

Berita Belu Hari Ini

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved