Berita Kota Kupang Hari Ini
Transpuan dan Komunitas KGS Wilayah Timur Indonesia Sambangi Kantor Redaksi Pos Kupang
kedatangan mereka ke Pos Kupang juga untuk mengetahui bagaimana peran media di NTT khususnya Pos Kupang
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG. COM, KUPANG - Komunitas Kesetaraan Gender dan Seksualitas (KGS) dan Transpuan di Indonesia kerap kali masih menghadapi stigma dan pelabelan negatif dari pemberitaan di media massa.
Ini yang terkadang masih dirasakan 6 orang Komunitas KGS dan Transpuan dari wilayah Indonesia Timur, yang disampaikan saat melakukan diskusi di Kantor Redaksi Pos Kupang, Jalan Robert Wolter Monginsidi, Kelurahan Fatululi Kota Kupang. Rabu 6 April 2022.
Para Transpuan dan KGS itu diantaranya, Kikan dari Komunitas Pelangi Gorontalo, Ifan dari Komunitas Pelangi Papua, Fey dari Komunitas Maleo Palu Sulawesi Tengah, Naomi dari Komunitas Waria Manado (Warna), Ecka perwakilan dari Kabupaten Flores Timur NTT, serta Dhalang dari Komunitas Kota Karang Kupang.
Baca juga: Zodiak Cinta Besok 7 April 202, Libra Bingung, Sagitarius Getaran Pada Orang Asing, Gemini Mundur
Kedatangan mereka disambut langsung oleh Koordinator liputan Pos Kupang, Novemy Leo, dan juga Any Toda selaku host Jurnalis Pos Kupang.
Selain bersilaturahmi, kedatangan mereka ke Pos Kupang juga untuk mengetahui bagaimana peran media di NTT khususnya Pos Kupang dalam membangun stigma masyarakat dalam pemberitaan terhadap kaum Transpuan dan KGS.
Di awal diskusi, Novemy Leo memberi kesempatan kepada mereka untuk menceritakan seperti apa media di daerahnya dalam pemberitaan terhadap Kaum Transpuan.
Baca juga: Pemprov NTT Rilis Capaian Kinerja Tiap OPD Tahun 2021, Inspektorat Nilai Tertinggi
Fey, perwakilan dari Komunitas Maleo Palu Sulawesi Tengah mengatakan, di Kota Palu media selalu merangkul dan menjalin kerja sama dengan mereka. Kaum Transpuan selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang diadakan media.
"Salah satu media adalah Tribun Palu, kami memiliki hubungan baik dengan mereka, beberapa kali kami diundang untuk mengisi podcast yang membahas bagaimana kami bisa berdaya, dan tangguh dalam menghadapi stigma serta diskriminasi dari masyarakat, " ucap dia.
Selain itu, lanjut dia, Tribun Palu dalam setiap pemberitaan yang berkaitan dengan Transpuan, mereka selalu diberikan kesempatan untuk mengoreksi berita tersebut sebelum dipublikasikan.
Baca juga: BREAKING NEWS : Timsus Sub - Unit Satuan Reskrim Narkoba Polda NTT Bekuk Oknum Diduga Kurir Narkoba
"Artinya ini baik, mereka memberikan kami kesempatan untuk mengoreksi kata-kata dalam berita yang mungkin bisa mendeskreditkan kami Kaum Transpuan, " ungkapnya.
Hal berbeda diungkapkan Kikan, perwakilan dari Komunitas Pelangi Gorontalo yang menuturkan bahwa sebagian media di daerahnya kontra dalam pemberitaan terhadap kaum Transpuan dan KGS.
Kikan mencontohkan, ada satu pemberitaan yang dinilai menyudutkan mereka Kaum Transpuan. Ketika pihaknya melakukan klarifikasi media tersebut enggan menanggapi.
Baca juga: Askab PSSI Sikka Siap Sukseskan Liga Pelajar Dikmen Sikka
"Sebelum media tersebut menurunkan beritanya, mereka juga tidak klarifikasi ke kami. Di sana itu media kontra sebaliknya masyarakat menerima kami, " tuturnya.
Semua cerita yang mereka sampaikan ditanggapi Novemy Leo. Ia menyampaikan bahwa dalam pemberitaan terhadap kaum rentan media harusnya betul-betul menjaga diksi atau pilihan kata yang digunakan agar tidak menyinggung atau mendiskreditkan Kaum Transpuan maupun KGS.
Untuk Media Tribun sendiri, lanjut dia, telah mengkampanyekan bahwa dalam pemberitaan, media harus ramah terhadap kelompok rentan yang meliputi perempuan, anak, disabilitas, keberagaman gender dan seksualitas.
Baca juga: Zodiak Kesehatan Besok 7 April 2022 :Cancer Kecelakaan Pisces Periksa Kesehatan Scorpio Banyak Minum
"Ini sudah Tribun lakukan pada media online maupun media cetak, " ucapnya.
Lanjut Novemy Leo, media mempunyai peranan besar dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap kaum rentan.
"Kita sepakat bahwa media itu membentuk konstruksi masyarakat untuk bagaimana mengubah persepsi masyarakat terhadap kelompok rentan. Ketika media mendeskripsikan keliru sudah pasti masyarakat tidak akan percaya itu, " tuturnya.
Baca juga: Polres Lembata Terus Salurkan Uang Tunai Bagi Nelayan dan Pedagang
Sebab itu, Novemy menyarankan kepada Kaum Transpuan maupun KGS jika mengalami diskriminasi oleh media, baiknya ditanggapi dengan melapor ke PWI maupun AJI, tanpa harus menanggapi langsung yang dapat menimbulkan masalah baru.
Diakhir diskusi, Kaum Transpuan dan KGS ini mengapresiasi media Pos Kupang dalam pemberitaannya terhadap kaum rentan. Mereka berharap hal ini dapat diikuti oleh media yang ada di daerah mereka.(*)