Perang Rusia Ukraina
Tentara Rusia Dituduh Lakukan Pembataian di Bucha, Biden Desak Pengadilan Kejahatan Perang
Presiden Amerika Serikat , Joe Bidan meminta agar pengadilan Internasonal melakukan penyelidikan untuk mengungkap pihak-pihak yang harus bertanggung j
POS KUPANG.COM -- Kekejaman yang diduga dilakukan pasukan Rusia di Ukraina perlahan mulai terkuak ke publik
Presiden Amerika Serikat , Joe Bidan meminta agar pengadilan Internasonal melakukan penyelidikan untuk mengungkap pihak-pihak yang harus bertanggung jawab
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kejahatan perang dan menyerukan pengadilan atas pembunuhan warga sipil di kota Bucha, Ukraina.
"Anda melihat apa yang terjadi di Bucha," kata Biden kepada wartawan setelah mendarat di Washington dari Delaware, tempat dia menghabiskan akhir pekan. "Ini menjamin dia (Putin) adalah penjahat perang," ujar Biden seperti dilansir Reuters, Selasa (5/4).
Baca juga: 5 Skenario Plan B Rusia Setelah Gagal Rebut Ibu Kota Ukraina dan Gulingkan Presiden Zelensky
Penemuan kuburan massal dan mayat terikat ditembak dari jarak dekat di Bucha, di luar Kyiv, sebuah kota yang direbut pasukan Ukraina dari pasukan Rusia, tampaknya akan menggembleng Amerika Serikat dan Eropa untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Moskow.
"Kami harus mengumpulkan informasi. Kami harus terus menyediakan senjata yang dibutuhkan Ukraina untuk melanjutkan pertempuran. Dan kami harus mendapatkan semua detailnya sehingga ini bisa menjadi kenyataan, mengadakan pengadilan kejahatan perang," kata Biden.
Kremlin dengan tegas membantah tuduhan terkait pembunuhan warga sipil, termasuk di Bucha, di mana dikatakan kuburan dan mayat telah direkayasa oleh Ukraina untuk menodai Rusia

Baca juga: Kisah Pilu Wali Kota Wanita di Ukraina yang Dibunuh Bersama Suami dan Anaknya oleh Militer Rusia
Penasihat Keamanan Nasional Biden Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat akan mencari informasi dari empat sumber untuk membangun kasus kejahatan perang: AS dan sekutunya, termasuk dinas intelijen; Pengamatan Ukraina di lapangan; organisasi internasional termasuk PBB; dan wawancara dari media independen global.
Dia mengatakan Amerika Serikat akan membangun sebuah kasus di Pengadilan Kriminal Internasional atau tempat lain. Amerika Serikat bukan pihak ICC.
Keanggotaan permanen Rusia di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa berarti setiap pertanggungjawaban kejahatan perang dapat diblokir oleh Moskow di badan itu, kata Sullivan
Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: 300 Mayat Sipil Ditemukan di Jalan, Rusia Pembantaian Massal di Bucha
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyebut pembunuhan itu sebagai "genosida" dalam pidatonya dari Bucha pada hari Senin ketika wartawan memasuki kota dan mendokumentasikan kehancurannya.
Pejabat pertahanan AS mengatakan Pentagon tidak dapat secara independen mengkonfirmasi kekejaman tersebut. Sullivan mengatakan Amerika Serikat belum melihat bukti bahwa pembunuhan mencapai tingkat genosida.
Ini bukan pertama kalinya Biden menyebut Putin sebagai penjahat perang sejak dia menginvasi Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebut Moskow sebagai "operasi khusus." Penunjukan itu telah merusak hubungan AS-Rusia, kata Kremlin.
Mengutip apa yang disebutnya gambar "mengerikan", Jim Risch, Republikan terkemuka di Komite Hubungan Luar Negeri Senat mengatakan dalam sebuah pernyataan:
Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina:Presiden Amerika Minta Vladimir Putin Diseret ke Pengadilan Penjahat Perang
"Masyarakat internasional juga harus mengambil langkah-langkah konkret untuk meminta pertanggungjawaban Putin dan kroni-kroninya atas kejahatan perang mereka."
Politisi dari Paratai Demokrat Bob Menendez, ketua komite, mengatakan: "Putin harus bertanggung jawab atas serangan tragis dan biadab ini terhadap warga sipil tak berdosa."
Utusan Biden untuk PBB mengumumkan bahwa Washington juga akan meminta penangguhan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Wali Kota Motyzhyn Ukraina Ditemukan Tewas Terkubur dengan Tangan Terikat Bersama Lina Warga Sipil
Jejak mengerikan ditinggalkan pasukan Rusia saat meninggalkan kota Motyzhyn,, Rusia
Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina:Presiden Amerika Minta Vladimir Putin Diseret ke Pengadilan Penjahat Perang
Otoritas Ukraina menemukan jasad lima warga sipil dengan tangan terikat di sebuah desa di sebelah barat Kyiv, termasuk mayat wali kota Motyzhyn, suami, dan putranya.
Polisi menunjukkan empat jenazah kepada wartawan AFP, termasuk jasad wali kota Motyzhyn yang setengah terkubur di kuburan hutan pinus dekat rumahnya di Kota Motyzhyn.
Sementara jenazah kelima ditemukan di sumur kecil di sebuah taman. Para korban tewas termasuk dua pria yang bukan bagian dari keluarga wali kota, tangan mereka diikat ke belakang.
Baca juga: Wanita Muda Ukraina ini Berhasil Tembak Jatuh 2 Pewat Tempur Rusia, Gunakan Senjata Buatan NATO
Wali Kota Motyzhyn Olga Sukhenko (50), suami, dan putra mereka diculik oleh pasukan Rusia pada 24 Maret, polisi setempat mengatakan. Menurut warga, wali kota dan suaminya menolak bekerjasama dengan pasukan invasi Rusia.

Sebelumnya pada 11 Maret, Wali Kota Melitopol di Ukraina selatan diculik oleh pasukan Rusia tetapi dibebaskan setelah beberapa hari.
Di Bucha, kota yang terletak sekitar 30 kilometer di utara Motyzhyn, mayat warga sipil ditemukan bergelimpangan di jalan-jalan dan di kuburan massal yang memicu tuduhan kejahatan perang.
Artikel lain terkait Perang Rusia Ukraina
Baca berita lain KLIK di Pos Kupang.com
Sebagian artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id berjudul: Rusia Dituding Lakukan Pembataian di Bucha, Biden Desak Pengadilan Kejahatan Perang