KKB Papua
Bawa Senjata Api Saat Memata-Matai Pos Keamanan Di Kago, Ali Teu Kogoya Dihabisi Sebelum Beraksi
Ali Teu Kogoya, salah satu sosok andalan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, menemui ajal di tangan aparat TNI Polri.
POS-KUPANG.COM - Ali Teu Kogoya, salah satu sosok andalan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, menemui ajal di tangan aparat TNI Polri.
Ia ditembak saat sedang memata-matai pos keamanan yang dibangun TNI Polri di Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
Salah satu andalan KKB Papua ini terpaksa ditembak mati karena melakukan perlawanan saat ditankap.
Saat diringkus, Ali Teu Kogoya membawa sebuah tas yang di dalamnya berisi senjata api dan sebuah handphone.
Pada senjata api tersebut terdapat dua peluru. Berbekal senjata api itulah Ali Teu Kogoya melakukan perlawanan dan hendak menembak petugas.
Saat hendak beraksi, petugas lebih sigap sehingga langsung mengambil tindakan tegas terukur.
Ali Teu Kogoya pun jatuh tersungkur dan beberapa saat kemudian menghembuskan nafas terakhir.
Baca juga: Kerap Tebar Teror, Inilah Asal Usul dan Sejarah KKB Papua, Berawal dari OPM yang Ingin Referendum
Saat digerebek, Ali Teu Kogoya sama sekali tak menyadari kalau dirinya telah diintai oleh aparat TNI Polri.
Saat itu, oknum anggota KKB Papua tersebut sedang berada tak jauh dari Pos Keamanan di Kago.
Bila digaris secara lurus, maka Ali Teu Kogoya berada pada jarak sangat dekat, hanya 200 meter dari pos keamanan tersebut.
Keberadaannya di tempat itu dicurigai masyarakat. Pasalnya tanpa ada hujan angin, sosok tersebut tiba-tiba ada di tempat itu.
Atas keberadaannya tersebut, Ali Teu Kogoya diduga sedang melakukan pengintaian sebelum melancarkan aksi beringasnya.
Lantaran posisinya sangat dekat dengan pos keamanan, sehingga dicurigai kalau ia dutugaskan untuk mengintai TKP yang menjadi sasaran penyerangan KKB Papua.
Saat ini, Polda Papua sedang menerapkan taktik baru untuk mempersempit ruang gerak KKB Papua.
Menggunakan taktik memperkuat sistem kota itulah Ali Teu Kogoya terjebak dan akhirnya ditembak sebelum ia melancarkan aksinya.
"Ya, Personel Satgas Operasi Damai Cartenz menembak mati Ali Teu Kogoya (ATK) yang diduga kuat merupakan anggota KKB pimpinan Lekagak Telenggen."
Baca juga: Serang Pos Satgas Mupe hingga Dua Prajurit Tewas, TNI Beri Peringatan Keras untuk KKB Papua
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengatakan, senjata api yang dibawa Ali Teu Kogoya itu, berasal dari Undius Kogoya.
Untuk diketahui, ALi Teu Kogoya ditembak di Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
"TKP itu tidak jauh dari pos keamanan dan Polsek, kalau garis lurus itu cuma 200 meter saja. Kejadian satu bulan lalu yang masyarakat kena tembak itu, juga di daerah situ."
"Tentunya kalau dia sedang di situ ada yang sedang diamati," ujar Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani, di Jayapura, Senin 4 April 2022.
Menurut Faizal, keberhasilan aparat keamanan mendeteksi keberadaan ATK merupakan perintah Kapolda Papua kepada Polres di daerah rawan untuk memperkuat pengamanan di dalam kota.
"Satu minggu yang lalu, Kapolda sudah memerintahkan lima kapolres untuk menyusun sistem kota sehingga keberadaan masing-masing kelompok (KKB) bisa diantisipasi untuk menyerang masyarakat umum ataupun TNI-Polri.
Ini salah satu indikasi kalau sistem ini mulai berdampak," kata dia.
Sepucuk senjata api jenis FN 46 AK dengan nomor seri EA 1520077 yang berisi dua butir peluru di dalam magazen disita dari tangan Ali Kogoya.
Baca juga: Serang Pos Satgas Mupe hingga Dua Prajurit Tewas, TNI Beri Peringatan Keras untuk KKB Papua
Barang bukti tersebut lalu diamankan di Polres Puncak.
Sementara, jenazah Ali Kogoya dievakusai ke Puskesmas Ilaga.
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengatakan, senjata api yang dibawa Ali Kogoya berasal dari Undius Kogoya.
Undius Kogoya sendiri dikenal sering melancarkan teror di Puncak, Puncak Jaya hingga Intan Jaya.
Belum lama ini, Satgas Cartenz juga menembak dua anggota KKB di Nabire yakni Toni Tabuni (24) dan Kais Tabuni (25).
Daftar kejahatan Toni Tabuni disebut cukup banyak karena ada sembilan laporan polisi yang melibatkan dirinya.
Salah satunya adalah, kasus penembakan mantan Kepala BIN Daerah Papua di Beoga, Kabupaten Puncak, pada 25 April 2021.
KKB Papua Ancam TNI Polri
KKB Papua seakan tak kenal takut. Mereka terus melancarkan aksinya, walau hal itu sesungguhnya mudah untuk dilumpuhkan TNI Polri.
Aksi terbaru kelompok kriminal bersenjata itu terlihat dari sebuah video yang beredar, memperlihatkan kelompok separatis di Papua menembak helikopter
Dalam video tersebut, beberapa anggota kelompok separatis terlihat menenteng senjata laras panjang.
Bahkan salah satu anggota kelompok separatis tersebut diduga menggunakan senjata yang dibekali pelontar granat.
Aoknum tersebut terlihat membidik senjata ke arah langit ketika terdengar deru mesin helikopter.
Bunyi letusan senjata api pun terdengar bersahut-sahutan saat helikopter itu mendekat.
Dalam video itu terlihat pula sekitar lima anggota KKB Papua menenteng senjata laras panjang.
Baca juga: Kepulan Asap Jadi Tanda KKB Papua Beraksi di Intan Jaya, Sekolah Dibakar Guru Dipukul, Ini Pelakunya
Di akhir video, sang perekam memperlihatkan satu helikopter yang sedang terbang.
Diduga, helikopter itulah yang berusaha ditembak dan dijatuhkan para anggota KKB Papua.
Tidak diketahui pasti kapan dan di mana video tersebut direkam.
Sebby Sambom Ungkin Kanibalisme
Petinggi sekaligus juru bicara kelompok separatis di Papua, Sebby Sambom memberi peringatan keras kepada pemerintah Indonesia.
Sebby Sambom meminta pemerintah Indonesia berhenti mengirim militer ke wilayah Papua.
Dalam peringatannya, Sebby Sambom mengungkit soal kanibalisme yang ia sebut sebagai kebiasaan pendahulunya.
“Kami berikan peringatan keras kepada Indonesia untuk tidak main-main dengan kami Bangsa Papua. Kami orang Yali adalah Suku Canibal Tribe di Papua, dan kami sudah mulai haus darah manusia,” kata Sebby Sambom dalam keterangan tertulis yang disebarkan di media sosial.
Secara terang-terangan, Sebby Sambom mengungkap soal tradisi kanibalisme yang dulu dilakukan ayahnya.
Ia menyampaikan hal tersebut sebagai bentuk peringatan kepada Pemerintah Indonesia.
“Saya Sebby Sambom, anak seorang panglima perang di Yali Utara. Dulu Ayah saya bunuh orang dan pesta dansa dengan daging manusia, dan darah itu ayah saya ada mengalir di tubuhku,” ujar Sebby Sambom.
Peringatan yang dikeluarkan Sebby Sambom merupakan respon kasus pembunuhan terhadap keluarga seorang prajurit TNI di Kabupaten Yalimo, Papua.
Sebby Sambom menegaskan, kasus pembunuhan itu bukan ulah kelompoknya.
Menurut Sebby Sambom, tidak ada basis kelompoknya yang saat ini berada di Kabupaten Yalimo.
Ia bahkan menjamin wilayah tersebut merupakan salah satu tempat paling aman di Papua.
“Di Yalimo itu tidak ada kelompok kriminal, karena dari sejak nenek moyang sampai hari ini tidak ada kriminal, apa lagi maling kecil pun tidak ada,” kata Sebby Sambom
“Yalimo itu negeri yang damai dan aman,” tambahnya.
Baca juga: Sosok Egianus Kogoya, Pemimpin KKB Papua yang Tembak Letda Iqbal dan Pratu Wilson Here hingga Tewas
Sebyy Sambom mengaku jengkel dengan pemberitaan yang menyebutkan kasus pembunuhan itu dilakukan salah satu kelompoknya.
Sosok yang pernah mendekam di penjara atas tuduhan makar itu memperingatkan pemerintah Indonesia untuk tidak menuduh kelompoknya.
Bahkan Sebby Sambom berani mengancam bakal melakukan tindakan kekerasan jika peringatannya tak didengarkan.
“Oleh karena itu kami berikan Peringatan Keras kepada Indonesia untuk tidak main-main dengan kami Bangsa Papua,” katanya.
“Kami sudah mulah haus darah manusia, oleh karena itu kami tegaskan sekali lagi bahwa Pemerintah Indonesia jangan main-main dengan kami Bangsa Papua,” ujar Sebby Sambom menambahkan. (*)